Sing sing sing along sing along with Mommy
Sing sing sing along sing along with Children
Lagu ini saya ketahui ketika Nasta mengikuti kelas Gymboree. Lagu diatas dinyanyikan sambil memukul drum pada saat Music Class. Alhamdulillah, pada saat itu Nasta bisa mengikuti kegiatan ini sejak dia berumur 7 bulan. Sedangkan Nara - adiknya, hingga diusianya yang 10 bulan ini, belum mengikuti kegiatan apapun. Untung nya, saya masih hafal lagu-lagu ala Gymboree itu.
Sejak Nasta dikandungan, saya sudah menyiapkan diri dengan CD / kaset lagu klasik (maklum anak pertama). Setelah Nasta lahir, koleksi buku dongeng sudah lumayan banyak begitu juga dengan lagu-lagu Nursery Rhymes atau lagu-lagu anak versi lokal. Dari mulai lullaby sampai untuk joget, dari mulai nina bobo sampai lagu Barney. Well, tidak smua lagu saya hafal. Tapi boleh lah di uji kemampuan saya.
Saya pernah ikutan Bina Vokalia asuhan Bapak Pranadjaja (alm.). Cukup lama - 6 tahun. Sependek ingatan saya, suara saya sih jauh dari lumayan, hehehe... tapi tingkat percaya diri saya, lumayan lah untuk anak seusia saya pada saat itu. Ditambah nilai 9 selalu di tangan untuk pelajaran kesenian. Bukan hanya jago kelas kalo di suruh maju oleh Bapak / Ibu guru, tapi pemahaman tentang not balok pun menambah point sendiri.
Tapiiiiiiii.... hikmah lain yang saya dapatkan adalah, dan saya amat sangat bersyukur untuk hal ini, saya tidak pernah kekurangan stok lagu di kala menidurkan anak-anak saya. Lumayan banget kan? Dan dipastikan kedua anak saya, akan punya kenangan tersendiri karena, ibu nya selalu bernyanyi.
Stok lagu bertambah ketika Nasta di Gymboree, lalu Nasta suka nonton Barney - banyak sekali kan lagu-lagu Barney, dan sedikit yang saya hafal :( Lalu ketika Nasta masuk preschool, saya 'kecolongan'. Karena saya tidak mendampingi Nasta di sekolah, jadi dia belajar nyanyi sendiri. Dan kalo dia memamerkan lagu baru nya, saya hanya bisa bengong dan tidak bisa bantu jika salah. Kadang saya suka tanya ke gurunya, lagu apa yang baru diajarkan. Jika kebetulan saya tahu, saya ajarkan. Jika tidak, terpaksa Nasta nyanyi sendirian.
Lucunya, saya suka menyanyikan lagu-lagu semasa saya kecil. Eits.. bukan lagu yang memang wajar untuk dinyanyikan sebenarnya, seperti Balon ku, Pelangi pelangi, de el el, de es be. Gini deh, masih pada hafal ga lagu iklan POSYANDU? Kalo suka nonton TVRI, mungkin masih ingat dikit, karena saat ini iklan layanan masyarakat untuk menggiatkan POSYANDU lagi aktif. Tapi itu pun tidak ada liriknya, hanya musik aja. Nah, suatu hari, Nasta di suruh menyanyi oleh Miss nya di depan kelas. Dengan percaya diri tinggi, dia maju dan mulai bernyanyi. Alhasil, teman-temannya tidak ada yang bisa ngikutin, Miss nya pun hanya bisa tertawa dan tidak tahu juga lirik nya (iya lah, Miss nya kan lebih muda dari saya). Ya iya lah.. mau tau lagu nya kan? Ini lho...
Aku anak sehat tubuh ku kuat
Karena ibu ku rajin dan cermat
Semasa aku bayi selalu diberi ASI
Makanan bergizi dan imunisasi
Berat badan ku di timbang selalu
POSYANDU menunggu setiap waktu
Jika aku diare ibu telah waspada
Pertolongan oralit telat siap sedia
Hihihihihihihihihi.... top abis kan anak ibu Meli.
Atau yang ini:
Kembang gula Sugus ramai rasanya
Digemari oleh tua dan muda
Kembang gula Sugus aneka rasa
Kembang gula Sugus pilihan kita
Dan saya mengajari Nasta lagu itu sambil bermain tepuk tangan, hehehe... permainan saya dulu waktu SD.
Saya juga belajar lagu-lagu baru nya Nasta kok. Dan saat ini saya lagi menyukai lagu Rain Rain Go Away. Lets sing together...
Rain rain go away
Come again another day
Little Children want to play
Rain rain go away
atau
Ring around the rosey
A pocket full of posey
Ashes ashes
We all fall down
(note, permainannya sambil berpegangan tangan dan mutar-mutar, big circle. Begitu kalimat terakhir, kita menjatuhkan badan :D Seru kan?)
Bernyanyi itu menyenangkan, dan pastinya jadi berguna setelah punya anak.
So lets sing together... SING SING SING ALONG SING ALONG WITH MOMMY, SING SING SING ALONG SING ALONG WITH CHILDREN.
A mother of two beloved daughters, Nasta and Nara. A lovely wife for my lovely hubby.
Friday, December 01, 2006
Thursday, November 23, 2006
No subject
Suatu hari saya blogwalking ke rumah mba' Lita. Subhanallah, smoga saya bisa mendidik anak-anak saya menyerupai mba' Lita ini. Anak-anak nya lelaki semua, tiga orang. Dan Subhanallah, kalo dari cerita yang mba' Lita tuturkan, anak-anak blio, santun dan cerdas smua. Di tambah, rajin beribadah. Memang ga salah penilaian orang-orang, anak bajingan - lihat lah orang tua nya. Anak santun - lihat lah orang tua nya.
Mungkin selain karena takut ma' Tuhan (ciee...), alasan saya waktu remaja tidak berbuat "tercela" adalah wejangan ibu saya. Blio wanti-wanti bilang, "Jangan pernah bikin malu ibu dan bapak." Hehehe.. jadi apapun tindakan dan perilaku saya, baik yang akan maupun sudah dilakukan, saya harus berpikir - apakah akan bikin malu orang tua? Alhamdulillah, sampai saya menikah, saya merasa tidak pernah bikin malu orang tua. Kalo bikin susah? Wallahualam. Pasti pernah lah... hehehehe... pulang malem, dugem, pergi diving, dan lain lain. Yah... namanya juga anak.
Masalah rumah tangga orang lain, sedikit banyak pastinya membuat kita belajar juga kan? Terlalu sayang dan sibuk meladeni anak-anak, tanpa menghiraukan suami, that's a big MISTAKE. Suami selingkuh, sebaiknya para istri introspeksi diri juga. Apa yang salah dengan diri kita. Kalo kita merasa sudah bertingkah laku dan melakukan tugas -keistrian- kita dengan baik, tapi suami masih selingkuh... SUAMI NYA EMANG KEGATELAN. Istri cantik, baik hati, penuh perhatian tapi suami masih selingkuh? Itu naluri lelaki. Gila! Enak banget jadi lelaki yah?
Atau cerita lain, seorang ibu yang sampai usia tua nya, masih harus "bertanggung jawab" terhadap anak-anaknya. Sampai (kesannya) rela dimanfaatkan oleh anak-anaknya. Itu salah siapa yah? Kebiasaan meladeni anak-anak sampai akhirnya mreka dewasa pun kebiasaan diladeni? Ah... saya ga mau seperti itu.
Gambaran ideal kehidupan saya di masa tua adalah, setelah berhasil mendidik anak-anak supaya mereka mandiri. Saya akan menikmati masa tua saya bersama suami. Berdua saja. Liburan ke tempat-tempat yang belum atau sudah -dan meninggalkan kenangan- pernah kami kunjungi. Tidak tergantung kepada anak, pun sebaliknya. Tapi jangan salah, hubungan kami tetap terjalin dengan mesra. Anak-anak menikah dan punya kehidupan sendiri. Saya akan datang jika mreka membutuhkan. Atau hanya sekedar menengok cucu. Tanpa mencampuri pola hidup yang akan mreka jalani. Mungkin mreka akan meng-adapt apa yang telah kami ajarkan, smoga mreka lebih baik dari kami kelak. Amien.
(kok saya jadi bingung sendiri, sebenarnya apa sih yang mau saya ceritakan?)
Mungkin selain karena takut ma' Tuhan (ciee...), alasan saya waktu remaja tidak berbuat "tercela" adalah wejangan ibu saya. Blio wanti-wanti bilang, "Jangan pernah bikin malu ibu dan bapak." Hehehe.. jadi apapun tindakan dan perilaku saya, baik yang akan maupun sudah dilakukan, saya harus berpikir - apakah akan bikin malu orang tua? Alhamdulillah, sampai saya menikah, saya merasa tidak pernah bikin malu orang tua. Kalo bikin susah? Wallahualam. Pasti pernah lah... hehehehe... pulang malem, dugem, pergi diving, dan lain lain. Yah... namanya juga anak.
Masalah rumah tangga orang lain, sedikit banyak pastinya membuat kita belajar juga kan? Terlalu sayang dan sibuk meladeni anak-anak, tanpa menghiraukan suami, that's a big MISTAKE. Suami selingkuh, sebaiknya para istri introspeksi diri juga. Apa yang salah dengan diri kita. Kalo kita merasa sudah bertingkah laku dan melakukan tugas -keistrian- kita dengan baik, tapi suami masih selingkuh... SUAMI NYA EMANG KEGATELAN. Istri cantik, baik hati, penuh perhatian tapi suami masih selingkuh? Itu naluri lelaki. Gila! Enak banget jadi lelaki yah?
Atau cerita lain, seorang ibu yang sampai usia tua nya, masih harus "bertanggung jawab" terhadap anak-anaknya. Sampai (kesannya) rela dimanfaatkan oleh anak-anaknya. Itu salah siapa yah? Kebiasaan meladeni anak-anak sampai akhirnya mreka dewasa pun kebiasaan diladeni? Ah... saya ga mau seperti itu.
Gambaran ideal kehidupan saya di masa tua adalah, setelah berhasil mendidik anak-anak supaya mereka mandiri. Saya akan menikmati masa tua saya bersama suami. Berdua saja. Liburan ke tempat-tempat yang belum atau sudah -dan meninggalkan kenangan- pernah kami kunjungi. Tidak tergantung kepada anak, pun sebaliknya. Tapi jangan salah, hubungan kami tetap terjalin dengan mesra. Anak-anak menikah dan punya kehidupan sendiri. Saya akan datang jika mreka membutuhkan. Atau hanya sekedar menengok cucu. Tanpa mencampuri pola hidup yang akan mreka jalani. Mungkin mreka akan meng-adapt apa yang telah kami ajarkan, smoga mreka lebih baik dari kami kelak. Amien.
(kok saya jadi bingung sendiri, sebenarnya apa sih yang mau saya ceritakan?)
Friday, November 17, 2006
Personal Test
Permainan ini harus dijawab spontan
Bayangkan kamu sedang berada di suatu taman bermain. Disana kamu sedang mengantri permainan jet coaster. (1) Berapa lama waktu yang kamu perlukan untuk giliran mu bermain jet coaster tersebut? Kamu sudah duduk di kursi jet coaster, berjalan pelan menuju puncak nya. Sampai di puncak, (2) Apa expresi / reaksi kamu? Lalu bayangkan jika jet coaster tersebut melewati genangan air (seperti Niagara), kamu kecipratan air nya, (3) Ungkapan atau reaksi apa yang kamu lakukan? Setelah itu kamu naik carosel, kuda yang kamu tunggangi tidak berjalan seperti kuda-kuda yang lain. Kuda kamu tidak mau naik turun, (4) Apa yang kamu lakukan?
Jawaban Meli:
1. 30 menit
2. tertawa ngakak
3. MONYET!!!!
4. ganti kuda
Hehehe... pengen tau makna dibalik jawaban saya ini? Hahahaha... jadi malu (blushing icon).
Pertanyaan pertama, itu waktu yang saya perlukan untuk foreplay :D (lama yah bow!)
Pertanyaan kedua, saat orgasme reaksi saya adalah tertawa ngakak, hahahahahah...
Pertanyaan ketiga, saat pasangan "keluar" duluan, saya teriak "MONYET" hehehe....
Pertanyaan keempat, saat pasangan mengalami disfungsi, huahahahahaha... ga tega sih... tau kan apa tindakan saya.... hehehehe.....
Ayo, coba test, jawaban di tulis di comment saya yah.
Sumber: Buku Kokology.
Bayangkan kamu sedang berada di suatu taman bermain. Disana kamu sedang mengantri permainan jet coaster. (1) Berapa lama waktu yang kamu perlukan untuk giliran mu bermain jet coaster tersebut? Kamu sudah duduk di kursi jet coaster, berjalan pelan menuju puncak nya. Sampai di puncak, (2) Apa expresi / reaksi kamu? Lalu bayangkan jika jet coaster tersebut melewati genangan air (seperti Niagara), kamu kecipratan air nya, (3) Ungkapan atau reaksi apa yang kamu lakukan? Setelah itu kamu naik carosel, kuda yang kamu tunggangi tidak berjalan seperti kuda-kuda yang lain. Kuda kamu tidak mau naik turun, (4) Apa yang kamu lakukan?
Jawaban Meli:
1. 30 menit
2. tertawa ngakak
3. MONYET!!!!
4. ganti kuda
Hehehe... pengen tau makna dibalik jawaban saya ini? Hahahaha... jadi malu (blushing icon).
Pertanyaan pertama, itu waktu yang saya perlukan untuk foreplay :D (lama yah bow!)
Pertanyaan kedua, saat orgasme reaksi saya adalah tertawa ngakak, hahahahahah...
Pertanyaan ketiga, saat pasangan "keluar" duluan, saya teriak "MONYET" hehehe....
Pertanyaan keempat, saat pasangan mengalami disfungsi, huahahahahaha... ga tega sih... tau kan apa tindakan saya.... hehehehe.....
Ayo, coba test, jawaban di tulis di comment saya yah.
Sumber: Buku Kokology.
Wednesday, November 15, 2006
Karaoke
Dah lama banget sy ga pergi karaoke. Kapan yah terakhir karaoke?? oooo.... ulang tahun saya tahun lalu, itu pun hanya saya hadiri pas di ujung acara. Karena saya harus mengantarkan orang tua ke Bekasi setelah dinner di Citos, parahnya jalanan menuju Bekasi saat itu, PARAH BANGET. Masih segar dalam ingatan rasanya, dari Citos jam 9 malam, sampai Bekasi jam 11.15 Pfuih...
Nah, Jum'at kemaren dalam rangka farewell 2 orang teman yang resign, dan 2 orang teman yang berulang tahun, kami hampir satu kantor (banyak deh pokoknya), pergi karaoke di Inul Vista Pasar Festifal. Saat itu saya berpikir, pengen sedikit "bersenang-senang". Jangan kira saya bisa nyanyi, suara saya sangat jauh dari bagus (cukup sadar kan :D)
Tapi mengikuti orang nyanyi, ikut berjoget heboh dan aktif memainkan keyboard untuk memilih lagu-lagu yang akan dinyanyikan, itu sudah cukup membuat saya HAVING FUN.
Melihat teman-teman pada happy, seperti melupakan sejenak kejenuhan kerjaan kantor. Melihat "asli" nya kelakuan teman-teman yang seolah-olah seperti anak kecil. Berteriak, melompat, bernyanyi.... ah.. senang nya...
Jadi kangen dengan teman-teman lama yang dulu sering karaoke bareng. Miss u very much.
note: foto menyusul, kalo udah dapet dari Garry.
Nah, Jum'at kemaren dalam rangka farewell 2 orang teman yang resign, dan 2 orang teman yang berulang tahun, kami hampir satu kantor (banyak deh pokoknya), pergi karaoke di Inul Vista Pasar Festifal. Saat itu saya berpikir, pengen sedikit "bersenang-senang". Jangan kira saya bisa nyanyi, suara saya sangat jauh dari bagus (cukup sadar kan :D)
Tapi mengikuti orang nyanyi, ikut berjoget heboh dan aktif memainkan keyboard untuk memilih lagu-lagu yang akan dinyanyikan, itu sudah cukup membuat saya HAVING FUN.
Melihat teman-teman pada happy, seperti melupakan sejenak kejenuhan kerjaan kantor. Melihat "asli" nya kelakuan teman-teman yang seolah-olah seperti anak kecil. Berteriak, melompat, bernyanyi.... ah.. senang nya...
Jadi kangen dengan teman-teman lama yang dulu sering karaoke bareng. Miss u very much.
note: foto menyusul, kalo udah dapet dari Garry.
Friday, November 03, 2006
PRT aka Maid aka Bedinde
Sudah bisa ditebak, sekarang ini, most of people in Jakarta are looking for MAID. Kebutuhan ini smakin mendesak, karena MOSTLY banyak pekerja wanita yang sudah harus masuk kantor lagi, berkutat dengan urusan kerjaan kantor.
Saya sendiri, terpaksa harus menitipkan anak-anak ke orang tua saya di Bekasi pada awal kerja Senin kemaren. Padahal Kakak Ata sudah harus masuk sekolah di hari yang sama. Tidak ada pilihan, karena mertua saya (note: saya tinggal di mertua) tidak bisa saya titipkan anak tanpa pengasuh. Alhamdulillah, pengasuh Nara datang hari Rabu kemaren. Tapi bukan berarti saya bisa bernafas lega. Karena mba' nya Nasta tidak kembali. :(
PRT aka Maid aka Bedinde atau kalo di Singapore namanya PLRT (Penata Laksana Rumah Tangga), thanks Han, saya jadi tau istilah ini. Masalah klasik dalam kehidupan manusia saat ini. Orang-orang yang terbiasa punya PRT, pasti akan kerepotan setengah mampus saat mba-mba ini pulang kampung. Tapi orang-orang yang terbiasa bekerja sendiri, akan menyikapinya dengan santai. Saya pribadi, bukan lah pembantu mania. Dari dulu orang tua saya terbiasa tidak punya pembantu. Walaupun bukan berarti saya jadi rajin skali atau jadi pintar masak. Hehehe, ga juga sih. Biasa aja kok. Percaya ga percaya, sampai saat ini, bapak saya masih aktif mencuci pakaian, membuang sampah ke tempat pembuangan, memasak jika perlu, menguras bak mandi, dan lain-lain. Ibu saya juga alhamdulillah, masih aktif memasak, meneriska baju (pasangan yang klop kan, bapak mencuci dan ibu meneriska :D), bebenah rumah, dan lain-lain. Jadi saya berusaha menyikapi bahwa PRT itu hanya MEMBANTU kerjaan rumah kita. Bukan MENGAMBIL ALIH kerjaan rumah. Tapi ntah lah, kenapa yang saya dapatkan, pembantu jadi (terpaksa dan dipaksa) AMBIL ALIH kerjaan rumah yah?? Ngomel-ngomel kalo masakan mreka tidak sesuai lidah, gerutu kalo cara menyapu dan mengepel mreka tidak sesuai dengan yang kita mau, bekerja lebih dari 12 jam tiap hari.
Pfuih...
Berharap punya PRT yang jujur, setia dan dapat diandalkan.. hari gini? Jujur itu emang NOMOR SATU. IT'S A MUST. Setia?? Wallahualam. Dapat diandalkan? Itu kayanya harus disesuaikan dengan ekspektasi kita sebagai majikan ke mereka deh. Eh, kalo saya, ada satu hal lagi deh.. PRT itu musti "bersih". Iya dong, mreka kan keluar masuk kamar kita, main ma' anak-anak, dll,dsb, kalo mreka ga bersih, apa kata dunia persilatan? (apa sih Mel??)
Untuk saya, saat ini yang terpenting adalah ada orang yang bisa menjaga/mengasuh anak-anak saya dengan baik. Anak-anak saya makan tepat waktu, mandi tepat waktu, menemani mreka bermain di kala saya atau suami di luar rumah.
Oooh.. pembantu... butuh ga butuh.... tapi sekarang lagi butuh... :D
Jadi, kalo ada yang punya PRT extra, silahkan hubungi saya. Terima kasih.
Saya sendiri, terpaksa harus menitipkan anak-anak ke orang tua saya di Bekasi pada awal kerja Senin kemaren. Padahal Kakak Ata sudah harus masuk sekolah di hari yang sama. Tidak ada pilihan, karena mertua saya (note: saya tinggal di mertua) tidak bisa saya titipkan anak tanpa pengasuh. Alhamdulillah, pengasuh Nara datang hari Rabu kemaren. Tapi bukan berarti saya bisa bernafas lega. Karena mba' nya Nasta tidak kembali. :(
PRT aka Maid aka Bedinde atau kalo di Singapore namanya PLRT (Penata Laksana Rumah Tangga), thanks Han, saya jadi tau istilah ini. Masalah klasik dalam kehidupan manusia saat ini. Orang-orang yang terbiasa punya PRT, pasti akan kerepotan setengah mampus saat mba-mba ini pulang kampung. Tapi orang-orang yang terbiasa bekerja sendiri, akan menyikapinya dengan santai. Saya pribadi, bukan lah pembantu mania. Dari dulu orang tua saya terbiasa tidak punya pembantu. Walaupun bukan berarti saya jadi rajin skali atau jadi pintar masak. Hehehe, ga juga sih. Biasa aja kok. Percaya ga percaya, sampai saat ini, bapak saya masih aktif mencuci pakaian, membuang sampah ke tempat pembuangan, memasak jika perlu, menguras bak mandi, dan lain-lain. Ibu saya juga alhamdulillah, masih aktif memasak, meneriska baju (pasangan yang klop kan, bapak mencuci dan ibu meneriska :D), bebenah rumah, dan lain-lain. Jadi saya berusaha menyikapi bahwa PRT itu hanya MEMBANTU kerjaan rumah kita. Bukan MENGAMBIL ALIH kerjaan rumah. Tapi ntah lah, kenapa yang saya dapatkan, pembantu jadi (terpaksa dan dipaksa) AMBIL ALIH kerjaan rumah yah?? Ngomel-ngomel kalo masakan mreka tidak sesuai lidah, gerutu kalo cara menyapu dan mengepel mreka tidak sesuai dengan yang kita mau, bekerja lebih dari 12 jam tiap hari.
Pfuih...
Berharap punya PRT yang jujur, setia dan dapat diandalkan.. hari gini? Jujur itu emang NOMOR SATU. IT'S A MUST. Setia?? Wallahualam. Dapat diandalkan? Itu kayanya harus disesuaikan dengan ekspektasi kita sebagai majikan ke mereka deh. Eh, kalo saya, ada satu hal lagi deh.. PRT itu musti "bersih". Iya dong, mreka kan keluar masuk kamar kita, main ma' anak-anak, dll,dsb, kalo mreka ga bersih, apa kata dunia persilatan? (apa sih Mel??)
Untuk saya, saat ini yang terpenting adalah ada orang yang bisa menjaga/mengasuh anak-anak saya dengan baik. Anak-anak saya makan tepat waktu, mandi tepat waktu, menemani mreka bermain di kala saya atau suami di luar rumah.
Oooh.. pembantu... butuh ga butuh.... tapi sekarang lagi butuh... :D
Jadi, kalo ada yang punya PRT extra, silahkan hubungi saya. Terima kasih.
Tuesday, October 31, 2006
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1427 H
Untuk segala kekhilafan
Untuk segala kealpaan
Untuk segala ucapan yang menyakitkan
Untuk segala tingkah laku yang menyebalkan
Untuk semua hal yang merugikan orang lain
Ijinkan saya mengucapkan, "Minal Aidin Wal Fa'idzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin"
Untuk segala kealpaan
Untuk segala ucapan yang menyakitkan
Untuk segala tingkah laku yang menyebalkan
Untuk semua hal yang merugikan orang lain
Ijinkan saya mengucapkan, "Minal Aidin Wal Fa'idzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin"
Friday, October 06, 2006
4th Anniversary
November 2001, kami resmi mengukuhkan hubungan. Waktu itu saya tanya, "mau seberapa serius nih?" dan di jawab, "serius mau menikah". Hehehe, jangan heran dulu yah. Emang sependek ingatan saya, justru saya yang agresif. Hahaha.. abis, dah terbukti kan sayang, gw cuekin bentar, jalan ma' daun muda, lo udah kelabakan. Hihihi...
Mulai lah perjalanan panjang, kemang - bekasi. Iya, dulu abang kost di Kemang. Untung BBM belum semahal sekarang yah? Sejak itu pula, 'mayan deh, pulang kantor di antar terus. Kecuali kalo abang lembur, (dulu sih sering lembur nya yah?). Duh, kantor Blok-M penuh kenangan itu. Hasil kerjasama yang baik antara gw, lutfi, margie dan rickson, akhirnya masing-masing berhasil sampai pelaminan. Ya ampun lucu banget deh kalo ingat banyak kejadian seru, konyol, norak dan ngangenin. Aduh.. Ji, kapan nih kita double date lagi? Kangen.
Lalu mulailah kami berdua menabung untuk menggelar akad nikah dan syukuran sederhana ala kami. Mengingat, ini acara kami dan smua biaya haruslah dari kami. Intinya orang tua hanya merestui. Untung nya kami berdua sama-sama mencoba realistis aja, acara diadakan sesuai dengan dana yang ada. Tidak boleh ada hutang piutang setelah pesta usai. Alhamdulillah, rejekinya calon penganten, ada aja. Jadilah kami bisa menggelar syukuran sederhana di Gedung Bharawidya Sasana. Smua kami urus berdua, mulai cari catering, pelaminan, oh iya, karena orang tua kami berasal dari Sumatera Barat, jadilah kami memakai adat minang. Duh, ngebayangin pake sunting setinggi rumah gadang (hiperbola dikit boleh kan?) kayanya dah pusing duluan. Walaupun bapak saya orang Jogjakarta, tapi tidak ada tuh yang cari hari baik bulan baik. Kami hanya berpikir semua hari adalah baik, dan yang tidak kalah penting pada saat itu, gedung perkawinan yang kosong tanggal berapa? hehehehe... itu lah hari pernikahannya.
Singkat cerita, prosesi ijab kabul, Alhamdulillah berjalan lancar. Menangis? bohong aja lah kalo ga. Dikit sih, karena saya harus tahan supaya tidak terlalu heboh, mengingat saya menggunakan contact lens pada saat itu. hahahaha... Smoga kami berdua bisa menjadikan rumah tangga kami sakinah, mawaddah, warrohmah.. Amieen... amien ya robbal alamin.
Tahun ini, 6 Oktober 2006 adalah tahun keempat pernikahan kami. Masih banyak yang perlu kami pelajari dari diri kami masing-masing. Masih banyak perbedaan-perbedaan yang harus kami samakan, masih perlu tenggang rasa yang tidak sedikit untuk menghadapi seorang pria yang berbeda dengan diri saya.
Harapan saya pribadi, smoga saya bisa menjadi seorang istri yang sabar dan ikhlas dalam menemani kemanapun langkah suami. Smoga saya bisa menjadi seorang istri yang menyenangkan buat suami, partner dan teman hidup dunia akhirat. Amien.
Doakan kami, smoga pernikahan kami selalu dilindungi Allah SWT. Dijauhkan dari godaan, diberkahi Allah SWT. Amien amien ya robbal alamin.
Untaian Do'a
Oleh : KH Abdullah Gymnastiar
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru , laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiirun, laa ilaaha illallaahu wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah.
Duhai Allah,
Duhai yang mendetakkan jantung ini,
Duhai yang selalu memberikan makan kepada hamba-hambaMu ini,
Duhai yang memberikan air yang sejuk di kala kami dahaga,
Duhai yang mengaruniakan kantuk di kala kami lelah,
Duhai yang selalu mengurus diri-diri kami di kala kami tertidur pulas,
Hanya Engkaulah Yang Maha Agung,
Ya Allah, betapapun kami menghianatiMu setiap waktu tapi tiada suatu saat pun terputus Engkau memberi nikmat kepada kami,
Ya Allah jadikanlah hari ini menjadi hari ampunan bagi segala kebusukan kami.
Penghapus bagi seluruh dosa-dosa kami, hari dimana Engkau singkapkan tabir dari hati kami, hari dimana Engkau gantikan segala kegelapan dengan cahaya di qolbu ini.
Ya Allah, kami ingin merasakan indahnya hidup dekat denganMu,
Kami ingin hari-hari yang tersisa ini menjadi hari-hari yang selalu akrab bersamaMu, kami lelah jauh dariMu ya Allah , kami tidak ingin terpuruk dan terhina karena tenggelam dalam kemaksiatan.,
Berikan kepada kami kemudahan, untuk mengenalMu Ya Allah,
Berikan kepada kami jalan untuk bisa mendekat kepadaMu,
Jadikan kami menjadi orang-orang yang selalu merasakan, kehangatan, kasih sayangMu.
Ya Allah jadikan sujud kami menjadi sujud yang selalu nikmat Kepada-Mu,
Jadikan shoadaqoh kami menjadi jalan yang membuat kami akrab denganMu,
Jadikan amal-amal kami sebagai amal -amal yang tulus hanya karenaMu,
Ya Allah jangan biarkan kesibukkan dunia membutakan hati kami,
Jangan biarkan hawa nafsu, menjerumuskan kami,
Jangan biarkan syahwat membuat kami terjerumus dalam maksiat,
Jangan biarkan amarah membuat kami terhina dalam kedzoliman,
Ya Allah, wahai yang Maha Mendengar, sayangilah kami Ya Allah.
Berkahi sisa umur kami ini,
Jadikan umur yang tersisa ini membawa maslahat bagi orang tua kami, bagi keluarga kami, bagi sebanyak-banyak-Nya umat Mu,
Rabbanaa aatinaa Fid dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa 'adzaaban naar "Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan (pula) di akhirat, dan peliharalah kami dari azab neraka"
Mulai lah perjalanan panjang, kemang - bekasi. Iya, dulu abang kost di Kemang. Untung BBM belum semahal sekarang yah? Sejak itu pula, 'mayan deh, pulang kantor di antar terus. Kecuali kalo abang lembur, (dulu sih sering lembur nya yah?). Duh, kantor Blok-M penuh kenangan itu. Hasil kerjasama yang baik antara gw, lutfi, margie dan rickson, akhirnya masing-masing berhasil sampai pelaminan. Ya ampun lucu banget deh kalo ingat banyak kejadian seru, konyol, norak dan ngangenin. Aduh.. Ji, kapan nih kita double date lagi? Kangen.
Lalu mulailah kami berdua menabung untuk menggelar akad nikah dan syukuran sederhana ala kami. Mengingat, ini acara kami dan smua biaya haruslah dari kami. Intinya orang tua hanya merestui. Untung nya kami berdua sama-sama mencoba realistis aja, acara diadakan sesuai dengan dana yang ada. Tidak boleh ada hutang piutang setelah pesta usai. Alhamdulillah, rejekinya calon penganten, ada aja. Jadilah kami bisa menggelar syukuran sederhana di Gedung Bharawidya Sasana. Smua kami urus berdua, mulai cari catering, pelaminan, oh iya, karena orang tua kami berasal dari Sumatera Barat, jadilah kami memakai adat minang. Duh, ngebayangin pake sunting setinggi rumah gadang (hiperbola dikit boleh kan?) kayanya dah pusing duluan. Walaupun bapak saya orang Jogjakarta, tapi tidak ada tuh yang cari hari baik bulan baik. Kami hanya berpikir semua hari adalah baik, dan yang tidak kalah penting pada saat itu, gedung perkawinan yang kosong tanggal berapa? hehehehe... itu lah hari pernikahannya.
Singkat cerita, prosesi ijab kabul, Alhamdulillah berjalan lancar. Menangis? bohong aja lah kalo ga. Dikit sih, karena saya harus tahan supaya tidak terlalu heboh, mengingat saya menggunakan contact lens pada saat itu. hahahaha... Smoga kami berdua bisa menjadikan rumah tangga kami sakinah, mawaddah, warrohmah.. Amieen... amien ya robbal alamin.
Tahun ini, 6 Oktober 2006 adalah tahun keempat pernikahan kami. Masih banyak yang perlu kami pelajari dari diri kami masing-masing. Masih banyak perbedaan-perbedaan yang harus kami samakan, masih perlu tenggang rasa yang tidak sedikit untuk menghadapi seorang pria yang berbeda dengan diri saya.
Harapan saya pribadi, smoga saya bisa menjadi seorang istri yang sabar dan ikhlas dalam menemani kemanapun langkah suami. Smoga saya bisa menjadi seorang istri yang menyenangkan buat suami, partner dan teman hidup dunia akhirat. Amien.
Doakan kami, smoga pernikahan kami selalu dilindungi Allah SWT. Dijauhkan dari godaan, diberkahi Allah SWT. Amien amien ya robbal alamin.
Untaian Do'a
Oleh : KH Abdullah Gymnastiar
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru , laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiirun, laa ilaaha illallaahu wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah.
Duhai Allah,
Duhai yang mendetakkan jantung ini,
Duhai yang selalu memberikan makan kepada hamba-hambaMu ini,
Duhai yang memberikan air yang sejuk di kala kami dahaga,
Duhai yang mengaruniakan kantuk di kala kami lelah,
Duhai yang selalu mengurus diri-diri kami di kala kami tertidur pulas,
Hanya Engkaulah Yang Maha Agung,
Ya Allah, betapapun kami menghianatiMu setiap waktu tapi tiada suatu saat pun terputus Engkau memberi nikmat kepada kami,
Ya Allah jadikanlah hari ini menjadi hari ampunan bagi segala kebusukan kami.
Penghapus bagi seluruh dosa-dosa kami, hari dimana Engkau singkapkan tabir dari hati kami, hari dimana Engkau gantikan segala kegelapan dengan cahaya di qolbu ini.
Ya Allah, kami ingin merasakan indahnya hidup dekat denganMu,
Kami ingin hari-hari yang tersisa ini menjadi hari-hari yang selalu akrab bersamaMu, kami lelah jauh dariMu ya Allah , kami tidak ingin terpuruk dan terhina karena tenggelam dalam kemaksiatan.,
Berikan kepada kami kemudahan, untuk mengenalMu Ya Allah,
Berikan kepada kami jalan untuk bisa mendekat kepadaMu,
Jadikan kami menjadi orang-orang yang selalu merasakan, kehangatan, kasih sayangMu.
Ya Allah jadikan sujud kami menjadi sujud yang selalu nikmat Kepada-Mu,
Jadikan shoadaqoh kami menjadi jalan yang membuat kami akrab denganMu,
Jadikan amal-amal kami sebagai amal -amal yang tulus hanya karenaMu,
Ya Allah jangan biarkan kesibukkan dunia membutakan hati kami,
Jangan biarkan hawa nafsu, menjerumuskan kami,
Jangan biarkan syahwat membuat kami terjerumus dalam maksiat,
Jangan biarkan amarah membuat kami terhina dalam kedzoliman,
Ya Allah, wahai yang Maha Mendengar, sayangilah kami Ya Allah.
Berkahi sisa umur kami ini,
Jadikan umur yang tersisa ini membawa maslahat bagi orang tua kami, bagi keluarga kami, bagi sebanyak-banyak-Nya umat Mu,
Rabbanaa aatinaa Fid dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa 'adzaaban naar "Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan (pula) di akhirat, dan peliharalah kami dari azab neraka"
Makanan Sehat
Udah beberapa hari ini suami saya lagi "galak banget". Ntah kenapa dia jadi ga suka kalo saya makan makanan "ENAK". Dengan alasan, "jaga kesehatan dong." Padahal, sampai saat ini, Alhamdulillah saya tidak ketauan punya penyakit yang membahayakan. Seperti asam urat, kolesterol tinggi, darah tinggi, atau apapun. Alhamdulillah. Jadi ga ada alasan kan saya TIDAK MAKAN makanan "ENAK" (versi saya).
Tiga hari lalu saya kepengeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeennnn sekali makan kerang rebus. Eh, sebenarnya udah dari awal puasa tuh, tapi suami saya ga mau. Makan di Menteng aja. Yah.. ngebayangin kerang rebus, di ganti ma' bakso. Jauh banget kan? Nah, 3 hari lalu itu, saya kepengen kerang rebus itu. Dan keukeuh sumekeuh pengen kerang rebus."Jangan sering-sering kenapa sih makan makanan kaya gitu," itu kata dia. Langsung proteslah saya, "De ile.. emang kapan sih terakhir gw makan kerang rebus? Dah lama banget kan??" Dan.. memang sudah lamaaaaaa sekali. "Trus nanti gw makan apa dong?" itu alasan suami (karena memang dia menghindari banget makan seafood, dengan alasan bikin kolesterol tinggi. Saya bilang, "nanti kan bisa makan ikan bakar." Dan, alhamdulillah, jadilah kami transit di warung kaki lima yang menyediakan seafood. Ngabayangin kerang dara rebus (saya langsung pesen 2 porsi), tapi ternyata habis, ihiks... ya sudah lah, kerang ijo pun ga apa. (padahal saya sebenernya menghindari kerang ijo ini, karena konon kabarnya, kadar mercuri di kerang ijo lebih tinggi dibanding kerang dara). Tapi, demi keinginan makan kerang rebus, ya sudah lah. Satu porsi saja kok. Tambahan, udang goreng mentega. Porsi kecil kok. Suami? Konsisten makan ikan bawal bakar. Baiklah.
Nah, semalam, suami pengen makan di Bumen - Penjompongan. OK lah, dah lama juga saya ga makan mie rebus Bumen. Dan saya menyesal sekali membiarkan suami yang menulis orderan, sungguh menyesal. Karena sewaktu saya bilang, "sate kambing dong Bang, 5 tusuk aja." Kamu tahu jawabannya, "TIDAK". Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..... padahal kan sate kambing Bumen juga enak. Dan saya benar-benar menyesal, kenapa ga saya aja yang nulis?
Jadi jangan salahkan saya, kalo mencari teman untuk menikmati sop sumsum Agus di Barito, atau Seafood 1001 di Kelapa Gading, atau gule otak di Sederhana .. kan ga tiap hari juga lah makan makanan ini. Oh iya, satu lagi makanan favorit saya yang di benci suami, benar-benar di BENCI. hiks... durian, apa kabar mu??
Tiga hari lalu saya kepengeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeennnn sekali makan kerang rebus. Eh, sebenarnya udah dari awal puasa tuh, tapi suami saya ga mau. Makan di Menteng aja. Yah.. ngebayangin kerang rebus, di ganti ma' bakso. Jauh banget kan? Nah, 3 hari lalu itu, saya kepengen kerang rebus itu. Dan keukeuh sumekeuh pengen kerang rebus."Jangan sering-sering kenapa sih makan makanan kaya gitu," itu kata dia. Langsung proteslah saya, "De ile.. emang kapan sih terakhir gw makan kerang rebus? Dah lama banget kan??" Dan.. memang sudah lamaaaaaa sekali. "Trus nanti gw makan apa dong?" itu alasan suami (karena memang dia menghindari banget makan seafood, dengan alasan bikin kolesterol tinggi. Saya bilang, "nanti kan bisa makan ikan bakar." Dan, alhamdulillah, jadilah kami transit di warung kaki lima yang menyediakan seafood. Ngabayangin kerang dara rebus (saya langsung pesen 2 porsi), tapi ternyata habis, ihiks... ya sudah lah, kerang ijo pun ga apa. (padahal saya sebenernya menghindari kerang ijo ini, karena konon kabarnya, kadar mercuri di kerang ijo lebih tinggi dibanding kerang dara). Tapi, demi keinginan makan kerang rebus, ya sudah lah. Satu porsi saja kok. Tambahan, udang goreng mentega. Porsi kecil kok. Suami? Konsisten makan ikan bawal bakar. Baiklah.
Nah, semalam, suami pengen makan di Bumen - Penjompongan. OK lah, dah lama juga saya ga makan mie rebus Bumen. Dan saya menyesal sekali membiarkan suami yang menulis orderan, sungguh menyesal. Karena sewaktu saya bilang, "sate kambing dong Bang, 5 tusuk aja." Kamu tahu jawabannya, "TIDAK". Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..... padahal kan sate kambing Bumen juga enak. Dan saya benar-benar menyesal, kenapa ga saya aja yang nulis?
Jadi jangan salahkan saya, kalo mencari teman untuk menikmati sop sumsum Agus di Barito, atau Seafood 1001 di Kelapa Gading, atau gule otak di Sederhana .. kan ga tiap hari juga lah makan makanan ini. Oh iya, satu lagi makanan favorit saya yang di benci suami, benar-benar di BENCI. hiks... durian, apa kabar mu??
Thursday, October 05, 2006
THR
Saya yakin, smua orang sudah tau arti THR dan saat ini sedang menunggu THR. Bukan hanya karena saya pribadi lho yang menunggu-nunggu. Sampai kemaren, masih juga beberapa orang menanyakan ke saya, "mba, THR kira-kira kapan masuknya yah?" dan saya akan bilang, "kalo ngikutin peraturan depnaker, THR diterima 2 minggu sebelum hari H. Jadi asumsi gw, kita akan terima sekitar tanggal 9 atau 10." Dan mreka akan senang, "berarti sebelum tanggal 13 kan yah mba?" "Insyaa Allah," sahut saya.
Kemaren saya dapat bocoran dari orang yang bisa dipercaya, "Mel, masa THR dah mo dijalanin hari ini? Kecepatan ga sih? Nanti keburu abis sebelum waktu gajian tiba dong." Hehehehe… serba salah memang, di kasih kecepatan takut cepat habis, di kasih telat, ribut juga. Padahal nih, saya yakin, tuh uang THR ga sampa sehari, maksimal dua hari transit di rekening pribadi. Dan saya yakin juga, sekarang ini, stiap orang sudah punya daftar belanja atau daftar sedekah atau daftar pengeluaran lainnya. Jadi, mau THR cepat maupun tepat waktu, tidak akan jauh berbeda.
Bayar zakat, THR pembantu, baby sitter, kasih orang tua, siapin uang kecil untuk "salam tempel" – note, uang kecil sekarang ga bisa seribu dua ribu lho. Pfuih, anak kecil sekarang dah tau duit banget sih. Minimal mreka mau 5ribu perak. Itu pun kalo yang ga terlalu dekat, kalo keponakan sendiri? Ga mungkin kan ngasih segitu? Belum lagi baju untuk anak-anak dan keponakan. Kalo untuk saya? Well, udah niat ga akan beli baju lebaran, tapi beli Be-Ha boleh kan? Untuk suami? Baju koko abang dah banyak kan? Masih bagus pula, di pake lagi aja yah sayang. Hihihihi…
Untuk Nasta sendiri, sebenarnya dia masih punya beberapa baju yang cukup bagus, jarang di pakai pula. Tapi apa iya, saya bisa setega itu tidak membelikan sekedar 1 buah baju. Bagaimana dengan Nara, well, Nara termasuk jarang sekali saya beli kan baju. Hampir 90% baju pergi dia sekarang ini adalah hadiah waktu kelahiran dia. Hihihi… irit banget kan, eh, kecuali baju rumah lho. Itupun sudah lama sekali saya tidak membelikannya. Kasihan juga sih, liat celana nya dah pada sempit. Sabar yah sayang, nanti ibu beliin lagi.
Trus apalagi yah yang bisa saya pergunakan untuk –menghabiskan- uang THR itu, pastinya untuk hal yang berguna. Ada beberapa hal yang menjadi ritual kami sebenernya dalam menghadapi lebaran, tapi kali ini harus di pending dulu, maaf yah, THR kali ini dari satu sumber soalnya. Insyaa Allah, tahun depan, Allah memberikan kesempatan pada saya dan suami untuk lebih banyak memberi.
Buat yang mendapat THR, smoga bisa dipergunakan dengan baik. Sekedar usul, kalo mau kasih zakat maal, mendingan kasih ke sumber yang benar-benar membutuhkan. Saudara jauh mungkin? Atau tetangga yang kesusahan, bisa tetangga supir kamu, maupun tetangga office boy kantor mungkin? Berapapun jumlahnya, Insyaa Allah sangat berguna buat mreka yang membutuhkan.
Kemaren saya dapat bocoran dari orang yang bisa dipercaya, "Mel, masa THR dah mo dijalanin hari ini? Kecepatan ga sih? Nanti keburu abis sebelum waktu gajian tiba dong." Hehehehe… serba salah memang, di kasih kecepatan takut cepat habis, di kasih telat, ribut juga. Padahal nih, saya yakin, tuh uang THR ga sampa sehari, maksimal dua hari transit di rekening pribadi. Dan saya yakin juga, sekarang ini, stiap orang sudah punya daftar belanja atau daftar sedekah atau daftar pengeluaran lainnya. Jadi, mau THR cepat maupun tepat waktu, tidak akan jauh berbeda.
Bayar zakat, THR pembantu, baby sitter, kasih orang tua, siapin uang kecil untuk "salam tempel" – note, uang kecil sekarang ga bisa seribu dua ribu lho. Pfuih, anak kecil sekarang dah tau duit banget sih. Minimal mreka mau 5ribu perak. Itu pun kalo yang ga terlalu dekat, kalo keponakan sendiri? Ga mungkin kan ngasih segitu? Belum lagi baju untuk anak-anak dan keponakan. Kalo untuk saya? Well, udah niat ga akan beli baju lebaran, tapi beli Be-Ha boleh kan? Untuk suami? Baju koko abang dah banyak kan? Masih bagus pula, di pake lagi aja yah sayang. Hihihihi…
Untuk Nasta sendiri, sebenarnya dia masih punya beberapa baju yang cukup bagus, jarang di pakai pula. Tapi apa iya, saya bisa setega itu tidak membelikan sekedar 1 buah baju. Bagaimana dengan Nara, well, Nara termasuk jarang sekali saya beli kan baju. Hampir 90% baju pergi dia sekarang ini adalah hadiah waktu kelahiran dia. Hihihi… irit banget kan, eh, kecuali baju rumah lho. Itupun sudah lama sekali saya tidak membelikannya. Kasihan juga sih, liat celana nya dah pada sempit. Sabar yah sayang, nanti ibu beliin lagi.
Trus apalagi yah yang bisa saya pergunakan untuk –menghabiskan- uang THR itu, pastinya untuk hal yang berguna. Ada beberapa hal yang menjadi ritual kami sebenernya dalam menghadapi lebaran, tapi kali ini harus di pending dulu, maaf yah, THR kali ini dari satu sumber soalnya. Insyaa Allah, tahun depan, Allah memberikan kesempatan pada saya dan suami untuk lebih banyak memberi.
Buat yang mendapat THR, smoga bisa dipergunakan dengan baik. Sekedar usul, kalo mau kasih zakat maal, mendingan kasih ke sumber yang benar-benar membutuhkan. Saudara jauh mungkin? Atau tetangga yang kesusahan, bisa tetangga supir kamu, maupun tetangga office boy kantor mungkin? Berapapun jumlahnya, Insyaa Allah sangat berguna buat mreka yang membutuhkan.
Monday, October 02, 2006
Am Healthy but NOT Fit
Statement di atas itu memang menggambarkan kondisi fisik (dan mungkin jiwa) gw beberapa hari terakhir.
Gw Alhamdulillah ga sakit, sehat kok. Tapi ga fit aja. Tau kan kondisi seperti itu? Malas bergerak banyak, mood juga ga stabil (cenderung menurun), linu sendi (hihihi.. dah kaya iklan suatu supplement aja), yah... gitu deh..
Masalah hidup pastilah ada, manusia hidup kan membawa permasalahannya masing-masing. Bagaimana setiap manusia menyikapi hidup atau menyikapi setiap permasalahannya itu lah yang unik. Gw punya masalah, kamu pasti punya masalah juga. Tapi, balik lagi ke cara pandang kita semua dalam menyikapinya yang membuat kita berbeda.
Balik lagi ke masalah sehat. Gw tuh tau banget, kekurangan gw adalah TIDAK DISIPLIN dalam berolahraga. Padahal seandainya gw cukup disiplin, - jalan kaki - aja tiap hari, Insyaa Allah badan gw jadi lebih bugar. Gampang kan? Jalan kaki. Masa gw harus selalu menggunakan alasan "menyusui" terus kalo orang-orang komen soal berat badan yang tidak kunjung berkurang, padahal anak udah 8 bulan.
Nasta aja sampai bolak balik bilang, "ibu gendut" stiap kali dia liat perut gw yang memang aduhai ini, hehehehe....
Puasa bisa bikin badan sehat? Percaya, tapi bisa bikin bugar ga? Bisa sih, asal tetep olahraga selama di bulan puasa ini. Nah.. itu lagi satu masalah. Kalo weekend, sebelum buka, bisa aja ngajak Nara jalan-jalan, tapi itupun cuma 1 blok aja.
Nah.. niat nya sih, sekarang ini, kalo gw lagi bete ma' kerjaan or ma' boss yg emang nyebelin itu, gw akan keliling kantor, naik turun tangga. biar energi terkuras di situ. Hehehehe.... kira-kira bakal terlaksana ga yah?
Apalah mel, usaha dong usaha... umur baru 33, upsss... dah tua juga yah? Kan niat gw, Nasta dan Nara dah ABG, gw masih bisa nemenin mreka. Nemenin shopping, jogging, clubbing, apapun yang mreka kerjakan, Insyaa Allah gw bisa ngikutin.
Yaa... diusahakan deh, lebih sehat dan lebih bugar. Amiiiiiiiiiiiiiiiinnnnn...
Gw Alhamdulillah ga sakit, sehat kok. Tapi ga fit aja. Tau kan kondisi seperti itu? Malas bergerak banyak, mood juga ga stabil (cenderung menurun), linu sendi (hihihi.. dah kaya iklan suatu supplement aja), yah... gitu deh..
Masalah hidup pastilah ada, manusia hidup kan membawa permasalahannya masing-masing. Bagaimana setiap manusia menyikapi hidup atau menyikapi setiap permasalahannya itu lah yang unik. Gw punya masalah, kamu pasti punya masalah juga. Tapi, balik lagi ke cara pandang kita semua dalam menyikapinya yang membuat kita berbeda.
Balik lagi ke masalah sehat. Gw tuh tau banget, kekurangan gw adalah TIDAK DISIPLIN dalam berolahraga. Padahal seandainya gw cukup disiplin, - jalan kaki - aja tiap hari, Insyaa Allah badan gw jadi lebih bugar. Gampang kan? Jalan kaki. Masa gw harus selalu menggunakan alasan "menyusui" terus kalo orang-orang komen soal berat badan yang tidak kunjung berkurang, padahal anak udah 8 bulan.
Nasta aja sampai bolak balik bilang, "ibu gendut" stiap kali dia liat perut gw yang memang aduhai ini, hehehehe....
Puasa bisa bikin badan sehat? Percaya, tapi bisa bikin bugar ga? Bisa sih, asal tetep olahraga selama di bulan puasa ini. Nah.. itu lagi satu masalah. Kalo weekend, sebelum buka, bisa aja ngajak Nara jalan-jalan, tapi itupun cuma 1 blok aja.
Nah.. niat nya sih, sekarang ini, kalo gw lagi bete ma' kerjaan or ma' boss yg emang nyebelin itu, gw akan keliling kantor, naik turun tangga. biar energi terkuras di situ. Hehehehe.... kira-kira bakal terlaksana ga yah?
Apalah mel, usaha dong usaha... umur baru 33, upsss... dah tua juga yah? Kan niat gw, Nasta dan Nara dah ABG, gw masih bisa nemenin mreka. Nemenin shopping, jogging, clubbing, apapun yang mreka kerjakan, Insyaa Allah gw bisa ngikutin.
Yaa... diusahakan deh, lebih sehat dan lebih bugar. Amiiiiiiiiiiiiiiiinnnnn...
Tuesday, September 26, 2006
Memaknai Sabar
Gw suka sekali baca kolom hikmah di koran Republika, bacaan ringan yang sarat makna. Beberapa hari lalu gw baca kolom ini, dan seperti nya PAS banget. Gw emang lagi belajar lebih sabar.
Karena artikel bagus, sayang banget kalo ga gw share ke temen-temen, smoga temen² yang baca, dapat mengambil hikmahnya. Amin.
Memaknai Sabar
Oleh : Pardan Syafrudin
Dalam firman ini, ada suatu sikap dan perilaku yang istimewa dalam pandangan Allah SWT. Sifat tersebut adalah sabar.
Jaminan Allah SWT terhadap orang yang bersabar adalah akan dicukupkan pahala mereka dalam jumlah yang tak terbilang, sebagaimana firman-Nya, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS Az-Zumar [39]:10).
Syekh Salim Al-Hilali, pensyarah kitab Riyadhush Shalihin karya Imam Nawawi, memaknai sabar dengan suatu sikap yang mampu mengendalikan diri dalam berbuat taat kepada Allah. Dari sini, akan sempurnalah kesabaran seseorang ketika memenuhi tiga unsur. Pertama adalah sabar dalam ketaatan. Dalam menjalani perintah-Nya, diperlukan pengabdian dan perjuangan yang luar biasa. Tuntutan dari sana sini mengharuskan kita istiqamah dan sabar untuk menjalaninya.
Unsur kedua adalah kesabaran dalam menghadapi kemaksiatan. Pendeknya, seorang Muslim dituntut menjauhi dan meninggalkan larangan dan kemaksiatan. Oleh karenanya Allah berfirman, "Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan mengujimu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan orang-orang yang sabar di antara kamu sekalian." (QS Muhamad [47]:31).
Ketiga adalah kesabaran dalam mendapati musibah. Ketetapan dan takdir Allah kepada hambanya tentu berbeda. Termasuk di dalamnya ujian dari Allah dalam kesengsaraan ataupun sesuatu yang ditakutkan serta tidak di inginkan. Ketika kita menghadapi hal tersebut, kita bersabar dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT tanpa keluh kesah, karena berprinsip semuanya datang dari Allah, dan Allah akan memberikan kepada hambanya dengan sesuatu yang tidak mereka ketahui.
Karena artikel bagus, sayang banget kalo ga gw share ke temen-temen, smoga temen² yang baca, dapat mengambil hikmahnya. Amin.
Memaknai Sabar
Oleh : Pardan Syafrudin
Dalam firman ini, ada suatu sikap dan perilaku yang istimewa dalam pandangan Allah SWT. Sifat tersebut adalah sabar.
Jaminan Allah SWT terhadap orang yang bersabar adalah akan dicukupkan pahala mereka dalam jumlah yang tak terbilang, sebagaimana firman-Nya, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS Az-Zumar [39]:10).
Syekh Salim Al-Hilali, pensyarah kitab Riyadhush Shalihin karya Imam Nawawi, memaknai sabar dengan suatu sikap yang mampu mengendalikan diri dalam berbuat taat kepada Allah. Dari sini, akan sempurnalah kesabaran seseorang ketika memenuhi tiga unsur. Pertama adalah sabar dalam ketaatan. Dalam menjalani perintah-Nya, diperlukan pengabdian dan perjuangan yang luar biasa. Tuntutan dari sana sini mengharuskan kita istiqamah dan sabar untuk menjalaninya.
Unsur kedua adalah kesabaran dalam menghadapi kemaksiatan. Pendeknya, seorang Muslim dituntut menjauhi dan meninggalkan larangan dan kemaksiatan. Oleh karenanya Allah berfirman, "Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan mengujimu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan orang-orang yang sabar di antara kamu sekalian." (QS Muhamad [47]:31).
Ketiga adalah kesabaran dalam mendapati musibah. Ketetapan dan takdir Allah kepada hambanya tentu berbeda. Termasuk di dalamnya ujian dari Allah dalam kesengsaraan ataupun sesuatu yang ditakutkan serta tidak di inginkan. Ketika kita menghadapi hal tersebut, kita bersabar dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT tanpa keluh kesah, karena berprinsip semuanya datang dari Allah, dan Allah akan memberikan kepada hambanya dengan sesuatu yang tidak mereka ketahui.
Wednesday, September 20, 2006
Lesson for Today
Disaster could be everywhere and anytime
Dua bulan lalu boss gw bilang, akan ada G2 conference. Dan Jakarta jadi salah satu pilihan tempat penyelenggara, "Are U ready for that?" Trus gw jawab, "Siapa takut." Conference kecil gitu, udah biasa lah. Cuma pesen tempat dan arrange ini itu aja kok. Maka mulailah kesibukan kecil, telpon beberapa hotel yang sudah direkomendasikan oleh group perusahaan. Beres, tinggal nunggu feedback dari mreka. Antusias sedikit berkurang, karena ternyata, conference akan diadakan di bulan puasa. OMIGOD. Nongkrong di hotel, tapi lagi puasa. Males banget kan? Ternyata, ada pilihan kota lain, yaitu Bangkok. Dan sambil berdoa juga, smoga mreka memilih Bangkok aja. Hehehehe...
Alhamdulillah, doa gw terkabul. Conference jadi di Bangkok. Pfuih...
Minggu lalu, boss gw bilang, "dari Bangkok gw akan langsung ke Bali, ada management meeting." OK deh boss. Awal minggu ini langsung di ralat lagi, "Ga jadi di Bali, mreka takut BOMB." Sambil di kasih email dari regional mengenai artikel Bomb di Bali. Ya ampunnn.... dalam hati, kalo dah musibah mah dimana aja bisa kejadian bukan? Kok tragedi dijadikan musim sih, headline artikelnya bertulis "Bomb Season". Marah juga gw, heeeeiii... mister, siapa juga yang pengen ada bomb? Kasian juga kan saudara-saudara gw di Bali, mreka hidup dari tourism, kalo ga ada turis mreka susah juga.
Ternyata meeting management nya diadakan di Phuket, tapi boss gw dah bilang, ga ikut. Kan bisa sambil "ngobrol" nanti pas di Bangkok. Alhamdulillah, 'mayan save uang kantor. (walaupun tetep ga jadi naik gaji juga, hiks).
Pagi tadi gw liat berita, kudeta militer sudah turun ke jalan di kota Bangkok. Dalam hati, jadi conference ga nih? Sampai kantor, boss langsung menghampiri cubicle gw dan mengatakan, "conference kemungkinan besar di undur atau bisa jadi di cancel. Karena ada kudeta. Begitu juga dengan management meeting yg di Phuket." Gw bilang aja, tuh kan, mreka ga mau datang ke Indonesia karena takut bencana. Padahal bencana mah bisa dimana aja dan kapan saja.
Kenapa juga mreka pada ga mikir itu? Ada Allah yang mengatur semua Bung. (Eh, mreka pada punya Tuhan ga yah?)
Selalu Bersyukur
Menjelang terima gaji, perasaan gw antara senang dan bingung. Senang lah dapat uang kan, walaupun belum juga di tangan tuh uang, tapi tagihan-tagihan sudah menumpuk. Bingung campur pusing. Alhamdulillah masih punya gaji, Alhamdulillah masih bisa bayar hutang dan tagihan. Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah, atas semua rejeki yang telah Engkau berikan kepada kami.
Lagi bingung karena ukuran perut ga berubah, dan sudah coba untuk mengurangi -sedikit- iya cuma sedikit, porsi makan. Tapi perasaan masih belum juga berubah. Tiba-tiba kemaren, Yuli dari bagian accounting bilang, "Duh.. enak banget sih mba. Makan banyak tapi tetap ga gendut." Haaaaaaaaaaaaa!!!!! Waduh! Alhamdulillah, masih ada yg bilang gw ga gendut. Well, emang sih kalo dibanding dengan Yuli ini, gw masih lebih kecil. Walaupun sama-sana sudah punya dua orang anak. Alhamdulillah. Hehehe, dan gw jadi punya alasan, untuk makan indomie lagi sore hari. Gw masih dibilang kurus kok.
Lagi liat majalah yang isinya UP CLASS LEVEL, socialite gitu deh. Asal berkomentar, gw bilang, "enak kali yah jadi mreka. Baju nya ber merk terus, pesta tiap hari, kayanya ga kenal kata "kesulitan uang." Lalu AE gw bilang, "ga enak mba. Hidup kaya mreka itu ga enak. Jangan mau. Enakan kaya kita gini, biasa aja. Mreka itu hidup penuh kemunafikan, bla, bla, bla"
Waduh! Dasar manusia, sudah diciptakan sesuai kodratnya, masih juga mikirin kehidupan manusia lain. Plak plak.. back to real life.
Alhamdulillah, gw hidup seperti sekarang ini.
Alhamdulillah, masih bisa berhutang dan bayar hutang, jangan sampe di kejar-kejar debt collector dan di teror kaya orang yang berhutang milyaran rupiah. (Kenapa yah orang yang hutang nya trilyunan itu malah ga di kejar-kejar debt collector?)
Alhamdulillah, sudah menikah dan punya dua orang putri yang membahagiakan dan menyenangkan hati.
Alhamdulillah, masih punya orang tua - lengkap dan mertua yang lengkap pula.
Alhamdulillah, sudah punya rumah sendiri, walaupun masih kredit. Dan sekarang bunga bank nya seperti mencekik leher.
Alhamdulillah, punya mobil sendiri, jadi tidak perlu naik bus atau angkutan umum kalo ke kantor atau jalan-jalan ma' anak-anak.
Alhamdulillah, masih sanggup bayar baby sitter dan PRT untuk membantu mengurus anak-anak dan urusan rumah yang lain.
Alhamdulillah, masih diberi kesempatan hidup. Smoga hidup gw bisa bermanfaat buat orang lain.
Alhamdulillah, masih diingatkan untuk selalu bersyukur kehadirat Allah SWT.
Alhamdulillah
(ga akan cukup waktu gw untuk selalu mengucapkan semua nikmat dan karunia yang telah dan akan Allah berikan. Smoga gw selalu ingat untuk bersyukur). Amin.
Dua bulan lalu boss gw bilang, akan ada G2 conference. Dan Jakarta jadi salah satu pilihan tempat penyelenggara, "Are U ready for that?" Trus gw jawab, "Siapa takut." Conference kecil gitu, udah biasa lah. Cuma pesen tempat dan arrange ini itu aja kok. Maka mulailah kesibukan kecil, telpon beberapa hotel yang sudah direkomendasikan oleh group perusahaan. Beres, tinggal nunggu feedback dari mreka. Antusias sedikit berkurang, karena ternyata, conference akan diadakan di bulan puasa. OMIGOD. Nongkrong di hotel, tapi lagi puasa. Males banget kan? Ternyata, ada pilihan kota lain, yaitu Bangkok. Dan sambil berdoa juga, smoga mreka memilih Bangkok aja. Hehehehe...
Alhamdulillah, doa gw terkabul. Conference jadi di Bangkok. Pfuih...
Minggu lalu, boss gw bilang, "dari Bangkok gw akan langsung ke Bali, ada management meeting." OK deh boss. Awal minggu ini langsung di ralat lagi, "Ga jadi di Bali, mreka takut BOMB." Sambil di kasih email dari regional mengenai artikel Bomb di Bali. Ya ampunnn.... dalam hati, kalo dah musibah mah dimana aja bisa kejadian bukan? Kok tragedi dijadikan musim sih, headline artikelnya bertulis "Bomb Season". Marah juga gw, heeeeiii... mister, siapa juga yang pengen ada bomb? Kasian juga kan saudara-saudara gw di Bali, mreka hidup dari tourism, kalo ga ada turis mreka susah juga.
Ternyata meeting management nya diadakan di Phuket, tapi boss gw dah bilang, ga ikut. Kan bisa sambil "ngobrol" nanti pas di Bangkok. Alhamdulillah, 'mayan save uang kantor. (walaupun tetep ga jadi naik gaji juga, hiks).
Pagi tadi gw liat berita, kudeta militer sudah turun ke jalan di kota Bangkok. Dalam hati, jadi conference ga nih? Sampai kantor, boss langsung menghampiri cubicle gw dan mengatakan, "conference kemungkinan besar di undur atau bisa jadi di cancel. Karena ada kudeta. Begitu juga dengan management meeting yg di Phuket." Gw bilang aja, tuh kan, mreka ga mau datang ke Indonesia karena takut bencana. Padahal bencana mah bisa dimana aja dan kapan saja.
Kenapa juga mreka pada ga mikir itu? Ada Allah yang mengatur semua Bung. (Eh, mreka pada punya Tuhan ga yah?)
Selalu Bersyukur
Menjelang terima gaji, perasaan gw antara senang dan bingung. Senang lah dapat uang kan, walaupun belum juga di tangan tuh uang, tapi tagihan-tagihan sudah menumpuk. Bingung campur pusing. Alhamdulillah masih punya gaji, Alhamdulillah masih bisa bayar hutang dan tagihan. Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah, atas semua rejeki yang telah Engkau berikan kepada kami.
Lagi bingung karena ukuran perut ga berubah, dan sudah coba untuk mengurangi -sedikit- iya cuma sedikit, porsi makan. Tapi perasaan masih belum juga berubah. Tiba-tiba kemaren, Yuli dari bagian accounting bilang, "Duh.. enak banget sih mba. Makan banyak tapi tetap ga gendut." Haaaaaaaaaaaaa!!!!! Waduh! Alhamdulillah, masih ada yg bilang gw ga gendut. Well, emang sih kalo dibanding dengan Yuli ini, gw masih lebih kecil. Walaupun sama-sana sudah punya dua orang anak. Alhamdulillah. Hehehe, dan gw jadi punya alasan, untuk makan indomie lagi sore hari. Gw masih dibilang kurus kok.
Lagi liat majalah yang isinya UP CLASS LEVEL, socialite gitu deh. Asal berkomentar, gw bilang, "enak kali yah jadi mreka. Baju nya ber merk terus, pesta tiap hari, kayanya ga kenal kata "kesulitan uang." Lalu AE gw bilang, "ga enak mba. Hidup kaya mreka itu ga enak. Jangan mau. Enakan kaya kita gini, biasa aja. Mreka itu hidup penuh kemunafikan, bla, bla, bla"
Waduh! Dasar manusia, sudah diciptakan sesuai kodratnya, masih juga mikirin kehidupan manusia lain. Plak plak.. back to real life.
Alhamdulillah, gw hidup seperti sekarang ini.
Alhamdulillah, masih bisa berhutang dan bayar hutang, jangan sampe di kejar-kejar debt collector dan di teror kaya orang yang berhutang milyaran rupiah. (Kenapa yah orang yang hutang nya trilyunan itu malah ga di kejar-kejar debt collector?)
Alhamdulillah, sudah menikah dan punya dua orang putri yang membahagiakan dan menyenangkan hati.
Alhamdulillah, masih punya orang tua - lengkap dan mertua yang lengkap pula.
Alhamdulillah, sudah punya rumah sendiri, walaupun masih kredit. Dan sekarang bunga bank nya seperti mencekik leher.
Alhamdulillah, punya mobil sendiri, jadi tidak perlu naik bus atau angkutan umum kalo ke kantor atau jalan-jalan ma' anak-anak.
Alhamdulillah, masih sanggup bayar baby sitter dan PRT untuk membantu mengurus anak-anak dan urusan rumah yang lain.
Alhamdulillah, masih diberi kesempatan hidup. Smoga hidup gw bisa bermanfaat buat orang lain.
Alhamdulillah, masih diingatkan untuk selalu bersyukur kehadirat Allah SWT.
Alhamdulillah
(ga akan cukup waktu gw untuk selalu mengucapkan semua nikmat dan karunia yang telah dan akan Allah berikan. Smoga gw selalu ingat untuk bersyukur). Amin.
Tuesday, September 12, 2006
Lunasi Hutang
Sebelum gw cerita lebih lanjut, janji yah ga nangis.. hihihii... tapi gw ga yakin gw tidak akan menangis selama menulis cerita ini.
Mama brangkat ke Singapore Senin pagi kemaren. Gw tetep pesen dendeng balado untuk Inong, ngerasa berhutang aja kalo ga dikasihin. Paling tidak, gw akan kasih ke keluarga nya di Jakarta. Sms Neng, ngasih tau mau kasih dendeng balado "pesenan Inong", biar buat Zidan & Syifa aja. Ternyata, Neng sedang di airport, mengantar mas Haris, Zidan & Syifa (plus Ummi dan Nenek Priuk) ke Singapore. Yaaaa... ga sempet ketemu ma' Abang dan Kakak deh. Tapi dah janjian ma' Neng, mau antar ke Buaran.
Pas bedug Maghrib, sampai di depan rumah orang tua Inong. Ketemu Neng yang baru sekali ini ketemu. Sekalian numpang shalat. Saat shalat, gw tak kuasa menahan tangis. "Inong, ini dah gw bawain dendeng balado pesanan lo." (tuh kan.. gw nangis lagi). Sepanjang shalat menangis. Hiks... ntah kenapa, ngerasa diliatin Inong aja. Ahh.. itu cuma perasaan lo aja Mel.
Ngobrol ma' Neng. Seru juga, kami tertawa mengingat hal-hal lucu, tapi dipastikan langsung menangis kalo cerita beralih ke dua permata hati Bunda Inong itu. Menurut Indah, siang hari sebelum Inong koma, mreka (Neng dan Inong) masih asyik ber-sms ria. Kata Neng, Bunda itu bisa tiap 5 menit sms. Hal apapun yang Bunda liat, pasti di sms, "Duh Neng, Bunda ngeliat orang aneh banget deh." "Neng, Bunda barusan ngeliat orang pake cincin di 10 jari nya!" dan lain-lain, hehehe...
Lalu beberapa hari sebelum Inong meninggal, Inong "mewariskan" beberapa resep andalan ke Neng (Jadi buat yg mo pesen-pesen makanan, jangan khawatir, Neng tetep bisa membantu).
Gw juga menyampaikan keinginan para blogger, supaya blog nya ZidanSyifa tetap di apdet, begitu juga blog Dapur Bunda. Kata Neng, "ga sekarang kali yah mba. Nanti kalo udah agak berkurang kesedihannya." Iya Neng, kami ngerti kok.
Hal-hal yang bikin nih mata ga bisa berkompromi (baca: nangis terus) adalah ;
Suatu hari, Zidan tiba-tiba ngomong ke Ummi dan Neng, "Abang mau balik ke jaman dulu, dulu banget. Abang ga mau jaman sekarang. Pokoknya jaman dulu. Jaman masih ada Bunda." Dan dia keukeuh banget dengan keinginan nya itu. Sampai Ummi dan Neng kebingungan mengatasinya. Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.....
Atau saat Zidan minta ayahnya untuk mutar film mreka, Zidan berkata, "Abang kangen ma' suara Bunda nih." lalu Syifa berkata, "Kakak kangen mo di cium Bunda." Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa lagi.
Masih banyak yang diceritakan Neng, tapi gw dah ga sanggup lagi. Maaf. (mungkin lupa - kata tepat nya), karena lebih banyak nangisnya daripada denger cerita Neng.
Selebihnya, ngobrolin soal masakan. Well, smoga gw bisa dengan cepat belajar bikin Pavlova. Kue andalan. Atau, "Neng, pesen aja ma' Neng yah?" Hehehehe...
Mama brangkat ke Singapore Senin pagi kemaren. Gw tetep pesen dendeng balado untuk Inong, ngerasa berhutang aja kalo ga dikasihin. Paling tidak, gw akan kasih ke keluarga nya di Jakarta. Sms Neng, ngasih tau mau kasih dendeng balado "pesenan Inong", biar buat Zidan & Syifa aja. Ternyata, Neng sedang di airport, mengantar mas Haris, Zidan & Syifa (plus Ummi dan Nenek Priuk) ke Singapore. Yaaaa... ga sempet ketemu ma' Abang dan Kakak deh. Tapi dah janjian ma' Neng, mau antar ke Buaran.
Pas bedug Maghrib, sampai di depan rumah orang tua Inong. Ketemu Neng yang baru sekali ini ketemu. Sekalian numpang shalat. Saat shalat, gw tak kuasa menahan tangis. "Inong, ini dah gw bawain dendeng balado pesanan lo." (tuh kan.. gw nangis lagi). Sepanjang shalat menangis. Hiks... ntah kenapa, ngerasa diliatin Inong aja. Ahh.. itu cuma perasaan lo aja Mel.
Ngobrol ma' Neng. Seru juga, kami tertawa mengingat hal-hal lucu, tapi dipastikan langsung menangis kalo cerita beralih ke dua permata hati Bunda Inong itu. Menurut Indah, siang hari sebelum Inong koma, mreka (Neng dan Inong) masih asyik ber-sms ria. Kata Neng, Bunda itu bisa tiap 5 menit sms. Hal apapun yang Bunda liat, pasti di sms, "Duh Neng, Bunda ngeliat orang aneh banget deh." "Neng, Bunda barusan ngeliat orang pake cincin di 10 jari nya!" dan lain-lain, hehehe...
Lalu beberapa hari sebelum Inong meninggal, Inong "mewariskan" beberapa resep andalan ke Neng (Jadi buat yg mo pesen-pesen makanan, jangan khawatir, Neng tetep bisa membantu).
Gw juga menyampaikan keinginan para blogger, supaya blog nya ZidanSyifa tetap di apdet, begitu juga blog Dapur Bunda. Kata Neng, "ga sekarang kali yah mba. Nanti kalo udah agak berkurang kesedihannya." Iya Neng, kami ngerti kok.
Hal-hal yang bikin nih mata ga bisa berkompromi (baca: nangis terus) adalah ;
Suatu hari, Zidan tiba-tiba ngomong ke Ummi dan Neng, "Abang mau balik ke jaman dulu, dulu banget. Abang ga mau jaman sekarang. Pokoknya jaman dulu. Jaman masih ada Bunda." Dan dia keukeuh banget dengan keinginan nya itu. Sampai Ummi dan Neng kebingungan mengatasinya. Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.....
Atau saat Zidan minta ayahnya untuk mutar film mreka, Zidan berkata, "Abang kangen ma' suara Bunda nih." lalu Syifa berkata, "Kakak kangen mo di cium Bunda." Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa lagi.
Masih banyak yang diceritakan Neng, tapi gw dah ga sanggup lagi. Maaf. (mungkin lupa - kata tepat nya), karena lebih banyak nangisnya daripada denger cerita Neng.
Selebihnya, ngobrolin soal masakan. Well, smoga gw bisa dengan cepat belajar bikin Pavlova. Kue andalan. Atau, "Neng, pesen aja ma' Neng yah?" Hehehehe...
Friday, September 08, 2006
Yoga
Sejak lama keinginan untuk aktif berolahraga tertunda, dan karena gw sudah jatuh cinta dengan Yoga, yang menurut gw, cocok buat gw yang tidak menyukai olahraga High Impact. Selasa kemaren, akhirnya... iya AKHIRNYA ... kesampaian juga ikut kelas Yoga lagi.
Dan wah... benar2 relaks. Smoga akan tetap rutin ber-Yoga-ria.
Dan wah... benar2 relaks. Smoga akan tetap rutin ber-Yoga-ria.
Monday, September 04, 2006
September 1996 - September 2006
September 1996 - September 2006
Ntah lah apa gw harus merasa bangga atau sedih, hehehehe... yang pasti udah 10 tahun di PT. Rama Perwira aka Grey, iya... iya ... 10 tahun. Alhamdulillah gw masih kerja, masih punya penghasilan dari Grey. :D
Kerja pertama kali di Grey, masih muda banget, baru 23 tahun saat itu. Hehehehe... dah langsung megang bigboss, dan ga pindah-pindah sampai tahun lalu pindah bagian. Tapi bukan berarti gw lepas urusan dengan bigboss ini. Buktinya, sampe hari ini, blio masih "ganggu" gw. Dengan kerjaan printilan nya itu. Ambil hikmah nya, dia masih percaya ma' gw. Hahahahaha...
10 Tahun kerja, dah banyak hal yang gw dapatkan di Grey ini. Yang pasti, gw dapat suami. Hahahahaha... iya suami. Dapetnya di kantor juga. Subhanallah.
Duh.. bingung mo nulis apalagi. Gw berharap smoga Grey menjadi lebih baik. Bigboss nya menjadi lebih pengertian ke karyawan, bisa menghargai karyawan, bisa mengerti karyawan, tidak sombong, menyadari bahwa tanpa karyawan dia bukan lah seorang boss.
(banyak kekurangannya gini, gw kok bisa sampe 10 tahun yaks?) Hehehehehe... bingung juga.
Ntah lah apa gw harus merasa bangga atau sedih, hehehehe... yang pasti udah 10 tahun di PT. Rama Perwira aka Grey, iya... iya ... 10 tahun. Alhamdulillah gw masih kerja, masih punya penghasilan dari Grey. :D
Kerja pertama kali di Grey, masih muda banget, baru 23 tahun saat itu. Hehehehe... dah langsung megang bigboss, dan ga pindah-pindah sampai tahun lalu pindah bagian. Tapi bukan berarti gw lepas urusan dengan bigboss ini. Buktinya, sampe hari ini, blio masih "ganggu" gw. Dengan kerjaan printilan nya itu. Ambil hikmah nya, dia masih percaya ma' gw. Hahahahaha...
10 Tahun kerja, dah banyak hal yang gw dapatkan di Grey ini. Yang pasti, gw dapat suami. Hahahahaha... iya suami. Dapetnya di kantor juga. Subhanallah.
Duh.. bingung mo nulis apalagi. Gw berharap smoga Grey menjadi lebih baik. Bigboss nya menjadi lebih pengertian ke karyawan, bisa menghargai karyawan, bisa mengerti karyawan, tidak sombong, menyadari bahwa tanpa karyawan dia bukan lah seorang boss.
(banyak kekurangannya gini, gw kok bisa sampe 10 tahun yaks?) Hehehehehe... bingung juga.
Allah sayang Inong
Allah Sayang Inong
Innalillahi wa'inna ilaihi roji'un. Jum'at pagi (1 September), perjalanan ke kantor gw dapat sms dari Rina, "Inong udah ga ada Mel." katanya. Ga percaya, karena semalam baca blog nya Hany, belum ada berita yang baru. Dibalasnya, tadi pagi Mel, jam 7 waktu Singapore. Gw langsung sms Luluk, menanyakan kepastian. Dan ternyata memang, Inong sudah tidak ada. Speechless. Air mata sudah menggantung di pelupuk mata.
Sampai kantor, ga ada keinginan lain, selain membuka blog nya Hany. Dan, ya Allah, Engkau Maha Mengetahui yang Terbaik untuk ummatMu. Tak ayal, air mata membanjiri pelupuk mata tanpa bisa dihentikan. Sesenggukan. Menatap layar monitor. Inong meninggal karena serangan jantung. Kenangan tentang Inong pun bermain-main di ingatan. Inong yang baik hati, ceria, yang tak henti menyuruh gw datang ke Singapore, "pokoknya kalo elo dateng ke singapore, lo nginep di tempat gw aja." Inong yang amat sangat menyayangi dan mengagumi kedua anaknya, Zidan & Syifa.
Ga akan ada lagi laporan mengenai polah Zidan dan Syifa yang menggemaskan, tidak ada lagi teman ngobrol (walaupun di Y!M), Nong masih banyak yang ingin gw tanyakan dan omongin ke elo. Masih banyak Nong.
Smoga Allah memberikan kesabaran dan ketabahan untuk mas Haris, Zidan & Syifa. Smoga mereka dilindungi Allah SWT.
Dan meninggalnya Inong ini memberikan hikmah buat gw, dan mungkin buat temen2 lain yang mengenal dan manyayangi Inong. Dan juga -TERNYATA- Inong mungkin sudah memiliki firasat, dari postingan di blog nya berjudul Terima kasih.
Terima kasih Inong sudah menjadi teman dekat, sahabat & saudara.
Innalillahi wa'inna ilaihi roji'un. Jum'at pagi (1 September), perjalanan ke kantor gw dapat sms dari Rina, "Inong udah ga ada Mel." katanya. Ga percaya, karena semalam baca blog nya Hany, belum ada berita yang baru. Dibalasnya, tadi pagi Mel, jam 7 waktu Singapore. Gw langsung sms Luluk, menanyakan kepastian. Dan ternyata memang, Inong sudah tidak ada. Speechless. Air mata sudah menggantung di pelupuk mata.
Sampai kantor, ga ada keinginan lain, selain membuka blog nya Hany. Dan, ya Allah, Engkau Maha Mengetahui yang Terbaik untuk ummatMu. Tak ayal, air mata membanjiri pelupuk mata tanpa bisa dihentikan. Sesenggukan. Menatap layar monitor. Inong meninggal karena serangan jantung. Kenangan tentang Inong pun bermain-main di ingatan. Inong yang baik hati, ceria, yang tak henti menyuruh gw datang ke Singapore, "pokoknya kalo elo dateng ke singapore, lo nginep di tempat gw aja." Inong yang amat sangat menyayangi dan mengagumi kedua anaknya, Zidan & Syifa.
Ga akan ada lagi laporan mengenai polah Zidan dan Syifa yang menggemaskan, tidak ada lagi teman ngobrol (walaupun di Y!M), Nong masih banyak yang ingin gw tanyakan dan omongin ke elo. Masih banyak Nong.
Smoga Allah memberikan kesabaran dan ketabahan untuk mas Haris, Zidan & Syifa. Smoga mereka dilindungi Allah SWT.
Dan meninggalnya Inong ini memberikan hikmah buat gw, dan mungkin buat temen2 lain yang mengenal dan manyayangi Inong. Dan juga -TERNYATA- Inong mungkin sudah memiliki firasat, dari postingan di blog nya berjudul Terima kasih.
Terima kasih Inong sudah menjadi teman dekat, sahabat & saudara.
Thursday, August 31, 2006
Inong
Inong
Iya, Inong. Gw mo cerita dikit tentang Inong. Iya Inong Haris. Bunda nya Zidan dan Syifa yang hari ini berulang tahun.
Kemaren dpt kabar awalnya dari Wulan :
wulan_martani (4:58:27 PM): Kawan2, Inong sekarang ada di ER NUH Buona Vista. Aku nnulisnya sambil gemeter n pengen nangis nih. Mohon doanya supaya segera sadar n sehat kembali. Tadi kira2 45 mnit lalu pingsan di rumah n dibawa pake ambulan. Alhamdulillah ibundanya sedang ada di sini. Cindy di rumah Inong jaga anak2nya.
Masyaa Allah. Gw sibuk cari informasi. sms ke HP inong, ga ada balasan. (berharap mas Haris akan balas). Panik. Berdoa, ya Allah sembuhkanlah Inong.
Tadi pagi, masih dari Wulan:
wulan_martani (10:20:00 AM): Ini kabar terbaru dari Hany di milis Indosing-mums : Kabar dari Haris: dokter pesimis kalo Inong bisa sadar kembali. Sekarang sedang nunggu 2 dokter spesialis otak untuk meriksa Inong. Haris mohon doa kawan2 semua, semoga ada mukjizat untuk Inong. Masyaallah. Wassalaam, sera
Gw lama ninggalin computer tadi, begitu buka... Masyaa Allah! ada berita dari Wulan:
wulan_martani (3:57:27 PM): Inong dah nggak ada Mel
Trus muncul pula YM dari Rina:
ibunda_jasmine (4:59:03 PM): Betul, Haris confirmed kalau Inong MASIH ADA! Walaupun memang sekarang tergantung life supportingnya itu. Dr kasih decision di tangan Haris, apakah mau tunggu 72 jam, atau mau dicabut sekarang. Dan Haris mau tunggu 72 jam, serta mau cari 2nd opinion ke dr lain. Mari kita berdoa untuk yang terbaik bagi Inong dan keluarganya. cheers, Susan
Gw nelpon Luluk. Dan memang benar seperti yang dikatakan Rina.
Ya Allah, Engkau yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Engkau yang Menghidupkan, Engkau jua lah yang Mematikan. Jika hamba boleh memohon, berikan kesempatan kepada Inong. Tapi kukembalikan semuanya kepadaMu ya Allah. Berikan yang Terbaik dariMu untuk Inong dan keluarganya. AMIN.
Nong, sadar Nong. Nyokap gw mo ke Singapore bawa dendeng balado pesanan lo. Nong, masih mau kan?
Iya, Inong. Gw mo cerita dikit tentang Inong. Iya Inong Haris. Bunda nya Zidan dan Syifa yang hari ini berulang tahun.
Kemaren dpt kabar awalnya dari Wulan :
wulan_martani (4:58:27 PM): Kawan2, Inong sekarang ada di ER NUH Buona Vista. Aku nnulisnya sambil gemeter n pengen nangis nih. Mohon doanya supaya segera sadar n sehat kembali. Tadi kira2 45 mnit lalu pingsan di rumah n dibawa pake ambulan. Alhamdulillah ibundanya sedang ada di sini. Cindy di rumah Inong jaga anak2nya.
Masyaa Allah. Gw sibuk cari informasi. sms ke HP inong, ga ada balasan. (berharap mas Haris akan balas). Panik. Berdoa, ya Allah sembuhkanlah Inong.
Tadi pagi, masih dari Wulan:
wulan_martani (10:20:00 AM): Ini kabar terbaru dari Hany di milis Indosing-mums : Kabar dari Haris: dokter pesimis kalo Inong bisa sadar kembali. Sekarang sedang nunggu 2 dokter spesialis otak untuk meriksa Inong. Haris mohon doa kawan2 semua, semoga ada mukjizat untuk Inong. Masyaallah. Wassalaam, sera
Gw lama ninggalin computer tadi, begitu buka... Masyaa Allah! ada berita dari Wulan:
wulan_martani (3:57:27 PM): Inong dah nggak ada Mel
Trus muncul pula YM dari Rina:
ibunda_jasmine (4:59:03 PM): Betul, Haris confirmed kalau Inong MASIH ADA! Walaupun memang sekarang tergantung life supportingnya itu. Dr kasih decision di tangan Haris, apakah mau tunggu 72 jam, atau mau dicabut sekarang. Dan Haris mau tunggu 72 jam, serta mau cari 2nd opinion ke dr lain. Mari kita berdoa untuk yang terbaik bagi Inong dan keluarganya. cheers, Susan
Gw nelpon Luluk. Dan memang benar seperti yang dikatakan Rina.
Ya Allah, Engkau yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Engkau yang Menghidupkan, Engkau jua lah yang Mematikan. Jika hamba boleh memohon, berikan kesempatan kepada Inong. Tapi kukembalikan semuanya kepadaMu ya Allah. Berikan yang Terbaik dariMu untuk Inong dan keluarganya. AMIN.
Nong, sadar Nong. Nyokap gw mo ke Singapore bawa dendeng balado pesanan lo. Nong, masih mau kan?
Monday, August 28, 2006
Jadi orang jujur itu susah ga sih?
Jadi orang jujur? Susah ga sih?
Kalimat di atas merasuki pikiran gw bbrp hari terakhir ini. Jujur disini lebih tepat nya jujur kepada diri sendiri. Terinspirasi oleh seorang kawan baik yang baru berkunjung. Sudah 10 tahun gw kenal ma teman baik ini. Dulu sekantor, she's smart. She's younger than me, and smarter. Nyebelin ga sih? Hehehehhee
Dari dulu gw tau dia orang nya straight too the point. Ntah lah, mungkin juga ciri khas orang pintar, yang memang tau the reason why she or he did that, jadi selalu ada alasan untuk berkelit atau -membantah-. Tapi mungkin dia ga tau aja kalo gw 'agak' iri dgn kelebihannya itu.
Anyway, yang gw mo ceritain disini, dia sudah lebih dulu menjadi orang yang selalu kritis. Teman gw itu datang dengan suami dan kedua anaknya, anak terakhir berumur kurang dari 2 bulan. Berani banget bawa anak bayi dari England ke Jakarta. Eits.. jangan salah. 6 tahun yg lalu dia bawa anak pertamanya ke Jakarta sendirian, dan si anak berumur kurang dari 1 bulan!! Fantastis. Kalo gw yg pergi bawa bayi gw, pada heboh tuh pasti. Gw aja bawa Nasta dan Nara keluar rumah setelah mreka berusia 40 hari (kecuali utk urusan ke dokter). Waktu Nasta sih karena menurut orang tua, dilarang bawa anak keluar rumah seblum 40 hari, anak kedua lebih rasionalis, banyak virus beterbangan di luar sana. Ga mau nanggung resiko, mending gw tahan diri aja. Make sense kan?
Si teman mengekahkan anak kedua nya, gw datang pas syukuran. 3 tahun tidak ketemu, walaupun Alhamdulillah teman gw ini cukup rajin nelpon. Bikin gw kangen juga dengan celotehannya. Yang blak-blak-an. Apa adanya. Ceritanya, adik teman gw ini iri, melihat suami teman gw sangat gape mengganti diapers, menyusui bayi mreka (botol lho). Dan juga bercerita, di mall tanpa menunggu 'perintah' istrinya, ketika sang anak buang hajat, suaminya yang bule itu, langsung membawa sang anak ke toilet dan mengganti diaper nya. 'bikin iri deh. Laki gw mana mau,' kata adiknya. Ada nada iri, kagum dan apa yah? Sebenernya hari gini sih, para ayah menggantikan diaper bayi sudah tidak heran, tapi memang masih banyak juga kok para ayah yang tidak terlalu ikut campur mengurus anak saat mreka masih berusia bulanan. Contoh: laki gw kurang gape ganti diaper Nara, tapi udah jago mandiin dan suapinin Nasta. Lumayan juga kan? Dulu sih bikin susu Nasta ga mau, takut salah takar. Gitu alasannya, padahal kan gampang banget. Tapi sekarang? Dah jago banget. Tapi emang belum bisa nyusuin Nara, ya iya lah.. wong Nara masih nyusu ma' gw, hehehe.
Tapi yang bikin gw kagum atau takjub atau apa yah .. mengelus dada mungkin? Alasan teman gw yang amat sangat masuk di akal, tapi gw yakin tidak semua orang kepikiran. Mau tau? Alasan dia adalah, "gw kan udah hamil sembilan bulan, udah ngelahirin, nyusuin (ASI). Sedangkan laki gw ga ngapa-ngapain. Masa dia ga mau bantuin? Enak banget." Masuk akal kan? Emang dasar teman gw agak geblek, dia bilang lagi, "gw bilang ke laki gw, kan gara-gara elo gw tinggal di England. Kalo gw tinggal di Jakarta, gw akan punya pembantu, punya baby sitter punya banyak orang yang akan bantu gw." Hehehehe… sengaja juga dia pake alasan itu, biar laki nya ngerasa bersalah. Dan siap membantu. Ah . . teman, emang suami lo aja yang baik banget. Dia cerita, di sana dia terkenal dengan Mrs complain. Ke restoran bawa keluarga besar, anaknya menangis otomatis dia nyusuin anaknya di meja makan. Petugas restoran dengan tidak enak hati menyampaikan rasa keberatan atas nama pelanggan lain. Tanpa sungkan dan ragu, dia berdebat panjang dan akhirnya, SEMUA MAKANAN GRATIS.
Mungkin kalo orang yang tidak terlalu mengenal dia, akan mengatakan dia itu orang nekat atau sedikitnya akan bilang, she's cracy. Well, she is. Tapi menurut gw, dia orang yang amat sangat jujur. Mungkin untuk sebagian orang, kejujuran seperti itu akan dibilang kurang ajar, tidak sopan, dll.
Tapi akhirnya gw jadi berpikir, apa iya mengatakan hal-hal yang tidak kita senangi, tidak kita kehendaki itu salah? Gw termasuk orang yang menghindari konflik. Yang ada jd suka memendam masalah, dan berharap masalah akan hilang dengan sendirinya. Contoh: pembantu atau baby sitter melakukan hal kecil yang sebenarnya tidak pantas, instead of menegur mreka langsung gw akan menunggu saat yang pas. Tapi biasanya 'saat pas' itu tidak terjadi. Bisa karena gw sudah 'melupakannya' atau ya itu, malas. Atau contoh lain, kesel ma’ suami. Bukannya langsung diselesaikan, biasanya gw nunggu timing yang pas. Tapi ya itu, suka udah lupa ma' kasus nya atau udah malas, malas ribut atau paling tidak malas bikin keributan. Padahal kalo dipikir-pikir, kalo pada saat kesal, saat masalah nya timbul, langsung diomongin pun ga ada salahnya kan? Tinggal kita nya aja kudu pintar-pintar ngatur emosi. Jangan sampai masalah yang sebenarnya kecil, karena ga pintar ngatur emosi, malah kacau balau. Susahnya lagi, gw termasuk orang yang ga mau bikin ribut. Dan mungkin juga orang yang ga mau punya musuh. Padahal ga ada salahnya juga kali yah punya musuh, kalo emang harus dimusuhi? Hehehe.. bener ga sih?
Kenapa susah banget buat gw untuk mengatakan apa yang gw mau, langsung pada tujuan. Gw cenderung untuk mencari-cari kalimat panjang, dan akhirnya udah ga terasa gereget permasalahannya.
Gw cuma pengen belajar jujur, jujur kepada diri sendiri terutama. Susah ga sih?
Kalimat di atas merasuki pikiran gw bbrp hari terakhir ini. Jujur disini lebih tepat nya jujur kepada diri sendiri. Terinspirasi oleh seorang kawan baik yang baru berkunjung. Sudah 10 tahun gw kenal ma teman baik ini. Dulu sekantor, she's smart. She's younger than me, and smarter. Nyebelin ga sih? Hehehehhee
Dari dulu gw tau dia orang nya straight too the point. Ntah lah, mungkin juga ciri khas orang pintar, yang memang tau the reason why she or he did that, jadi selalu ada alasan untuk berkelit atau -membantah-. Tapi mungkin dia ga tau aja kalo gw 'agak' iri dgn kelebihannya itu.
Anyway, yang gw mo ceritain disini, dia sudah lebih dulu menjadi orang yang selalu kritis. Teman gw itu datang dengan suami dan kedua anaknya, anak terakhir berumur kurang dari 2 bulan. Berani banget bawa anak bayi dari England ke Jakarta. Eits.. jangan salah. 6 tahun yg lalu dia bawa anak pertamanya ke Jakarta sendirian, dan si anak berumur kurang dari 1 bulan!! Fantastis. Kalo gw yg pergi bawa bayi gw, pada heboh tuh pasti. Gw aja bawa Nasta dan Nara keluar rumah setelah mreka berusia 40 hari (kecuali utk urusan ke dokter). Waktu Nasta sih karena menurut orang tua, dilarang bawa anak keluar rumah seblum 40 hari, anak kedua lebih rasionalis, banyak virus beterbangan di luar sana. Ga mau nanggung resiko, mending gw tahan diri aja. Make sense kan?
Si teman mengekahkan anak kedua nya, gw datang pas syukuran. 3 tahun tidak ketemu, walaupun Alhamdulillah teman gw ini cukup rajin nelpon. Bikin gw kangen juga dengan celotehannya. Yang blak-blak-an. Apa adanya. Ceritanya, adik teman gw ini iri, melihat suami teman gw sangat gape mengganti diapers, menyusui bayi mreka (botol lho). Dan juga bercerita, di mall tanpa menunggu 'perintah' istrinya, ketika sang anak buang hajat, suaminya yang bule itu, langsung membawa sang anak ke toilet dan mengganti diaper nya. 'bikin iri deh. Laki gw mana mau,' kata adiknya. Ada nada iri, kagum dan apa yah? Sebenernya hari gini sih, para ayah menggantikan diaper bayi sudah tidak heran, tapi memang masih banyak juga kok para ayah yang tidak terlalu ikut campur mengurus anak saat mreka masih berusia bulanan. Contoh: laki gw kurang gape ganti diaper Nara, tapi udah jago mandiin dan suapinin Nasta. Lumayan juga kan? Dulu sih bikin susu Nasta ga mau, takut salah takar. Gitu alasannya, padahal kan gampang banget. Tapi sekarang? Dah jago banget. Tapi emang belum bisa nyusuin Nara, ya iya lah.. wong Nara masih nyusu ma' gw, hehehe.
Tapi yang bikin gw kagum atau takjub atau apa yah .. mengelus dada mungkin? Alasan teman gw yang amat sangat masuk di akal, tapi gw yakin tidak semua orang kepikiran. Mau tau? Alasan dia adalah, "gw kan udah hamil sembilan bulan, udah ngelahirin, nyusuin (ASI). Sedangkan laki gw ga ngapa-ngapain. Masa dia ga mau bantuin? Enak banget." Masuk akal kan? Emang dasar teman gw agak geblek, dia bilang lagi, "gw bilang ke laki gw, kan gara-gara elo gw tinggal di England. Kalo gw tinggal di Jakarta, gw akan punya pembantu, punya baby sitter punya banyak orang yang akan bantu gw." Hehehehe… sengaja juga dia pake alasan itu, biar laki nya ngerasa bersalah. Dan siap membantu. Ah . . teman, emang suami lo aja yang baik banget. Dia cerita, di sana dia terkenal dengan Mrs complain. Ke restoran bawa keluarga besar, anaknya menangis otomatis dia nyusuin anaknya di meja makan. Petugas restoran dengan tidak enak hati menyampaikan rasa keberatan atas nama pelanggan lain. Tanpa sungkan dan ragu, dia berdebat panjang dan akhirnya, SEMUA MAKANAN GRATIS.
Mungkin kalo orang yang tidak terlalu mengenal dia, akan mengatakan dia itu orang nekat atau sedikitnya akan bilang, she's cracy. Well, she is. Tapi menurut gw, dia orang yang amat sangat jujur. Mungkin untuk sebagian orang, kejujuran seperti itu akan dibilang kurang ajar, tidak sopan, dll.
Tapi akhirnya gw jadi berpikir, apa iya mengatakan hal-hal yang tidak kita senangi, tidak kita kehendaki itu salah? Gw termasuk orang yang menghindari konflik. Yang ada jd suka memendam masalah, dan berharap masalah akan hilang dengan sendirinya. Contoh: pembantu atau baby sitter melakukan hal kecil yang sebenarnya tidak pantas, instead of menegur mreka langsung gw akan menunggu saat yang pas. Tapi biasanya 'saat pas' itu tidak terjadi. Bisa karena gw sudah 'melupakannya' atau ya itu, malas. Atau contoh lain, kesel ma’ suami. Bukannya langsung diselesaikan, biasanya gw nunggu timing yang pas. Tapi ya itu, suka udah lupa ma' kasus nya atau udah malas, malas ribut atau paling tidak malas bikin keributan. Padahal kalo dipikir-pikir, kalo pada saat kesal, saat masalah nya timbul, langsung diomongin pun ga ada salahnya kan? Tinggal kita nya aja kudu pintar-pintar ngatur emosi. Jangan sampai masalah yang sebenarnya kecil, karena ga pintar ngatur emosi, malah kacau balau. Susahnya lagi, gw termasuk orang yang ga mau bikin ribut. Dan mungkin juga orang yang ga mau punya musuh. Padahal ga ada salahnya juga kali yah punya musuh, kalo emang harus dimusuhi? Hehehe.. bener ga sih?
Kenapa susah banget buat gw untuk mengatakan apa yang gw mau, langsung pada tujuan. Gw cenderung untuk mencari-cari kalimat panjang, dan akhirnya udah ga terasa gereget permasalahannya.
Gw cuma pengen belajar jujur, jujur kepada diri sendiri terutama. Susah ga sih?
Iseng-iseng
Iseng-iseng
Dari Inong nih, yah.. buat iseng-iseng aja.
Favourites
Colour: hijau, biru, kuning.
Food: apa yah? Suka makan ga suka masak, itu yg pasti.
Song: The Sound of Music.
Movie: The Sound of Music.
Sport: Renang, Jogging, Yoga (next aiming)
Day of the Week:
Ice Cream: Chocolate for sure!
Currents
Mood : Just normal.
Taste : yang manis-manis.
Clothes : blouse agak longgar, tadinya, tapi sekarang dah agak ketat. Coz am getting fat.
Desktop: Tulip.
Toenail Colour: Ya biasa aja, ga pake kutek
Time: 1.21 pm
Annoyance: lots of things to do.
Thoughts: facial, luluran, manicure + pedicure, gagal terus bou!.
First
First Best Friend: Yayuk. Temen SD. Tapi sekarang ga tau dia dimana, hiks
First Crush: ga inget
First Movie: Si Unyil.
First Lie: ga inget lah.
First Music: smua lagu yg dipelajari di Bina Vokalia.
Last
Last Cigarette: WITT (wanita Indonesia tanpa tembakau) – tapi handling client rokok
Last Drink: Es teh manis.
Last Car Ride: Si putih yang mulai banyak masalah. (suami juga sih yang nyetir)
Last Crush: Penghindar konflik.
Last Phone Call: Nasta, trus client
Last CD played:
Have you ever
Have you ever dated one of your best friends: Nope.
Have you ever broken the law: Nope.
Have you ever been arrested: Nope.
Have you ever skinny dipped: No comment.
Have you ever kissed someone you don't know: hhhee… (mikir), ga pernah deh kayanya.
OK, korban berikutnya kutimpukkan pada:
Diki Satya
Farika
Rina
Wulan
Dari Inong nih, yah.. buat iseng-iseng aja.
Favourites
Colour: hijau, biru, kuning.
Food: apa yah? Suka makan ga suka masak, itu yg pasti.
Song: The Sound of Music.
Movie: The Sound of Music.
Sport: Renang, Jogging, Yoga (next aiming)
Day of the Week:
Ice Cream: Chocolate for sure!
Currents
Mood : Just normal.
Taste : yang manis-manis.
Clothes : blouse agak longgar, tadinya, tapi sekarang dah agak ketat. Coz am getting fat.
Desktop: Tulip.
Toenail Colour: Ya biasa aja, ga pake kutek
Time: 1.21 pm
Annoyance: lots of things to do.
Thoughts: facial, luluran, manicure + pedicure, gagal terus bou!.
First
First Best Friend: Yayuk. Temen SD. Tapi sekarang ga tau dia dimana, hiks
First Crush: ga inget
First Movie: Si Unyil.
First Lie: ga inget lah.
First Music: smua lagu yg dipelajari di Bina Vokalia.
Last
Last Cigarette: WITT (wanita Indonesia tanpa tembakau) – tapi handling client rokok
Last Drink: Es teh manis.
Last Car Ride: Si putih yang mulai banyak masalah. (suami juga sih yang nyetir)
Last Crush: Penghindar konflik.
Last Phone Call: Nasta, trus client
Last CD played:
Have you ever
Have you ever dated one of your best friends: Nope.
Have you ever broken the law: Nope.
Have you ever been arrested: Nope.
Have you ever skinny dipped: No comment.
Have you ever kissed someone you don't know: hhhee… (mikir), ga pernah deh kayanya.
OK, korban berikutnya kutimpukkan pada:
Diki Satya
Farika
Rina
Wulan
Friday, August 11, 2006
Panco
Panco
Dari kemaren ada gairah baru di lantai paling atas gedung Tetra Pak. Gairah menyambut 17 Agustus. Hehehe.... Ntah siapa yang punya ide, tiba-tiba ada poster di tempel di beberapa tempat. Adu Panco untuk perempuan di lantai 5 ini, dan adu bilyard untuk para lelaki.
Seru? Pasti! Sudah di mulai kemaren sore, pada saat pembagian lawan tanding. Badan kecil ketemu badan kecil, fine. Badan besar ketemu badan besar, fine. Yang apes badan kecil ketemu badan besar, kami hanya bisa bantu doa.
Lawan gw adalah Novi, copy writer berbadan besar. Takut? Ga lah! Males aja kalo musti tanding dia. Hehehe.... gede banget badannya. Kalah aja kali yah? Pertandingannya seru banget.. ada yang dengan mudah dikalahkan, ada yang harus di ulang sampai 3 kali, karena seri. Bahkan sampai ganti tangan!!
Gw???? Ah.. ga sampe itungan menit... langsung kalah. Huahahahahah...... awalnya Novi udah ngunci tangan gw duluan, agak susah untuk mengembalikan ke posisi semula. Ah.. sutra lah., pasrah aja. Hihihi... (males banget usaha).
Can't wait till Wednesday nih, dress code nya seru banget.
Dari kemaren ada gairah baru di lantai paling atas gedung Tetra Pak. Gairah menyambut 17 Agustus. Hehehe.... Ntah siapa yang punya ide, tiba-tiba ada poster di tempel di beberapa tempat. Adu Panco untuk perempuan di lantai 5 ini, dan adu bilyard untuk para lelaki.
Seru? Pasti! Sudah di mulai kemaren sore, pada saat pembagian lawan tanding. Badan kecil ketemu badan kecil, fine. Badan besar ketemu badan besar, fine. Yang apes badan kecil ketemu badan besar, kami hanya bisa bantu doa.
Lawan gw adalah Novi, copy writer berbadan besar. Takut? Ga lah! Males aja kalo musti tanding dia. Hehehe.... gede banget badannya. Kalah aja kali yah? Pertandingannya seru banget.. ada yang dengan mudah dikalahkan, ada yang harus di ulang sampai 3 kali, karena seri. Bahkan sampai ganti tangan!!
Gw???? Ah.. ga sampe itungan menit... langsung kalah. Huahahahahah...... awalnya Novi udah ngunci tangan gw duluan, agak susah untuk mengembalikan ke posisi semula. Ah.. sutra lah., pasrah aja. Hihihi... (males banget usaha).
Can't wait till Wednesday nih, dress code nya seru banget.
Wednesday, August 09, 2006
Jangan kerja terus dong
"Jangan kerja terus dong"
Iya kalimat ini keluar dari mulut mungil putri tertua gw, Puti Nasheeta. Antara rasa geli campur haru. Hiks..
Melihat gw mo brangkat kerja, Nasta buru-buru minta disuapin ma' ibu nya. Padahal tuh sarapan udah setengah piring di makan. Kalo ga diturutin, jerit deh dia. Ya udah, gw suapin dia bentar. Tapi karena jam dinding sudah menunjukan pukul 8 lewat 15 menit, gw dah resah sendiri. Ayo dong Ta, makan nya di kunyah. Nasta menggerakan mulutnya, iya, gerak. Tapi tidak mengunyah. Ayo dong Nak.. di kunyah. Ibu dah telat nih. 3 suap berjalan pelan. 8 lewat 20 menit. Ayo dong Nak.. ibu dah telat nih, nanti dimarahin boss ibu, "kamu dateng telat terus sih!"
Tanpa ekspresi dan sambil mengunyah, Nasta berkata, "Jangan kerja terus dong"
gedubrak.
Iya kalimat ini keluar dari mulut mungil putri tertua gw, Puti Nasheeta. Antara rasa geli campur haru. Hiks..
Melihat gw mo brangkat kerja, Nasta buru-buru minta disuapin ma' ibu nya. Padahal tuh sarapan udah setengah piring di makan. Kalo ga diturutin, jerit deh dia. Ya udah, gw suapin dia bentar. Tapi karena jam dinding sudah menunjukan pukul 8 lewat 15 menit, gw dah resah sendiri. Ayo dong Ta, makan nya di kunyah. Nasta menggerakan mulutnya, iya, gerak. Tapi tidak mengunyah. Ayo dong Nak.. di kunyah. Ibu dah telat nih. 3 suap berjalan pelan. 8 lewat 20 menit. Ayo dong Nak.. ibu dah telat nih, nanti dimarahin boss ibu, "kamu dateng telat terus sih!"
Tanpa ekspresi dan sambil mengunyah, Nasta berkata, "Jangan kerja terus dong"
gedubrak.
Tuesday, August 08, 2006
Dokter Anak
Dokter Anak
Pergi ke dokter anak adalah hal yang tidak menyenangkan buat gw. Sejak Nasta berusia 9 bulan, boleh dibilang, Nasta sangat jarang ke dokter kecuali untuk imunisasi. Sebelumnya? Jangan tanya.. :( Bisa tiap minggu atau minimal sebulan sekali. Duh.. jaman kegelapan banget deh. Hiks.. dan saat itu, tidak terbilang berapa kali Nasta mengkonsumsi antibiotik untuk penyakit yang notabene disebabkan oleh virus. (note: Antibiotik untuk membunuh bakteri, bukan virus). Nasta berbakat asma, itu gw tau, karena ada turunan asma di keluarga suami. Setelah rajin ikut seminar dan ikut milis Sehat, Alhamdulillah gw jadi lebih mengerti dan rasional dalam menghadapi situasi di waktu anak sakit.
Pada saat itu gw berpikir, smakin jarang minum obat, Insyaa Allah Nasta bisa lebih tahan banting. Memang sih sempat juga, Nasta jarang sakit. Duh.. senang banget. Kalaupun Nasta sakit, mostly memang common cold dan flu. Biasanya kalo batuknya sudah parah, baru oma nya ribut. Ibu nya? Masih tenang aja.
Bingung juga dan kasihan melihat Nasta hampir tiap awal bulan sakit, walaupun secara logika gw ngerti kenapa. Mau tau kenapa?
1. Nasta lahir prematur (34 minggu) dengan berat 2200 gram saja.
2. Nasta tidak mendapatkan ASI Exclusive (hiks)
3. Nasta sudah bersekolah (Anak sekolahan kan cepet tertular virus)
4. Udara di Jakarta sudah sangat-sangat parah, polusi nya.. Astaghfirulllah..
5. Nasta punya bakat alergi dan asma
6. Di rumah yang sakit flu ganti-gantian terus
7. Dll, dsb.
Jadi ga usah heran kan kalo Nasta tiap bulan (kami bilang penyakit awal bulan nya Nasta) bisa sakit flu. Daya tahan tubuh nya Nasta kurang baik.
Tadinya gw ga terlalu vitamin/supplement minded, gw pikir, Insyaa Allah dengan asupan makanan yang Nasta makan, udah cukup. Tapi apa boleh buat, gw harus nambah supplement juga ke Nasta.
Nah, ceritanya, Senin kemaren gw nganter Nasta ke dokter nya. Dari hari Jum'at malam hangat, on off gitu. Dah pilek, belum batuk. (sekarang dah batuk, ihiks). Minggu malam menjelang pagi pun, Nasta masih hangat (suhu tidak tahu, termometer gw rusak). Ayah ngajak ke dokter, ya sudah. Ambil nomer deh. Waduh.. dapet nomer 15. Bisa-bisa jam 11 baru masuk tuh, gimana urusan kantor neh? Itu sih yang pertama terlintas. Tapi.. mau gimana lagi? Anak sakit.
Sambil nyuapinin Nara, nunggu jam 10 gitu baru brangkat ke dokter nya. Tapi kondisi Nasta sudah lebih baik. Akhirnya gw dan abang memutuskan, Nasta tidak jadi ke dokter. Alhamdulillah. Hehehehe... jujur aja, gw males banget bawa anak ke dokter. Melihat ibu dan ayah nya mau brangkat kerja, Nasta tiba-tiba bilang, "Ata mau ke dokter bu. Ata ganti baju dulu." Hmm... what can we say? Dia mau ke dokter, takut juga ada apa-apa.. hehehe... ya udah, kami brangkat ke dokter. Dan benar saja, 2 jam lebih kami menunggu di ruang tunggu dokter anak itu, ehem.. ruang tunggu? Nope, ini garasi yang difungsikan untuk ruang tunggu. Tidak ada kursi, pasien dan orang tua duduk di lantai. Beberapa kali sempat mendengar ibu / ayah pasien yang ngomel ke petugas pemanggil pasien, karena mreka lama menunggu tapi tidak di panggil-panggil. Pfuih.. itu selalu terjadi setiap gw ke dokter ini. "Tiga nomer lalu tiga yang kontrol, begitu peraturannya" Tapi bapak itu tidak berdaya ketika seorang ibu menyerobot masuk tanpa nomer maupun kartu kontrol, "kerabat pak dokter." Pfuih.. gw tidak menyalahkan Bapak ini, tapi tindakan ibu itu yang gw sesalkan. Kalo mau main masuk ruang dokter, liat jam juga dong.
Dari sekian pasien anak yang berobat ke dokter ini, 70% sakit flu, demam & batuk. 20% imunisasi dan sisanya penyakit lain. Dan kesan yang gw dapat dari para orang tua pasien ini, mreka masih mendewakan obat (baca: antibiotik). Seorang ibu dengan bayi berusia kurang dari 1 bulan, si anak sakit batuk. Duh.. masih merah betul anak itu. Dan gw lihat, ibu nya tidak menyusui dengan ASI. Hiks.. hiks.. Ibu yang lain dengan bayi berusia sekitar 2 bulan, sama saja. Anak nya batuk. Susu nya formula. Hiks.. hiks.. Bukan maksud hati menyombongkan diri karena alhamdulillah, gw berhasil memberikan Nara ASI Exclusive. Tapi, apakah mreka kurang paham atau tidak mengetahui, bahwa ASI adalah sumber dari segala sumber makanan bermutu dan bergizi tinggi buat buah hati mreka? Seorang ibu dengan anak nya berusia kurang lebih 10 bulan, anak nya batuk. Sudah ke dokter dua hari lalu, sudah di beri obat, tapi si anak malah diare dan batuknya tidak sembuh. Tanpa bermaksud menggurui, gw bilang, "mungkin diare nya karena obat nya." Itu pun tanpa ekspresi. Karena sebenernya gw pengen bilang, "Emang lo kira sulap berobat ke dokter bisa langsung sembuh?"
Duh.. dr. Purnamawati emang hebat banget deh, blio sangat sabar memberi tahu kepada para orang tua di milis sehat ini. God Bless you Dok.
Tiba giliran kami masuk ke ruang dokter nya. Point positive di dokter ini adalah, ruang prakteknya tidak di buat seperti ruang praktek dokter sesungguhnya. Tidak ada dipan untuk periksa anak, yang ada hanya sofa. Jadi Nasta sejak kenal dengan dokter ini, tidak takut ke dokter. Sebenarnya dokter ini pun mau di ajak ngobrol. Dan menjelaskan kondisi anak dengan lojik (hehehe.. bahasa gw, ancur banget). Sambil periksa Nasta, blio ngomong, "Jangan makan coklat dulu, jgn minum es dulu, ciki-cikian juga jgn, mo makan jelly boleh, bla bla bla bla." Gitu deh. Dan gw cuma dengerin aja. Blio nulis resep. Tanpa perlu gw tanya-tanya, karena gw dah tau lah isinya. Pasti ada antibiotik nya. Bayar dokter, keluar. Makasih Dok. Duh.. kenapa sih gw belum juga bisa ngobrol dengan baik dan benar? Belum bisa menari tango dengan dokter Nasta dan Nara ini.
Tadi pagi gw mendengar siaran radio dengan narasumber dokter anak yang ketua IDAI. Dan senang nya gw mendengar bahwa blio tidak pernah memberikan obat untuk pasien nya yang HANYA sakit flu. Menurut blio, demam, batuk, pilek dan diare adalah penyakit biasa untuk anak/dewasa. Yang biasanya disebabkan oleh virus. Demam lebih 3 hari, baru cek dokter untuk dugaan penyakit lain. Malah menurut dr. Wati di email milis Sehat, demam kalo ada pilek/batuk nya, ga usah khawatir. Ditambahkan juga, jika dokter anak tersebut bilang, "tenggorokannya merah (radang)" Minta lah dokter nya untuk buka mulut juga, sambil bertanya (dgn manis), "yang merah itu kaya apa sih dokt?" :D Nice try. Menurut info yang pernah gw dapatkan, tenggorokan itu memang merah. Yang berbahaya itu justru kalo ada putih-putih nya (maaf gw lupa istilahnya).
Ah.. dokter anak.. dokter anak... udah lah ngantri, waktu yang disediakan sedikit, jarang sekali yang bisa ber-tango dengan orang tua pasien. Padahal mereka kan juga punya anak / cucu. Kenapa sih seneng nya membodohi pasien terus?
(Well, harus gw akui, banyak juga sih pasien yang seneng dibodohi. Di bilang tidak perlu obat, malah cari dokter lain. Batuk anak ga sembuh dalam 2 hari, pindah dokter, dengan alasan, dokter nya kurang jago. Waks.... batuk itu makan waktu bu. 14 hari maksimal. Kurang dari 14 hari, dinikmati aja kali yah.)
Ya Allah, smoga Nasta sehat-sehat aja. Nara juga. Amin.
Pergi ke dokter anak adalah hal yang tidak menyenangkan buat gw. Sejak Nasta berusia 9 bulan, boleh dibilang, Nasta sangat jarang ke dokter kecuali untuk imunisasi. Sebelumnya? Jangan tanya.. :( Bisa tiap minggu atau minimal sebulan sekali. Duh.. jaman kegelapan banget deh. Hiks.. dan saat itu, tidak terbilang berapa kali Nasta mengkonsumsi antibiotik untuk penyakit yang notabene disebabkan oleh virus. (note: Antibiotik untuk membunuh bakteri, bukan virus). Nasta berbakat asma, itu gw tau, karena ada turunan asma di keluarga suami. Setelah rajin ikut seminar dan ikut milis Sehat, Alhamdulillah gw jadi lebih mengerti dan rasional dalam menghadapi situasi di waktu anak sakit.
Pada saat itu gw berpikir, smakin jarang minum obat, Insyaa Allah Nasta bisa lebih tahan banting. Memang sih sempat juga, Nasta jarang sakit. Duh.. senang banget. Kalaupun Nasta sakit, mostly memang common cold dan flu. Biasanya kalo batuknya sudah parah, baru oma nya ribut. Ibu nya? Masih tenang aja.
Bingung juga dan kasihan melihat Nasta hampir tiap awal bulan sakit, walaupun secara logika gw ngerti kenapa. Mau tau kenapa?
1. Nasta lahir prematur (34 minggu) dengan berat 2200 gram saja.
2. Nasta tidak mendapatkan ASI Exclusive (hiks)
3. Nasta sudah bersekolah (Anak sekolahan kan cepet tertular virus)
4. Udara di Jakarta sudah sangat-sangat parah, polusi nya.. Astaghfirulllah..
5. Nasta punya bakat alergi dan asma
6. Di rumah yang sakit flu ganti-gantian terus
7. Dll, dsb.
Jadi ga usah heran kan kalo Nasta tiap bulan (kami bilang penyakit awal bulan nya Nasta) bisa sakit flu. Daya tahan tubuh nya Nasta kurang baik.
Tadinya gw ga terlalu vitamin/supplement minded, gw pikir, Insyaa Allah dengan asupan makanan yang Nasta makan, udah cukup. Tapi apa boleh buat, gw harus nambah supplement juga ke Nasta.
Nah, ceritanya, Senin kemaren gw nganter Nasta ke dokter nya. Dari hari Jum'at malam hangat, on off gitu. Dah pilek, belum batuk. (sekarang dah batuk, ihiks). Minggu malam menjelang pagi pun, Nasta masih hangat (suhu tidak tahu, termometer gw rusak). Ayah ngajak ke dokter, ya sudah. Ambil nomer deh. Waduh.. dapet nomer 15. Bisa-bisa jam 11 baru masuk tuh, gimana urusan kantor neh? Itu sih yang pertama terlintas. Tapi.. mau gimana lagi? Anak sakit.
Sambil nyuapinin Nara, nunggu jam 10 gitu baru brangkat ke dokter nya. Tapi kondisi Nasta sudah lebih baik. Akhirnya gw dan abang memutuskan, Nasta tidak jadi ke dokter. Alhamdulillah. Hehehehe... jujur aja, gw males banget bawa anak ke dokter. Melihat ibu dan ayah nya mau brangkat kerja, Nasta tiba-tiba bilang, "Ata mau ke dokter bu. Ata ganti baju dulu." Hmm... what can we say? Dia mau ke dokter, takut juga ada apa-apa.. hehehe... ya udah, kami brangkat ke dokter. Dan benar saja, 2 jam lebih kami menunggu di ruang tunggu dokter anak itu, ehem.. ruang tunggu? Nope, ini garasi yang difungsikan untuk ruang tunggu. Tidak ada kursi, pasien dan orang tua duduk di lantai. Beberapa kali sempat mendengar ibu / ayah pasien yang ngomel ke petugas pemanggil pasien, karena mreka lama menunggu tapi tidak di panggil-panggil. Pfuih.. itu selalu terjadi setiap gw ke dokter ini. "Tiga nomer lalu tiga yang kontrol, begitu peraturannya" Tapi bapak itu tidak berdaya ketika seorang ibu menyerobot masuk tanpa nomer maupun kartu kontrol, "kerabat pak dokter." Pfuih.. gw tidak menyalahkan Bapak ini, tapi tindakan ibu itu yang gw sesalkan. Kalo mau main masuk ruang dokter, liat jam juga dong.
Dari sekian pasien anak yang berobat ke dokter ini, 70% sakit flu, demam & batuk. 20% imunisasi dan sisanya penyakit lain. Dan kesan yang gw dapat dari para orang tua pasien ini, mreka masih mendewakan obat (baca: antibiotik). Seorang ibu dengan bayi berusia kurang dari 1 bulan, si anak sakit batuk. Duh.. masih merah betul anak itu. Dan gw lihat, ibu nya tidak menyusui dengan ASI. Hiks.. hiks.. Ibu yang lain dengan bayi berusia sekitar 2 bulan, sama saja. Anak nya batuk. Susu nya formula. Hiks.. hiks.. Bukan maksud hati menyombongkan diri karena alhamdulillah, gw berhasil memberikan Nara ASI Exclusive. Tapi, apakah mreka kurang paham atau tidak mengetahui, bahwa ASI adalah sumber dari segala sumber makanan bermutu dan bergizi tinggi buat buah hati mreka? Seorang ibu dengan anak nya berusia kurang lebih 10 bulan, anak nya batuk. Sudah ke dokter dua hari lalu, sudah di beri obat, tapi si anak malah diare dan batuknya tidak sembuh. Tanpa bermaksud menggurui, gw bilang, "mungkin diare nya karena obat nya." Itu pun tanpa ekspresi. Karena sebenernya gw pengen bilang, "Emang lo kira sulap berobat ke dokter bisa langsung sembuh?"
Duh.. dr. Purnamawati emang hebat banget deh, blio sangat sabar memberi tahu kepada para orang tua di milis sehat ini. God Bless you Dok.
Tiba giliran kami masuk ke ruang dokter nya. Point positive di dokter ini adalah, ruang prakteknya tidak di buat seperti ruang praktek dokter sesungguhnya. Tidak ada dipan untuk periksa anak, yang ada hanya sofa. Jadi Nasta sejak kenal dengan dokter ini, tidak takut ke dokter. Sebenarnya dokter ini pun mau di ajak ngobrol. Dan menjelaskan kondisi anak dengan lojik (hehehe.. bahasa gw, ancur banget). Sambil periksa Nasta, blio ngomong, "Jangan makan coklat dulu, jgn minum es dulu, ciki-cikian juga jgn, mo makan jelly boleh, bla bla bla bla." Gitu deh. Dan gw cuma dengerin aja. Blio nulis resep. Tanpa perlu gw tanya-tanya, karena gw dah tau lah isinya. Pasti ada antibiotik nya. Bayar dokter, keluar. Makasih Dok. Duh.. kenapa sih gw belum juga bisa ngobrol dengan baik dan benar? Belum bisa menari tango dengan dokter Nasta dan Nara ini.
Tadi pagi gw mendengar siaran radio dengan narasumber dokter anak yang ketua IDAI. Dan senang nya gw mendengar bahwa blio tidak pernah memberikan obat untuk pasien nya yang HANYA sakit flu. Menurut blio, demam, batuk, pilek dan diare adalah penyakit biasa untuk anak/dewasa. Yang biasanya disebabkan oleh virus. Demam lebih 3 hari, baru cek dokter untuk dugaan penyakit lain. Malah menurut dr. Wati di email milis Sehat, demam kalo ada pilek/batuk nya, ga usah khawatir. Ditambahkan juga, jika dokter anak tersebut bilang, "tenggorokannya merah (radang)" Minta lah dokter nya untuk buka mulut juga, sambil bertanya (dgn manis), "yang merah itu kaya apa sih dokt?" :D Nice try. Menurut info yang pernah gw dapatkan, tenggorokan itu memang merah. Yang berbahaya itu justru kalo ada putih-putih nya (maaf gw lupa istilahnya).
Ah.. dokter anak.. dokter anak... udah lah ngantri, waktu yang disediakan sedikit, jarang sekali yang bisa ber-tango dengan orang tua pasien. Padahal mereka kan juga punya anak / cucu. Kenapa sih seneng nya membodohi pasien terus?
(Well, harus gw akui, banyak juga sih pasien yang seneng dibodohi. Di bilang tidak perlu obat, malah cari dokter lain. Batuk anak ga sembuh dalam 2 hari, pindah dokter, dengan alasan, dokter nya kurang jago. Waks.... batuk itu makan waktu bu. 14 hari maksimal. Kurang dari 14 hari, dinikmati aja kali yah.)
Ya Allah, smoga Nasta sehat-sehat aja. Nara juga. Amin.
Wednesday, August 02, 2006
Sebenernya dah lama banget gw mo nulis tentang hal ini, tapi suka lupa, kalaupun inget pas kerjaan numpuk kalaupun lagi senggang, internetnya lagi ngadat, kalaupun semua nya baik-baik saja, gw nya yang males. Hehehehe...
Waktu awal gw bikin blog ini, gw menceritakan tentang "Friendship", maaf karena gw gaptek jadi kurang pinter bikin link nya. Kalo mau baca silahkan ke archive aja yah. nah, ceritanya gw mau ngobrolin soal teman lagi. Bukan.. bukan gosip kok.. cuma mo curhat tentang "teman" aja.
Pernah ga sih, kalian semua dekat dengan seseorang di masa tertentu, dekat sekali. Sampai-sampai kalian bertukar rahasia, crita seru atau apalah, tapi sekarang ini kalian tidak pernah berhubungan sama sekali. Mohon di catat : Tidak ada masalah dalam hubungan pertemanan ini (baca: tidak ada kata putus hubungan). Tapi tiba-tiba kalian merasa, eh.. kok dah lama sekali yah saya tidak ngobrol dengan si A atau si B? Apa kabar nya yah dia sekarang? Kalian ingat dan bahkan memikirkan orang tersebut. Tapi kalian tidak berusaha untuk menelpon, kirim email, kirim sms atau sekedar nge-Buzz di kolom Y!Messenger.
Gw pernah. Dan sampai sekarang pun masih. Setiap orang pastilah punya kesibukan masing-masing, hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Hari ini kita cocok banget ngobrol ma' si A. Tapi bulan depan kita merasa, kok udah ga asik lagi yah ngobrol ma' dia? Atau mungkin, si A udah ga pernah ngajak ngobrol kita lagi. Dengan segudang alasan. Kalaupun gw atau dia mencoba untuk break the ice, biasanya jadi hambar. Ntah kenapa. Tapi kalo ditanya apakah gw punya masalah dengan si A? Gw akan jawab, "Tidak". Eh, tapi ga tau juga kalo si A punya masalah dengan gw yah? hehehehe... Bisa juga mungkin si A sudah menemukan teman obrolan yang lebih mengasyikan, yang cocok dengan dia, dan mulai melupakan gw. Ihiks...
Terkadang ada keinginan untuk bertanya, "Do you have any problem with me?" Tapi.. buat apa yah? Kadang gw hanya mendoakan, smoga dia atau mreka baik-baik saja.
Lucu nya kalo gw liat Y!Messenger di friend list dan melihat nama teman-teman gw yang sudah lama sekali ga ngobrol, pastinya gw akan teringat mreka. Apa kabar nya yah? Atau liat phone book di cellphone. Atau liat email address. Halo teman-teman, apa kabar nya? Gw ingat kalian semua kok. Kalian inget gw kan??
terinspirasi oleh seorang kawan
Waktu awal gw bikin blog ini, gw menceritakan tentang "Friendship", maaf karena gw gaptek jadi kurang pinter bikin link nya. Kalo mau baca silahkan ke archive aja yah. nah, ceritanya gw mau ngobrolin soal teman lagi. Bukan.. bukan gosip kok.. cuma mo curhat tentang "teman" aja.
Pernah ga sih, kalian semua dekat dengan seseorang di masa tertentu, dekat sekali. Sampai-sampai kalian bertukar rahasia, crita seru atau apalah, tapi sekarang ini kalian tidak pernah berhubungan sama sekali. Mohon di catat : Tidak ada masalah dalam hubungan pertemanan ini (baca: tidak ada kata putus hubungan). Tapi tiba-tiba kalian merasa, eh.. kok dah lama sekali yah saya tidak ngobrol dengan si A atau si B? Apa kabar nya yah dia sekarang? Kalian ingat dan bahkan memikirkan orang tersebut. Tapi kalian tidak berusaha untuk menelpon, kirim email, kirim sms atau sekedar nge-Buzz di kolom Y!Messenger.
Gw pernah. Dan sampai sekarang pun masih. Setiap orang pastilah punya kesibukan masing-masing, hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Hari ini kita cocok banget ngobrol ma' si A. Tapi bulan depan kita merasa, kok udah ga asik lagi yah ngobrol ma' dia? Atau mungkin, si A udah ga pernah ngajak ngobrol kita lagi. Dengan segudang alasan. Kalaupun gw atau dia mencoba untuk break the ice, biasanya jadi hambar. Ntah kenapa. Tapi kalo ditanya apakah gw punya masalah dengan si A? Gw akan jawab, "Tidak". Eh, tapi ga tau juga kalo si A punya masalah dengan gw yah? hehehehe... Bisa juga mungkin si A sudah menemukan teman obrolan yang lebih mengasyikan, yang cocok dengan dia, dan mulai melupakan gw. Ihiks...
Terkadang ada keinginan untuk bertanya, "Do you have any problem with me?" Tapi.. buat apa yah? Kadang gw hanya mendoakan, smoga dia atau mreka baik-baik saja.
Lucu nya kalo gw liat Y!Messenger di friend list dan melihat nama teman-teman gw yang sudah lama sekali ga ngobrol, pastinya gw akan teringat mreka. Apa kabar nya yah? Atau liat phone book di cellphone. Atau liat email address. Halo teman-teman, apa kabar nya? Gw ingat kalian semua kok. Kalian inget gw kan??
terinspirasi oleh seorang kawan
Akhir Penantian
Akhir Penantian
Hehehehe... iya judulnya Akhir Penantian.. akhir penantian Nara dan gw sebagai ibu. Setelah 6 bulan hanya mengkonsumsi air susu ibu, tiba saat nya Nara memasuki dunia lain. Hehehe.. kok dunia lain yah? Tepat hari Senin, 31 Juli 2006, Nara mencicipi makanan pendamping ASI. Gw pikir tidak akan sulit, karena selama ini Nara sudah menampakan minat nya terhadap makanan, :D Anak ibu yang montok dan menggemaskan ini selalu antusias jika melihat orang makan atau minum.
Tibalah saat mengesankan itu.. hehehe, norak yah gw? Pdhal udah anak kedua gitu. Sarapan pagi pukul 7.00, satu keping biskuit Farley di campur ASI. Ekspresi nya... menggemaskan. Belum terbiasa ada makanan di mulut, jadi seringkali makanan dikeluarkan lagi.
Snack buah pisang pukul 10.00 masih belum terbiasa ada makanan, tapi setengah buah pisang habis juga.
Makan siang pukul 12.00 tepung beras merah instant (maaf kan ibu, belum sempat buat sendiri). Insyaa Allah ibu buatkan weekend besok.
Snack buah pir (juice) pukul 15.30 hasilnya, dia senang. mungkin karena air aja.. hehehe...
Makan malam pukul 18.00 tepung beras merah lagi.
Hasilnya? Nara pup dua kali dalam waktu berdekatan. Hahahahahaha.... kepenuhan kali tuh perut yah? Belum lagi kalo mau tidur masih nyusu juga.
Alhamdulillah, hari pertama berlalu tanpa kesulitan berarti. Dan gw jadi lebih exciting untuk mencari menu alternative lain tanpa membingungkan indra perasa Nara. Hari kedua, tepung beras merah nya di kasih sayur bayam. Kata pengasuh nya, Nara suka kok bu. Alhamdulillah.
Smoga aja sampai besar nanti Nara tumbuh menjadi anak yang lebih sehat, mau makan makanan sehat. Amin. Dan smoga gw bisa tetap ngasih ASI ke Nara sampai dia 2 tahun. Irit banget bou!!
Hehehehe... iya judulnya Akhir Penantian.. akhir penantian Nara dan gw sebagai ibu. Setelah 6 bulan hanya mengkonsumsi air susu ibu, tiba saat nya Nara memasuki dunia lain. Hehehe.. kok dunia lain yah? Tepat hari Senin, 31 Juli 2006, Nara mencicipi makanan pendamping ASI. Gw pikir tidak akan sulit, karena selama ini Nara sudah menampakan minat nya terhadap makanan, :D Anak ibu yang montok dan menggemaskan ini selalu antusias jika melihat orang makan atau minum.
Tibalah saat mengesankan itu.. hehehe, norak yah gw? Pdhal udah anak kedua gitu. Sarapan pagi pukul 7.00, satu keping biskuit Farley di campur ASI. Ekspresi nya... menggemaskan. Belum terbiasa ada makanan di mulut, jadi seringkali makanan dikeluarkan lagi.
Snack buah pisang pukul 10.00 masih belum terbiasa ada makanan, tapi setengah buah pisang habis juga.
Makan siang pukul 12.00 tepung beras merah instant (maaf kan ibu, belum sempat buat sendiri). Insyaa Allah ibu buatkan weekend besok.
Snack buah pir (juice) pukul 15.30 hasilnya, dia senang. mungkin karena air aja.. hehehe...
Makan malam pukul 18.00 tepung beras merah lagi.
Hasilnya? Nara pup dua kali dalam waktu berdekatan. Hahahahahaha.... kepenuhan kali tuh perut yah? Belum lagi kalo mau tidur masih nyusu juga.
Alhamdulillah, hari pertama berlalu tanpa kesulitan berarti. Dan gw jadi lebih exciting untuk mencari menu alternative lain tanpa membingungkan indra perasa Nara. Hari kedua, tepung beras merah nya di kasih sayur bayam. Kata pengasuh nya, Nara suka kok bu. Alhamdulillah.
Smoga aja sampai besar nanti Nara tumbuh menjadi anak yang lebih sehat, mau makan makanan sehat. Amin. Dan smoga gw bisa tetap ngasih ASI ke Nara sampai dia 2 tahun. Irit banget bou!!
Tuesday, July 25, 2006
6 bulan kurang 5 hari
6 bulan kurang 5 hari
Sebenernya gw udah nunggu tanggal 31 juli untuk nulis di blog plus udah niat status YM saya adalah : SUKSES ASI EXCLUSIVE!!
Tapi hari ini gw harus menelan pil pahit. Bagaimana tidak? Tinggal 5 hari lagi menuju tanggal 30 Juli, dengan berat hati Nara terpaksa minum susu formula. Entah lah karena beban kerja yang lagi hectic atau karena faktor hormonal (biasa.. mo mens) jadi produksi ASI menurun. Dari mulai Kamis minggu lalu, gw selalu pulang cepat, bahkan Jum;at nya gw terpaksa nyuruh anak-anak ikutan jemput, karena stok susu kurang. Sabtu - Minggu ga bisa stok ASI, karena Nara tiap 2 jam nyusu. Itu pun mungkin tidak dengan hasil yang maksimal. Dan sedih nya, gw ga bisa stok banyak.
Senin pagi, brangkat kantor dengan hati ketar ketir. Persediaan susu di kulkas minim sekali. Perahan pertama bisa dititipkan supir, itu pun dengan hasil perahan kurang maksimal. Pfuih...
Jam 2an, telpon dari rumah, bu. susu terakhir udah di minum Nara. ga ada stok lagi. Waduh!! Tambah stress aja deh. Padahal kalo kita stress, produksi ASI malah terganggu. Jam 3 kabur dari kantor. Untung nya, Alhamdulillah, saat ini gw lagi ga ada boss langsung, jadi ijin pulang cukup dengan HRD :D
Selasa pagi, iya hari ini, tanggal 25 Juli. Stok susu di kulkas hanya 1 botol. Masuk kantor atau tidak yah? Malam sebelumnya pun gw sempet dilema gitu. Apa Nara gw kasih makan aja sekalian? Atau beliin susu formula, dan tetap mulai makan umur 6 bulan. Tanya suami, dan jawabannya - terserah ibu aja. Sialnya, gw beneran ga bisa bolos. Kerjaan lagi numpuk (kerja apa sih Mel??)
Dan akhirnya, dengan berat hati - gw beli susu formula. Dan brangkat kerja siang. Huwaaaaaaaaaaaaaaa, mo nangis rasanya. Perasaan gw dah gagal memberi yang terbaik buat Nara. Tinggal 5 hari lagi!! Itu masalahnya.
Padahal Nara udah terlihat siap menerima makanan pendamping ASI, karena setiap melihat orang makan, dia seakan-akan minta jatah. Dan gw selalu bilang, sabar yah nak. Tunggu waktunya. Bahkan jika gw minum air putih pun, dia ikutan megang gelas nya. Kasian kan?
Padahal, gw udah niat, tanggal 31 Juli gw mo cuti. Gw mau, gw yang pertama kali ngasih makan Nara. Eh.. tapi niat gw ini masih bisa terlaksana dong. Nara kan hanya minum susu formula, itu pun jika stok asi di kulkas dah abis. Insyaa Allah, gw bisa nyusuin Nara sampe dia 2 tahun. Amin.
Well, gw udah harus siap-siap hunting resep makanan bayi nih. Gemezz liat muka anak ndiri :D
Sebenernya gw udah nunggu tanggal 31 juli untuk nulis di blog plus udah niat status YM saya adalah : SUKSES ASI EXCLUSIVE!!
Tapi hari ini gw harus menelan pil pahit. Bagaimana tidak? Tinggal 5 hari lagi menuju tanggal 30 Juli, dengan berat hati Nara terpaksa minum susu formula. Entah lah karena beban kerja yang lagi hectic atau karena faktor hormonal (biasa.. mo mens) jadi produksi ASI menurun. Dari mulai Kamis minggu lalu, gw selalu pulang cepat, bahkan Jum;at nya gw terpaksa nyuruh anak-anak ikutan jemput, karena stok susu kurang. Sabtu - Minggu ga bisa stok ASI, karena Nara tiap 2 jam nyusu. Itu pun mungkin tidak dengan hasil yang maksimal. Dan sedih nya, gw ga bisa stok banyak.
Senin pagi, brangkat kantor dengan hati ketar ketir. Persediaan susu di kulkas minim sekali. Perahan pertama bisa dititipkan supir, itu pun dengan hasil perahan kurang maksimal. Pfuih...
Jam 2an, telpon dari rumah, bu. susu terakhir udah di minum Nara. ga ada stok lagi. Waduh!! Tambah stress aja deh. Padahal kalo kita stress, produksi ASI malah terganggu. Jam 3 kabur dari kantor. Untung nya, Alhamdulillah, saat ini gw lagi ga ada boss langsung, jadi ijin pulang cukup dengan HRD :D
Selasa pagi, iya hari ini, tanggal 25 Juli. Stok susu di kulkas hanya 1 botol. Masuk kantor atau tidak yah? Malam sebelumnya pun gw sempet dilema gitu. Apa Nara gw kasih makan aja sekalian? Atau beliin susu formula, dan tetap mulai makan umur 6 bulan. Tanya suami, dan jawabannya - terserah ibu aja. Sialnya, gw beneran ga bisa bolos. Kerjaan lagi numpuk (kerja apa sih Mel??)
Dan akhirnya, dengan berat hati - gw beli susu formula. Dan brangkat kerja siang. Huwaaaaaaaaaaaaaaa, mo nangis rasanya. Perasaan gw dah gagal memberi yang terbaik buat Nara. Tinggal 5 hari lagi!! Itu masalahnya.
Padahal Nara udah terlihat siap menerima makanan pendamping ASI, karena setiap melihat orang makan, dia seakan-akan minta jatah. Dan gw selalu bilang, sabar yah nak. Tunggu waktunya. Bahkan jika gw minum air putih pun, dia ikutan megang gelas nya. Kasian kan?
Padahal, gw udah niat, tanggal 31 Juli gw mo cuti. Gw mau, gw yang pertama kali ngasih makan Nara. Eh.. tapi niat gw ini masih bisa terlaksana dong. Nara kan hanya minum susu formula, itu pun jika stok asi di kulkas dah abis. Insyaa Allah, gw bisa nyusuin Nara sampe dia 2 tahun. Amin.
Well, gw udah harus siap-siap hunting resep makanan bayi nih. Gemezz liat muka anak ndiri :D
Monday, July 03, 2006
Seorang teman bercerita ...
Gw bingung deh Mel, bagaimana harus bersikap. Boss gw punya affair, dan sepertinya istri nya dah tau. Boss gw itu emang genit, tapi baru kali ini yg serius menjalin affair. Biasanya Cuma nakal-nakal dikit. Karena takut ketauan bini nya. Gw sih dah lama juga tau, hubungan boss gw ma’ bini nya ga harmonis. Dulu bini nya ribut minta cerai, tapi boss gw ga mau. Nah sekarang, boss gw sepertinya udah cape juga kali berantem terus, dan udah masa bodo aja.
Mungkin karena gw dah lama juga kerja ma' boss gw ini, jadi gw emang agak-agak bisa ngebaca juga, kapan si boss lagi genit dan kapan lagi biasa aja. Hehehe ... makanya gw suka bilang ke temen temen gw, instink perempuan, apalagi seorang istri, itu ga bisa dibohongin. Lucunya, misalkan gw lagi nge-batin, "duh.. boss gw genit amat sih ?" dipastikan ga lama kemudian bu boss akan telpon gw. Cek and ricek. Hehehehe ... tapi Mel, masa sih gw bilang, "iya bu, pa' boss lagi genit nih." ga mungkin lah yaw...
Tau ga Mel? Dah lama banget bu boss ga pernah telpon gw, tiba-tiba blio telpon dan menanyakan aktifitas pa’ boss. Seperti biasa, emang feeling gw juga lagi mengatakan pa' boss lagi genit. Tapi lagi-lagi gw ga mungkin kan Mel, bilang ke bu boss. Kata bu boss, seharusnya pa boss nyusul dia ke Singapore untuk liburan. Tapi pa' boss membatalkan secara sepihak. Padahal tiket udah di pesen! dan gw di suruh melacak keberadaan pa' boss. Waduh !!! Pusing lah gw. Gw ga pernah nanya hal-hal pribadi seperti, lagi di mana pa' boss ? di luar jam kantor lho. Kalo jam kantor kan emang masih tugas gw sebagai personal assistance nya.
Gw sebagai wanita, perasaan gw juga ikutan hancur Mel. Apalagi begitu tau, emang si pa' boss punya WIL (wanita idaman lain). Tapi bu boss tetep minta tolong gw untuk jadi spy. Aduh... mel, gw di posisi yg sulit. Di satu sisi, as a woman, gw mendukung bu boss. Gw juga akan marah kalo pacar gw berselingkuh. Tapi di sisi lain, pa' boss itu boss gw. Yang mana gw udah commit, seluruh rahasia dia akan gw pegang. Makanya gw di percaya jadi Personal Assistance.
Yang biking gw tambah sedih ya Mel. Pa' boss nyuruh gw atur perjalanan ke Singapore dengan WIL nya itu! Alamak!! Hati gw ikutan hancur Mel. Bener-bener hancur. I have no more respect to him. Tapi apa daya? Dia masih boss gw kan? Di tambah bu boss, tiba-tiba nelpon dan bilang, "you're the one that I could trust. So don't hide anything from me. Please."
Aduh Mel!!! Gw musti gimana dong…
Jakarta, 2 Juli 2006
Gw bingung deh Mel, bagaimana harus bersikap. Boss gw punya affair, dan sepertinya istri nya dah tau. Boss gw itu emang genit, tapi baru kali ini yg serius menjalin affair. Biasanya Cuma nakal-nakal dikit. Karena takut ketauan bini nya. Gw sih dah lama juga tau, hubungan boss gw ma’ bini nya ga harmonis. Dulu bini nya ribut minta cerai, tapi boss gw ga mau. Nah sekarang, boss gw sepertinya udah cape juga kali berantem terus, dan udah masa bodo aja.
Mungkin karena gw dah lama juga kerja ma' boss gw ini, jadi gw emang agak-agak bisa ngebaca juga, kapan si boss lagi genit dan kapan lagi biasa aja. Hehehe ... makanya gw suka bilang ke temen temen gw, instink perempuan, apalagi seorang istri, itu ga bisa dibohongin. Lucunya, misalkan gw lagi nge-batin, "duh.. boss gw genit amat sih ?" dipastikan ga lama kemudian bu boss akan telpon gw. Cek and ricek. Hehehehe ... tapi Mel, masa sih gw bilang, "iya bu, pa' boss lagi genit nih." ga mungkin lah yaw...
Tau ga Mel? Dah lama banget bu boss ga pernah telpon gw, tiba-tiba blio telpon dan menanyakan aktifitas pa’ boss. Seperti biasa, emang feeling gw juga lagi mengatakan pa' boss lagi genit. Tapi lagi-lagi gw ga mungkin kan Mel, bilang ke bu boss. Kata bu boss, seharusnya pa boss nyusul dia ke Singapore untuk liburan. Tapi pa' boss membatalkan secara sepihak. Padahal tiket udah di pesen! dan gw di suruh melacak keberadaan pa' boss. Waduh !!! Pusing lah gw. Gw ga pernah nanya hal-hal pribadi seperti, lagi di mana pa' boss ? di luar jam kantor lho. Kalo jam kantor kan emang masih tugas gw sebagai personal assistance nya.
Gw sebagai wanita, perasaan gw juga ikutan hancur Mel. Apalagi begitu tau, emang si pa' boss punya WIL (wanita idaman lain). Tapi bu boss tetep minta tolong gw untuk jadi spy. Aduh... mel, gw di posisi yg sulit. Di satu sisi, as a woman, gw mendukung bu boss. Gw juga akan marah kalo pacar gw berselingkuh. Tapi di sisi lain, pa' boss itu boss gw. Yang mana gw udah commit, seluruh rahasia dia akan gw pegang. Makanya gw di percaya jadi Personal Assistance.
Yang biking gw tambah sedih ya Mel. Pa' boss nyuruh gw atur perjalanan ke Singapore dengan WIL nya itu! Alamak!! Hati gw ikutan hancur Mel. Bener-bener hancur. I have no more respect to him. Tapi apa daya? Dia masih boss gw kan? Di tambah bu boss, tiba-tiba nelpon dan bilang, "you're the one that I could trust. So don't hide anything from me. Please."
Aduh Mel!!! Gw musti gimana dong…
Jakarta, 2 Juli 2006
Tuesday, June 27, 2006
Amarah
Jangan kau umbar kemarahanmu
Hanya karena kau merasa tersinggung
Hanya karena ego mu tersulut
Hanya karena orang lain menganggap remeh dirimu
Hanya karena kau merasa tidak berdaya
Hanya karena merasa terhina
Jangan kau umbar kemarahanmu
Untuk hal yang sia-sia
Untuk hal yang sebenarnya tidak perlu dimarahi
Tolong redam emosi
Pikir masak-masak sebelum kalimat terucap
Agar tidak ada pihak yang merasa tersakiti
Oleh ucapanmu
Buncit, 26 Juni 2006
Jangan kau umbar kemarahanmu
Hanya karena kau merasa tersinggung
Hanya karena ego mu tersulut
Hanya karena orang lain menganggap remeh dirimu
Hanya karena kau merasa tidak berdaya
Hanya karena merasa terhina
Jangan kau umbar kemarahanmu
Untuk hal yang sia-sia
Untuk hal yang sebenarnya tidak perlu dimarahi
Tolong redam emosi
Pikir masak-masak sebelum kalimat terucap
Agar tidak ada pihak yang merasa tersakiti
Oleh ucapanmu
Buncit, 26 Juni 2006
Thursday, June 22, 2006
Cinta Monyet
Cinta Monyet
Kapan kalian merasakan cinta monyet pertama kali? Play group? TK? SD? Kalo sy, seinget sy lho, merasakan suka dengan lelaki dan jatuh cinta itu SD. Lupa persisnya kelas berapa. Nama cowok itu Wisnu Wardhana. Hahaha.... kan keren tuh, Meli Wardani dengan Wisnu Wardhana. Saat itu menurut sy, dia cowok paling keren di sekolah. Tapi as usual, cowok paling keren pasti banyak yang naksir dong.. jadi .. ga yakin juga apakah dia tau kalo sy suka ma' dia. Eits.. seharusnya tau kalee... sy pernah kirim surat cinta!! Hahahahahahahahahahahaha.... gile..
Dan yang bikin lebih gila lagi, tuh surat tercecer di halaman sekolah, dan ditemukan oleh temen-temen!! Wadowwwwwwwwwwwwwwwwwwwww malu banget!!!
Saking malunya, sy sampe ga mau suka lagi ma' tuh cowok. Hahaha.. segitu aja ternyata. Tapi eits.. jangan salah. Sy menemukan cinta lain.. cie... tapi lupa.. sama siapa yah..
Kenapa sy cerita pengalaman cinta monyet ini? Karena eh karena, putri tercinta sy yang bulan Juli besok akan berulangtahun ke 3 (TIGA) telah mendapatkan cinta monyet nya. Hehehehe... unbelievable. But it's real.
Sy memang sudah tau kalo Ata suka dengan Michele. Karena kalo di tanya siapa nama teman sekolahnya, nama Michele lah yang pertama disebut. (FYI, Michele itu lelaki lho). Ata juga suka Ariel. Tapi kalo ditanya cakepan ariel atau michele, Ata akan bilang, "Michele" :D (sambil tersipu malu).
Sampailah suatu hari, saat sy sedang membaca sebuah tabloid gosip. Ata ribut karena ada gambar Ariel di tabloid yg lain. Dia memaksa saya untuk melihat tabloid yang dia pegang, "Ada Ariel, Bu." Saya bilang, "Ta, ibu ga suka Ariel. Ibu suka ayah." Tanpa di duga dia berkata, "Ata suka Michele, bu" Hah?? gedubrak!!!! Pelan-pelan saya tanya, "ata suka michele kenapa? michele baik ya?" Ata mengangguk, "iya bu, michele baik ma' ata. Ata sayang Michele, bu." Oh God. Anak umur 3 tahun??? Saya tambahkan, "ooo.. Ata sayang Michele, seperti ata sayang ma' adik Nara, ma' ibu, ma' ayah kan?" Ata hanya mengangguk.
Saat sy ceritakan ke ayah nya, hanya tertawa. Well, iya.. sekarang sih boleh-boleh aja ketawa. Tapi nanti, 8 - 10 tahun lagi... pengawasan akan lebih ketat!!
Apakah anak atau keponakan kalian kelakuannya sama dengan Ata??
Kapan kalian merasakan cinta monyet pertama kali? Play group? TK? SD? Kalo sy, seinget sy lho, merasakan suka dengan lelaki dan jatuh cinta itu SD. Lupa persisnya kelas berapa. Nama cowok itu Wisnu Wardhana. Hahaha.... kan keren tuh, Meli Wardani dengan Wisnu Wardhana. Saat itu menurut sy, dia cowok paling keren di sekolah. Tapi as usual, cowok paling keren pasti banyak yang naksir dong.. jadi .. ga yakin juga apakah dia tau kalo sy suka ma' dia. Eits.. seharusnya tau kalee... sy pernah kirim surat cinta!! Hahahahahahahahahahahaha.... gile..
Dan yang bikin lebih gila lagi, tuh surat tercecer di halaman sekolah, dan ditemukan oleh temen-temen!! Wadowwwwwwwwwwwwwwwwwwwww malu banget!!!
Saking malunya, sy sampe ga mau suka lagi ma' tuh cowok. Hahaha.. segitu aja ternyata. Tapi eits.. jangan salah. Sy menemukan cinta lain.. cie... tapi lupa.. sama siapa yah..
Kenapa sy cerita pengalaman cinta monyet ini? Karena eh karena, putri tercinta sy yang bulan Juli besok akan berulangtahun ke 3 (TIGA) telah mendapatkan cinta monyet nya. Hehehehe... unbelievable. But it's real.
Sy memang sudah tau kalo Ata suka dengan Michele. Karena kalo di tanya siapa nama teman sekolahnya, nama Michele lah yang pertama disebut. (FYI, Michele itu lelaki lho). Ata juga suka Ariel. Tapi kalo ditanya cakepan ariel atau michele, Ata akan bilang, "Michele" :D (sambil tersipu malu).
Sampailah suatu hari, saat sy sedang membaca sebuah tabloid gosip. Ata ribut karena ada gambar Ariel di tabloid yg lain. Dia memaksa saya untuk melihat tabloid yang dia pegang, "Ada Ariel, Bu." Saya bilang, "Ta, ibu ga suka Ariel. Ibu suka ayah." Tanpa di duga dia berkata, "Ata suka Michele, bu" Hah?? gedubrak!!!! Pelan-pelan saya tanya, "ata suka michele kenapa? michele baik ya?" Ata mengangguk, "iya bu, michele baik ma' ata. Ata sayang Michele, bu." Oh God. Anak umur 3 tahun??? Saya tambahkan, "ooo.. Ata sayang Michele, seperti ata sayang ma' adik Nara, ma' ibu, ma' ayah kan?" Ata hanya mengangguk.
Saat sy ceritakan ke ayah nya, hanya tertawa. Well, iya.. sekarang sih boleh-boleh aja ketawa. Tapi nanti, 8 - 10 tahun lagi... pengawasan akan lebih ketat!!
Apakah anak atau keponakan kalian kelakuannya sama dengan Ata??
Tuesday, May 30, 2006
Setiap hari punya cerita
Setiap hari punya masalah
Yang pasti dari setiap masalah, setiap cerita, setiap kejadian .. baik yg gw hadapi sendiri maupun orang lain, pastinya membawa hikmah tersendiri.
Berita duka datang dari seorang teman. Mantan media buyer manager, mba' Vera meninggal dunia, Kamis 18 Mei 2006 pukul 10. Sosok Ibu yg funky, dengan logat Surabaya yang medok, sambil memegang sebatang rokok, kita bisa ngobrol dengan asik. Karena blio tidak pernah merasa, "senior" untuk sekedar ngobrol dengan kami yg muda-muda. Walaupun gw akui, tidak terlalu mengenal sosok blio dgn baik. Tapi ada beberapa hal yang bisa gw ambil pelajaran dari setiap ucapannya. Dan kami cukup terkejut juga, karena blio bisa "menyembunyikan" status single parent dari kami semua. FYI, blio meninggal karena kanker darah. Dan tidak seorangpun hingga yang bersangkutan pun tidak mengetahui penyakit yang di derita nya sampai akhir hayat nya. Terakhir sebelum masuk rumah sakit blio mengeluh mual, pusing dan lemas.
Gw coba ambil hikmah dari kejadian ini, Allah Maha Pemurah, Allah Maha Penyayang. Seandainya alm. M' Vera mengetahui penyakit nya dan harus terapi (tau sendiri kalo udah kena kanker, treatment apa-apa saja yg dilakukan), akan memberatkan M' Vera dan anak-anaknya. Betul ga sih?
Cita-cita gw banget tuh, meninggal tanpa merepotkan keluarga, khusnul khatimah.
Innalillahi wa'inna ilaihi roji'un. Smoga arwah m' Vera di terima Allah SWT, diterima semua amal dan ibadahnya. Dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Amin.
Berita duka datang juga dari Yogyakarta dan sekitarnya. Sebuah gempa 5,9 skala richter terjadi dari arah Bantul - Jawa Tengah. Terakhir gw baca, sudah lebih dari 4000 korban yang meninggal. Innalillahi wa'inna ilaihi roji'un.
Musibah memang terjadi saat manusia lengah. Bayangkan saja, kejadian itu terjadi pagi hari, dimana orang-orang mungkin masih pada tertidur. Jika Allah punya kehendak, Kun Fayakun, terjadilah. Padahal, saat ini perhatian kita semua tertuju pada aktifitas Gunung Merapi. Kok ya ndilalah, gempa yang terjadi. Tak terhitung kerugian materi yg mereka alami. Smoga mereka semua mendapatkan kesabaran dan ketabahan dari Allah SWT. Amin.
Berita duka datang dari Padang. Adik nya (alm) Opa gw meninggal. Ibu telpon sambil nangis, memberitahu kabar duka ini. Tapi jujur aja, pada saat itu gw ngerasa "biasa" aja. Pertama, gw tidak terlalu mengenal sosok Opa Bur ini. (Almarhum tinggal di Padang), sedangkan gw dari kecil sampe sekarang di Jakarta. Ga ada ikatan batin antara gw pribadi dengan blio. Kalopun ketemu di jalan, gw yakin almarhum tidak akan mengenali gw sebagai cucu dari kakaknya. Gw sih pasti tau lah, karena paras blio kan mirip almarhum Opa gw. :D
Saat itu gw merasa seperti mantan boss gw (waktu kerja di majalah berita). Kami menganggap blio tidak punya perasaan, karena menolak memberikan ijin kepada staf nya untuk pulang kampung karena ayah teman gw itu meninggal. Gw lupa alasan persisnya, tapi kurang lebih adalah setiap orang (akan) meninggal. Waks??? (note: saat itu memang sedang deadline).
Dan gw baru mengerti, mungkin karena mantan boss gw itu tidak punya ikatan batin dengan ayah teman gw itu, jd blio bisa bilang seperti itu. Pengen tau kalo anak or istrinya meninggal, dia seperti apa yah? Hehehehe....
Setiap hari punya masalah
Yang pasti dari setiap masalah, setiap cerita, setiap kejadian .. baik yg gw hadapi sendiri maupun orang lain, pastinya membawa hikmah tersendiri.
Berita duka datang dari seorang teman. Mantan media buyer manager, mba' Vera meninggal dunia, Kamis 18 Mei 2006 pukul 10. Sosok Ibu yg funky, dengan logat Surabaya yang medok, sambil memegang sebatang rokok, kita bisa ngobrol dengan asik. Karena blio tidak pernah merasa, "senior" untuk sekedar ngobrol dengan kami yg muda-muda. Walaupun gw akui, tidak terlalu mengenal sosok blio dgn baik. Tapi ada beberapa hal yang bisa gw ambil pelajaran dari setiap ucapannya. Dan kami cukup terkejut juga, karena blio bisa "menyembunyikan" status single parent dari kami semua. FYI, blio meninggal karena kanker darah. Dan tidak seorangpun hingga yang bersangkutan pun tidak mengetahui penyakit yang di derita nya sampai akhir hayat nya. Terakhir sebelum masuk rumah sakit blio mengeluh mual, pusing dan lemas.
Gw coba ambil hikmah dari kejadian ini, Allah Maha Pemurah, Allah Maha Penyayang. Seandainya alm. M' Vera mengetahui penyakit nya dan harus terapi (tau sendiri kalo udah kena kanker, treatment apa-apa saja yg dilakukan), akan memberatkan M' Vera dan anak-anaknya. Betul ga sih?
Cita-cita gw banget tuh, meninggal tanpa merepotkan keluarga, khusnul khatimah.
Innalillahi wa'inna ilaihi roji'un. Smoga arwah m' Vera di terima Allah SWT, diterima semua amal dan ibadahnya. Dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Amin.
Berita duka datang juga dari Yogyakarta dan sekitarnya. Sebuah gempa 5,9 skala richter terjadi dari arah Bantul - Jawa Tengah. Terakhir gw baca, sudah lebih dari 4000 korban yang meninggal. Innalillahi wa'inna ilaihi roji'un.
Musibah memang terjadi saat manusia lengah. Bayangkan saja, kejadian itu terjadi pagi hari, dimana orang-orang mungkin masih pada tertidur. Jika Allah punya kehendak, Kun Fayakun, terjadilah. Padahal, saat ini perhatian kita semua tertuju pada aktifitas Gunung Merapi. Kok ya ndilalah, gempa yang terjadi. Tak terhitung kerugian materi yg mereka alami. Smoga mereka semua mendapatkan kesabaran dan ketabahan dari Allah SWT. Amin.
Berita duka datang dari Padang. Adik nya (alm) Opa gw meninggal. Ibu telpon sambil nangis, memberitahu kabar duka ini. Tapi jujur aja, pada saat itu gw ngerasa "biasa" aja. Pertama, gw tidak terlalu mengenal sosok Opa Bur ini. (Almarhum tinggal di Padang), sedangkan gw dari kecil sampe sekarang di Jakarta. Ga ada ikatan batin antara gw pribadi dengan blio. Kalopun ketemu di jalan, gw yakin almarhum tidak akan mengenali gw sebagai cucu dari kakaknya. Gw sih pasti tau lah, karena paras blio kan mirip almarhum Opa gw. :D
Saat itu gw merasa seperti mantan boss gw (waktu kerja di majalah berita). Kami menganggap blio tidak punya perasaan, karena menolak memberikan ijin kepada staf nya untuk pulang kampung karena ayah teman gw itu meninggal. Gw lupa alasan persisnya, tapi kurang lebih adalah setiap orang (akan) meninggal. Waks??? (note: saat itu memang sedang deadline).
Dan gw baru mengerti, mungkin karena mantan boss gw itu tidak punya ikatan batin dengan ayah teman gw itu, jd blio bisa bilang seperti itu. Pengen tau kalo anak or istrinya meninggal, dia seperti apa yah? Hehehehe....
Wednesday, May 10, 2006
Anak sakit bikin stres
Bener loh, anak sakit itu bikin stres. Apalagi kalo harus pergi kerja, trus melihat anak lemah tak berdaya.. itu tambah stress. Ata udah dari Sabtu kemaren sakit, waktu selametan di cibubur aja dia sama sekali ga mau makan. Tapi masih mau minum. Sabtu sore dah mulai hangat. Belum demam tinggi (menurut gw). Belajar dari pengalaman, she's strong enough to handle her sickness. Apalagi cuma flu. Bukan.. bukan gw meng-underestimate-kan penyakit flu. GW hanya ga mau gw, suami dan anak-anak gw ketergantungan dengan obat. Apalagi setelah gw tahu bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus, tidak bisa disembuhkan oleh antibiotik. Tolong di catat yah. :D
Agak panik sebenarnya melihat Nasta yg lemah tak berdaya, sambil terus mengingat-ingat panduan anak sakit. Dan so far belum ada yg perlu dikhawatirkan. Jadi gw sedikit lebih tenang. Memang Nasta lemas, karena dia tidak makan. Yang mengkhawatirkan dia tidak mau minum. Walaupun segala jenis permintaan minuman tersedia di meja, dari mulai air putih, jus, susu dan teh. Semua nya hanya di minum 1 teguk :(
Senin sore atas desakan ibu mertua, gw membawa Nasta ke dokter. Sebenarnya Senin itu Nasta udah mulai mau makan dan minum, jadi menurut gw sebenarnya sudah ga masalah. Tapi daripada kesalahan, pun suami bilang, konsultasi aja dulu, kan ga harus di kasih obat nantinya.
Jadilah gw dan Nasta antri di sebuah rumah sakit di kawasan Depok. Dalam hati sudah membatin, hari Senin, dokter anak pasti ngantri. Dan dugaan gw benar adanya, dapat nomer 50 pas gw dateng baru nomer 6. Huahahahahaha.... bisa bulukan deh gw ma' Nasta. Atas persetujuan suami, gw dan Nasta pulang ke rumah. Jika memungkinkan balik lagi jam 9 malam, jika tidak, ya besok pagi ke rumah pak dokter nya deh. Malam itu, Nasta sudah ber-aktifitas. Walaupun belum lincah seperti biasanya, tapi udah ga lemes lagi. Batuk sih masih.
Selasa pagi, ke dokter. Memang banyak lendir, kurangi coklat, makananan ringan. Emang lagi musimnya juga. Di kasih resep, racikan, polypharmacy :( Banyak banget jumlah obat di satu resep itu. Yang pasti ada antibiotik dan pengencer dahak. Ya sudah lah, toh gw udah ke dokter. Jadi obat nya nanti aja gw tebus. Brangkat lah gw ke kantor. Dan gw menasehati Nasta untuk banyak minum air putih. Pulang kantor, suami nyuruh tebus obat. Tebus aja dulu, minum atau tidak nya liat nanti Memang dasarnya sudah dilindungi Allah untuk tidak perlu mengkonsumsi obat kali yah? Karena dari 9 jenis obat yang terdapat di resep tersebut, 2 jenis tidak tersedia di apotik tersebut. Pfuih.. lega sekali rasanya.
Telpon rumah, si mbak laporan, Ata makannya banyak banget Bu. Alhamdulillah Udah mulai kelaperan kali yah?
Sampai rumah, senang nya melihat Nasta sudah lincah kembali.
Tapi tadi pagi, lagi-lagi dia susah di suruh minum air putih. Padahal batuk nya cukup sering. Ya Allah, semoga keputusan ku untuk menyuruh Nasta minum air putih yang banyak, makan yang banyak dan istirahat cukup benar adanya. Smoga Nasta cukup kuat untuk menahan sakit nya ini. Amin.
Bener loh, anak sakit itu bikin stres. Apalagi kalo harus pergi kerja, trus melihat anak lemah tak berdaya.. itu tambah stress. Ata udah dari Sabtu kemaren sakit, waktu selametan di cibubur aja dia sama sekali ga mau makan. Tapi masih mau minum. Sabtu sore dah mulai hangat. Belum demam tinggi (menurut gw). Belajar dari pengalaman, she's strong enough to handle her sickness. Apalagi cuma flu. Bukan.. bukan gw meng-underestimate-kan penyakit flu. GW hanya ga mau gw, suami dan anak-anak gw ketergantungan dengan obat. Apalagi setelah gw tahu bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus, tidak bisa disembuhkan oleh antibiotik. Tolong di catat yah. :D
Agak panik sebenarnya melihat Nasta yg lemah tak berdaya, sambil terus mengingat-ingat panduan anak sakit. Dan so far belum ada yg perlu dikhawatirkan. Jadi gw sedikit lebih tenang. Memang Nasta lemas, karena dia tidak makan. Yang mengkhawatirkan dia tidak mau minum. Walaupun segala jenis permintaan minuman tersedia di meja, dari mulai air putih, jus, susu dan teh. Semua nya hanya di minum 1 teguk :(
Senin sore atas desakan ibu mertua, gw membawa Nasta ke dokter. Sebenarnya Senin itu Nasta udah mulai mau makan dan minum, jadi menurut gw sebenarnya sudah ga masalah. Tapi daripada kesalahan, pun suami bilang, konsultasi aja dulu, kan ga harus di kasih obat nantinya.
Jadilah gw dan Nasta antri di sebuah rumah sakit di kawasan Depok. Dalam hati sudah membatin, hari Senin, dokter anak pasti ngantri. Dan dugaan gw benar adanya, dapat nomer 50 pas gw dateng baru nomer 6. Huahahahahaha.... bisa bulukan deh gw ma' Nasta. Atas persetujuan suami, gw dan Nasta pulang ke rumah. Jika memungkinkan balik lagi jam 9 malam, jika tidak, ya besok pagi ke rumah pak dokter nya deh. Malam itu, Nasta sudah ber-aktifitas. Walaupun belum lincah seperti biasanya, tapi udah ga lemes lagi. Batuk sih masih.
Selasa pagi, ke dokter. Memang banyak lendir, kurangi coklat, makananan ringan. Emang lagi musimnya juga. Di kasih resep, racikan, polypharmacy :( Banyak banget jumlah obat di satu resep itu. Yang pasti ada antibiotik dan pengencer dahak. Ya sudah lah, toh gw udah ke dokter. Jadi obat nya nanti aja gw tebus. Brangkat lah gw ke kantor. Dan gw menasehati Nasta untuk banyak minum air putih. Pulang kantor, suami nyuruh tebus obat. Tebus aja dulu, minum atau tidak nya liat nanti Memang dasarnya sudah dilindungi Allah untuk tidak perlu mengkonsumsi obat kali yah? Karena dari 9 jenis obat yang terdapat di resep tersebut, 2 jenis tidak tersedia di apotik tersebut. Pfuih.. lega sekali rasanya.
Telpon rumah, si mbak laporan, Ata makannya banyak banget Bu. Alhamdulillah Udah mulai kelaperan kali yah?
Sampai rumah, senang nya melihat Nasta sudah lincah kembali.
Tapi tadi pagi, lagi-lagi dia susah di suruh minum air putih. Padahal batuk nya cukup sering. Ya Allah, semoga keputusan ku untuk menyuruh Nasta minum air putih yang banyak, makan yang banyak dan istirahat cukup benar adanya. Smoga Nasta cukup kuat untuk menahan sakit nya ini. Amin.
Friday, May 05, 2006
Getting Old
Getting Old
Bulan ini genap 33 tahun umur ku. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah sudah memberikan kenikmatan, rezeki dan berkah sehingga aku bisa menikmati semua hal-hal baik dan buruk yang terjadi selama 33 tahun kehidupan ku. Punya suami, punya 2 putri yang cerdas, cantik dan bikin senang hati.
What’s next? Hhm... make a wish.
Gw berharap semoga kehidupan gw dan keluarga diberkahi Allah SWT, dihindarkan dari perbuatan sia-sia, smoga hidup nya menjadi lebih bermanfaat – baik untuk diri sendiri maupun orang banyak. Selalu bersyukur atas semua rezeki, kenikmatan yang telah diberikan Allah SWT. Sabar dan tabah dalam menghadapi semua musibah yang telah dan akan di dapat. Smoga menjadi lebih dekat dengan Allah SWT. Smoga anak-anak gw terhindar dari hal-hal buruk, dan selalu dilindungi Allah SWT. Smoga gw bisa menjadi istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak-anak gw. Smoga gw menjadi anak yang berbakti dan bisa membahagiakan orang tua. Amin
Alhamdulillah banget, kalo gw suka kilas balik di kehidupan lalu gw, alhamdulillah Allah selalu melindungi gw dari perbuatan2 yang merugikan diri sendiri. Kalo di pikir-pikir gw jaman dulu bukannya orang rumahan juga. Apalagi setelah kerja. Gw suka traveling, sesekali dugem, dan Alhamdulillah gw tidak terjerumus ke hal-hal negative. Merokok tidak (karena memang gw ga suka asap rokok), alcohol tidak (pernah nyoba sekali dan ternyata gw alergi. Hihihih norak banget ga sih?), free sex tidak (yah.. nakal-nakal dikit wajar lah.. LOL). Dan gw inget banget, mungkin alas an gw bisa tidak sampe keluar jalur adalah nasehat ibu tercinta. Simple banget kok. Blio Cuma ingin anak-anaknya tidak sampe bikin malu orang tua. That’s it! Makanya gw berusaha untuk tidak bikin repot orang tua gw. Walaupun belum bisa dikatakan berhasil dan membahagiakan orang tua, paling tidak gw cukup bangga karena tidak merepotkan orang tua sekarang ini. Eh.. sesekali direpotin ngurus cucu ga apa-apa dong. Terutama kalo pas mo lebaran. :D
Ke depan, tentunya gw punya banyak harapan. Namanya juga manusia. Gw pengen kaya raya. Gw pengen menjadi orang kaya yang bermanfaat buat orang sekitar. Bisa membantu sesama, bisa membahagiakan orang lain. Gw pengen dengan kekayaan gw itu, bisa lebih mendekatkan gw ke Allah SWT. (note: naik haji perlu uang banyak kan?) Ya Allah, jika permohonan/harapan ini memberikan kebaikan / manfaat baik buat kami sekeluarga, maka kabulkanlah. Amin
Bulan ini genap 33 tahun umur ku. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah sudah memberikan kenikmatan, rezeki dan berkah sehingga aku bisa menikmati semua hal-hal baik dan buruk yang terjadi selama 33 tahun kehidupan ku. Punya suami, punya 2 putri yang cerdas, cantik dan bikin senang hati.
What’s next? Hhm... make a wish.
Gw berharap semoga kehidupan gw dan keluarga diberkahi Allah SWT, dihindarkan dari perbuatan sia-sia, smoga hidup nya menjadi lebih bermanfaat – baik untuk diri sendiri maupun orang banyak. Selalu bersyukur atas semua rezeki, kenikmatan yang telah diberikan Allah SWT. Sabar dan tabah dalam menghadapi semua musibah yang telah dan akan di dapat. Smoga menjadi lebih dekat dengan Allah SWT. Smoga anak-anak gw terhindar dari hal-hal buruk, dan selalu dilindungi Allah SWT. Smoga gw bisa menjadi istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak-anak gw. Smoga gw menjadi anak yang berbakti dan bisa membahagiakan orang tua. Amin
Alhamdulillah banget, kalo gw suka kilas balik di kehidupan lalu gw, alhamdulillah Allah selalu melindungi gw dari perbuatan2 yang merugikan diri sendiri. Kalo di pikir-pikir gw jaman dulu bukannya orang rumahan juga. Apalagi setelah kerja. Gw suka traveling, sesekali dugem, dan Alhamdulillah gw tidak terjerumus ke hal-hal negative. Merokok tidak (karena memang gw ga suka asap rokok), alcohol tidak (pernah nyoba sekali dan ternyata gw alergi. Hihihih norak banget ga sih?), free sex tidak (yah.. nakal-nakal dikit wajar lah.. LOL). Dan gw inget banget, mungkin alas an gw bisa tidak sampe keluar jalur adalah nasehat ibu tercinta. Simple banget kok. Blio Cuma ingin anak-anaknya tidak sampe bikin malu orang tua. That’s it! Makanya gw berusaha untuk tidak bikin repot orang tua gw. Walaupun belum bisa dikatakan berhasil dan membahagiakan orang tua, paling tidak gw cukup bangga karena tidak merepotkan orang tua sekarang ini. Eh.. sesekali direpotin ngurus cucu ga apa-apa dong. Terutama kalo pas mo lebaran. :D
Ke depan, tentunya gw punya banyak harapan. Namanya juga manusia. Gw pengen kaya raya. Gw pengen menjadi orang kaya yang bermanfaat buat orang sekitar. Bisa membantu sesama, bisa membahagiakan orang lain. Gw pengen dengan kekayaan gw itu, bisa lebih mendekatkan gw ke Allah SWT. (note: naik haji perlu uang banyak kan?) Ya Allah, jika permohonan/harapan ini memberikan kebaikan / manfaat baik buat kami sekeluarga, maka kabulkanlah. Amin
Back to Work
Back to work
Tiga bulan full di rumah setelah melahirkan putri cantik yang kami nama kan Puti Nara Marteeza tidak membuat gw rajin menulis blog. Alasan klasik, disibukkan oleh dua orang anak, menjadikan gw bener2 harus mencuri waktu untuk sekedar membuka computer.
Back to work. Apakah berarti gw akan punya waktu atau bisa mencuri-curi waktu untuk selalu meng-ap-det blog gw dan Nasta? Kita lihat saja nanti.
Hari pertama kerja, ditandai dengan demo buruh. Hmm.. jujur aja, gw kurang terlalu paham mengenai UU tersebut, tapi gw pernah baca pasal-pasal yang merugikan karyawan. Walaupun tidak terjun ke jalan untuk demo, sebagai buruh – gw dukung!
Situasi kantor ga jauh beda waktu gw tinggal. Hanya beda nya waktu gw tinggal, masih di basement, sekarang balik ke lt. 5. Trus beberapa teman resign, ada juga teman baru. Selebihnya, masih orang yang sama. :D
Tugas kantor, masih sama. Hanya ditambah tanggung jawab untuk setiap urusan yang berhubungan dengan keuangan di departemen ini. Naik gaji? I wish!
Menempati cubicle pojok, sendiri, ditemani kertas-kertas, dus-dus, box files yang menumpuk. Karena cubicle gw dekat dengan gudang. Tapi lumayan strategis lah. Kalo gw dateng terlambat, ga ada yg notice. :D
Yah.. welcome back to the real world. Perusahaan yang sudah menafkahi gw selama (hampir) 10 tahun. GILA.. 10 TAHUN GW KERJA DI GREY. Kira-kira berapa tahun lagi gw di kantor ini yah? (Tetap berharap bisa pindah kantor).
Tiga bulan full di rumah setelah melahirkan putri cantik yang kami nama kan Puti Nara Marteeza tidak membuat gw rajin menulis blog. Alasan klasik, disibukkan oleh dua orang anak, menjadikan gw bener2 harus mencuri waktu untuk sekedar membuka computer.
Back to work. Apakah berarti gw akan punya waktu atau bisa mencuri-curi waktu untuk selalu meng-ap-det blog gw dan Nasta? Kita lihat saja nanti.
Hari pertama kerja, ditandai dengan demo buruh. Hmm.. jujur aja, gw kurang terlalu paham mengenai UU tersebut, tapi gw pernah baca pasal-pasal yang merugikan karyawan. Walaupun tidak terjun ke jalan untuk demo, sebagai buruh – gw dukung!
Situasi kantor ga jauh beda waktu gw tinggal. Hanya beda nya waktu gw tinggal, masih di basement, sekarang balik ke lt. 5. Trus beberapa teman resign, ada juga teman baru. Selebihnya, masih orang yang sama. :D
Tugas kantor, masih sama. Hanya ditambah tanggung jawab untuk setiap urusan yang berhubungan dengan keuangan di departemen ini. Naik gaji? I wish!
Menempati cubicle pojok, sendiri, ditemani kertas-kertas, dus-dus, box files yang menumpuk. Karena cubicle gw dekat dengan gudang. Tapi lumayan strategis lah. Kalo gw dateng terlambat, ga ada yg notice. :D
Yah.. welcome back to the real world. Perusahaan yang sudah menafkahi gw selama (hampir) 10 tahun. GILA.. 10 TAHUN GW KERJA DI GREY. Kira-kira berapa tahun lagi gw di kantor ini yah? (Tetap berharap bisa pindah kantor).
Friday, April 28, 2006
Ibu Gendut
Ibu Gendut
Ga salah emang kalo Ata suka ngomong Ibu Gendut. I am. Hehehehe…. Senin dah ngantor, kekurangan baju dong untuk ngantor. Kayanya gw emang udah over size deh. Kacau neh. Menyusui malah bikin gendut (cie.. cari alas an).
Kemaren ke Matahari, ambil kemeja ukuran M dan L. Pede ga sih gw ambil ukuran M? Tapi siapa tahu kan? Gw mulai mencoba dari ukuran L dulu, OMIGOD!!! Ga cukup! Mampus deh gw, dgn malu gw ambil lagi ukuran XL. And it’s fit! Mampus ga sih??
Mba’ SPG nya bilang, abis melahirkan yah Bu? Lah kok tau mba? Jadilah gw cuma berani beli satu kemeja dulu. Ga mau ah stok baju gede banyak, nanti kan gw mengecil (hahahaha… pede.com judulnya).
Di tambah Ata suka bener bilang Ibu Gendut. Beberapa hari lalu, gw tidur emang sengaja mepet ke dia. Dengan santainya dia bilang, sanaan dong Bu, sempit nih. Ibu kan gendut! OMIGOD lagi. Trus tadi pagi, gw Tanya ke suami, Yah, ibu ma’ Ulfa gendutan siapa? Si Ayah menjawab, Ulfa deh… (hahahaha… biar bini nya seneng tuh).
Kayanya gendutan sekarang di banding hamil deh. Tapi jgn suruh gw pake baju hamil yah.. hehehe…
Yah.. pasrah dulu deh.. biarin deh di bilang gendut ma’ Ata. Ga bisa diet juga… laperan. Ditambah niat banget ngasih ASI Exclusive ke Nara. Insyaa Allah bisa. Amin. Bantuin doa dan support gw yah.
Biar gendut yg penting sehat, walaupun kurang fit (ga olahraga sih). Itu dia yg kurang!! OLAHRAGA.
Ga salah emang kalo Ata suka ngomong Ibu Gendut. I am. Hehehehe…. Senin dah ngantor, kekurangan baju dong untuk ngantor. Kayanya gw emang udah over size deh. Kacau neh. Menyusui malah bikin gendut (cie.. cari alas an).
Kemaren ke Matahari, ambil kemeja ukuran M dan L. Pede ga sih gw ambil ukuran M? Tapi siapa tahu kan? Gw mulai mencoba dari ukuran L dulu, OMIGOD!!! Ga cukup! Mampus deh gw, dgn malu gw ambil lagi ukuran XL. And it’s fit! Mampus ga sih??
Mba’ SPG nya bilang, abis melahirkan yah Bu? Lah kok tau mba? Jadilah gw cuma berani beli satu kemeja dulu. Ga mau ah stok baju gede banyak, nanti kan gw mengecil (hahahaha… pede.com judulnya).
Di tambah Ata suka bener bilang Ibu Gendut. Beberapa hari lalu, gw tidur emang sengaja mepet ke dia. Dengan santainya dia bilang, sanaan dong Bu, sempit nih. Ibu kan gendut! OMIGOD lagi. Trus tadi pagi, gw Tanya ke suami, Yah, ibu ma’ Ulfa gendutan siapa? Si Ayah menjawab, Ulfa deh… (hahahaha… biar bini nya seneng tuh).
Kayanya gendutan sekarang di banding hamil deh. Tapi jgn suruh gw pake baju hamil yah.. hehehe…
Yah.. pasrah dulu deh.. biarin deh di bilang gendut ma’ Ata. Ga bisa diet juga… laperan. Ditambah niat banget ngasih ASI Exclusive ke Nara. Insyaa Allah bisa. Amin. Bantuin doa dan support gw yah.
Biar gendut yg penting sehat, walaupun kurang fit (ga olahraga sih). Itu dia yg kurang!! OLAHRAGA.
Thursday, April 06, 2006
The Pacifier
Oh My God!! Begitulah kiranya yang gw dan laki gw ucapkan ketika melihat kebiasaan baru Nara. Kenapa harus mengikuti sang kakak sih??? Dan lucunya, Nara akan menangis jika si jempol ajaib itu di tarik dari mulut nya.
Beda nya Ata menggunakan jempol kiri, sedangkan Nara menggunakan jempol kanan. Pas kan? Anak ayah ibu memang kompak!!
Oh My God!! Begitulah kiranya yang gw dan laki gw ucapkan ketika melihat kebiasaan baru Nara. Kenapa harus mengikuti sang kakak sih??? Dan lucunya, Nara akan menangis jika si jempol ajaib itu di tarik dari mulut nya.
Beda nya Ata menggunakan jempol kiri, sedangkan Nara menggunakan jempol kanan. Pas kan? Anak ayah ibu memang kompak!!
Monday, April 03, 2006
Satu bulan lagi
Iya, satu bulan lagi gw masuk kerja... duh.. syndrom ibu-ibu yg mau ngantor setelah melahirkan.. males dan ga tega ninggalin anak. Yeah.. that's me.
Tapi 2 bulan di rumah aja pun, membosankan. Gw udah belajar ninggalin Nara dgn baby sitter, tentunya dah gw siapin stok susu di kulkas. Alhamdulillah Nara ga ada kesulitan nyusu dari botol. Weitss... plis.. gw tau, seharusnya dia tidak menggunakan dot, menghindari bingung puting. Tapi apa daya, daripada Nara nangis ngejer karena kalo pake sendok kelamaan. Dan alhamdulillah, nara masih tetep mau nyusu di puting gw.
Dan tugas gw sekarang ini, menyediakan stok ASI sebanyak-banyaknya.. supaya Nara ga akan kekurangan ASI selama gw kerja nanti. Pfuih... tugas berat.. kenapa gw bilang berat? karena sejak menggunakan pil KB, nafsu makan gw agak berkurang. Dan pastinya berpengaruh ke produksi susu dong.. ntah kenapa, gw jd ga nafsu makan gitu. Payah deh. Pdhal dsog nya bilang, ini pil khusus ibu menyusui.
Bantuin doa aja yah, smoga produksi susu gw banyak, dan gw bisa nabung ASI buat anak gw. So keinginan memberikan ASI Exclusive ke Nara tercapai. Amin.
Siapa sih yg tega ninggalin bayi montok seperti ini???
Iya, satu bulan lagi gw masuk kerja... duh.. syndrom ibu-ibu yg mau ngantor setelah melahirkan.. males dan ga tega ninggalin anak. Yeah.. that's me.
Tapi 2 bulan di rumah aja pun, membosankan. Gw udah belajar ninggalin Nara dgn baby sitter, tentunya dah gw siapin stok susu di kulkas. Alhamdulillah Nara ga ada kesulitan nyusu dari botol. Weitss... plis.. gw tau, seharusnya dia tidak menggunakan dot, menghindari bingung puting. Tapi apa daya, daripada Nara nangis ngejer karena kalo pake sendok kelamaan. Dan alhamdulillah, nara masih tetep mau nyusu di puting gw.
Dan tugas gw sekarang ini, menyediakan stok ASI sebanyak-banyaknya.. supaya Nara ga akan kekurangan ASI selama gw kerja nanti. Pfuih... tugas berat.. kenapa gw bilang berat? karena sejak menggunakan pil KB, nafsu makan gw agak berkurang. Dan pastinya berpengaruh ke produksi susu dong.. ntah kenapa, gw jd ga nafsu makan gitu. Payah deh. Pdhal dsog nya bilang, ini pil khusus ibu menyusui.
Bantuin doa aja yah, smoga produksi susu gw banyak, dan gw bisa nabung ASI buat anak gw. So keinginan memberikan ASI Exclusive ke Nara tercapai. Amin.
Siapa sih yg tega ninggalin bayi montok seperti ini???
Tuesday, February 07, 2006
Puti Nara Marteeza
Puti Nara Marteeza
Senin, 30 Januari 2006
Dari hari Sabtu sebenernya gw udah ga tahan banget ma' berat nya nih perut, di tambah si adek yg selalu bergerak dan sering kontraksi. Pesta kawinan sepupu pula. Hari Minggu, arisan di Bekasi. Kalo bukan di rumah ibu mungkin gw milih ga dateng. M' Indri ngajak nginep, ya sudah lah.. gw pikir, kalo toh nanti udah melahirkan ga bisa nginep dalam waktu dekat.
Hari Minggu, banyak orang.. dan gw bener2 ga bisa bantu apa2. Biasanya kan masih bisa lah dikit2.. lah ini, gerak dikit, perut langsung mengencang. Duh.. besok kudu ke rumah sakit nih.
Senin pagi, menuju RS Asih. dr. Krisna memang lagi praktek, tp gw langsung menuju ruang bersalin seperti yg blio sarankan jika gw merasa kontraksi terus menerus. Jam 10.30 sampe, bersamaan dgn sang dokter.. tp blio kan mau praktek di atas. Jam 11 kurang gw masuk ke ruang bersalin, cek punya cek... memang kontraksi terus..
15 menit berlalu... tiba-tiba si perawat mengatakan, "Bu, Pak, dokternya bilang langsung operasi aja jam 12 siang ini yah. Karena si ibu udah kontraksi terus nih." Wow..wow.... gilingan... cepet bener.. perkiraan gw kan jam 2an keatas.. atau bsk pagi kali... ternyata oh ternyata... ya sudah lah, biar cepat selesai.
Langsung aja para perawat itu memasang infus, ambil darah, cukur bulu.. (u knew bulu apa kan?), jam 12 lewat dikit, langsung di bawa ke ruang "pembantaian". Dokter anestesi sudah siap. Ga perlu proses lama, dokter anastesi langsung suntik, in a few minutes, gw udah kebas. Dokter Krisna dan Dokter Amru sudah siap. Waduh.. kok mata ini berat banget yah? Padahal dokter Bambang (anastesi) bilang, bius lokal loh. Duh... ngantuk... banget...
Bener-bener proses cepat, tiba-tiba dokter Krisna bilang, "Bu, ini bayi gendut nya. Perempuan, sehat." Saya hanya mampu memicingkan mata.. melihat bayi putih, dan memang 'ndut.. setelah itu rasanya gw tertidur. :D
Ga lama tersadar, sudah proses pembersihan badan aja. Dokter anastesi bilang, tadi sempet cium anaknya kan bu?
Lah.. mana gw sadar... :D
Alhamdulillah, telah lahir putri kedua kami, Puti Nara Marteeza, berat badan 3300gr, panjang 46cm.
Dan sekarang gw sedang menikmati sisa-sisa rasa sakit akibat operasi. Sambil berusaha memberikan ASI Exlusive. Insyaa Allah berhasil. Amin.
Senin, 30 Januari 2006
Dari hari Sabtu sebenernya gw udah ga tahan banget ma' berat nya nih perut, di tambah si adek yg selalu bergerak dan sering kontraksi. Pesta kawinan sepupu pula. Hari Minggu, arisan di Bekasi. Kalo bukan di rumah ibu mungkin gw milih ga dateng. M' Indri ngajak nginep, ya sudah lah.. gw pikir, kalo toh nanti udah melahirkan ga bisa nginep dalam waktu dekat.
Hari Minggu, banyak orang.. dan gw bener2 ga bisa bantu apa2. Biasanya kan masih bisa lah dikit2.. lah ini, gerak dikit, perut langsung mengencang. Duh.. besok kudu ke rumah sakit nih.
Senin pagi, menuju RS Asih. dr. Krisna memang lagi praktek, tp gw langsung menuju ruang bersalin seperti yg blio sarankan jika gw merasa kontraksi terus menerus. Jam 10.30 sampe, bersamaan dgn sang dokter.. tp blio kan mau praktek di atas. Jam 11 kurang gw masuk ke ruang bersalin, cek punya cek... memang kontraksi terus..
15 menit berlalu... tiba-tiba si perawat mengatakan, "Bu, Pak, dokternya bilang langsung operasi aja jam 12 siang ini yah. Karena si ibu udah kontraksi terus nih." Wow..wow.... gilingan... cepet bener.. perkiraan gw kan jam 2an keatas.. atau bsk pagi kali... ternyata oh ternyata... ya sudah lah, biar cepat selesai.
Langsung aja para perawat itu memasang infus, ambil darah, cukur bulu.. (u knew bulu apa kan?), jam 12 lewat dikit, langsung di bawa ke ruang "pembantaian". Dokter anestesi sudah siap. Ga perlu proses lama, dokter anastesi langsung suntik, in a few minutes, gw udah kebas. Dokter Krisna dan Dokter Amru sudah siap. Waduh.. kok mata ini berat banget yah? Padahal dokter Bambang (anastesi) bilang, bius lokal loh. Duh... ngantuk... banget...
Bener-bener proses cepat, tiba-tiba dokter Krisna bilang, "Bu, ini bayi gendut nya. Perempuan, sehat." Saya hanya mampu memicingkan mata.. melihat bayi putih, dan memang 'ndut.. setelah itu rasanya gw tertidur. :D
Ga lama tersadar, sudah proses pembersihan badan aja. Dokter anastesi bilang, tadi sempet cium anaknya kan bu?
Lah.. mana gw sadar... :D
Alhamdulillah, telah lahir putri kedua kami, Puti Nara Marteeza, berat badan 3300gr, panjang 46cm.
Dan sekarang gw sedang menikmati sisa-sisa rasa sakit akibat operasi. Sambil berusaha memberikan ASI Exlusive. Insyaa Allah berhasil. Amin.
Wednesday, January 25, 2006
My baby influence me
My baby influence me
Mungkin sudah pd baca tulisan gw ttg "rasa itu". Iya di tulisan itu gw menggambarkan kekhawatiran gw akan hal-hal yg seharusnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan, jika kita benar-benar meyakini bahwa Allah yang akan menjaga kita semua.
Singkat cerita, kemaren gw janjian ma' seseorang dimana bbrp bulan silam gw belajar untuk menghandle sifat jutek dan jg belajar meditasi. (note: doski jg bisa meramal :D) Saat itu gw hanya ingin ngobrol dan berharap blio bisa membantu. Maksudnya, dgn kelebihannya itu, gw berharap blio bisa "melihat" apakah kekhawatiran gw ini masih wajar, atau ada hal lain. Sebenernya ga terlalu berat kan masalahnya? Hihihihi.... hanya perlu "diyakinkan" saja.
Pada awalnya blio menanyakan pandangan gw ttg "keinginan-keinginan" ibu hamil itu apakah purely keinginan si ibu, atau percaya bahwa memang si bayi yg menginginkannya i.e. ngidam. Dan gw dgn pikiran logic nya mengatakan, bhw itu hanya keinginan sang ibu. Toh kl si ibu bisa mengatur "otak" nya, keinginan itu akan teredam dgn sendirinya. Mungkin gw bukan tipikal orang yg percaya dgn reinkarnasi kali yah..
Akhirnya blio menjelaskan, sebenarnya proses reinkarnasi itu ada, dan blio mencontohkan bahwa di Al-Qur'an pun ada penjelasannya. Tapi maaf, gw ga berani mengutip omongan blio ini, krn gw kurang yakin persis nya omongan blio. Daripada salah.
Oh iya, sambil ngobrol blio ini memainkan pendulum nya (seperti Professor Calculus) dan blio menyimpulkan bhw, semua kekhawatiran gw ini berasal dari si jabang bayi. Believe it or not. Tapi begitulah yang terjadi. Dan blio bilang, krn gw udah pernah belajar meditasi, so blio menyarankan untuk mengejar ketinggalan (istilahnya) dlm 2 minggu ini tiap hari, terus menerus utk "talk to my baby". Intinya, memberi tahu bahwa tidak perlu khawatir akan apa yg akan terjadi kelak. Good side, my baby has strong instict, bad side nya, at this time dikuasai oleh "kekhawatiran" yg berlebihan. Jika tidak di kasih tau dari sekarang, ditakutkan si baby akan tumbuh menjadi anak yg penuh rasa khawatir. :(
Gw heran aja, masa sih si bayi bisa mempengaruhi sang ibu? Bukannya ibu yg mempengaruhi bayi? But that's what had happened. Trus gw jg cerita ttg keinginan gw ke Bali bbrp bulan silam, yg pd awalnya si abang keukeuh seumekeh ga mau pergi. Sambil pegang pendulumnya, blio bilang, "ya itu keinginan si bayi memang." Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...... anak ibu mau jadi anak pantai yah??
Baiklah, gw akan coba utk "ngajak ngobrol" anak gw ini. Karena semua hal di dunia ini sudah di atur oleh Allah SWT. Nothing to worry about.
Mungkin sudah pd baca tulisan gw ttg "rasa itu". Iya di tulisan itu gw menggambarkan kekhawatiran gw akan hal-hal yg seharusnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan, jika kita benar-benar meyakini bahwa Allah yang akan menjaga kita semua.
Singkat cerita, kemaren gw janjian ma' seseorang dimana bbrp bulan silam gw belajar untuk menghandle sifat jutek dan jg belajar meditasi. (note: doski jg bisa meramal :D) Saat itu gw hanya ingin ngobrol dan berharap blio bisa membantu. Maksudnya, dgn kelebihannya itu, gw berharap blio bisa "melihat" apakah kekhawatiran gw ini masih wajar, atau ada hal lain. Sebenernya ga terlalu berat kan masalahnya? Hihihihi.... hanya perlu "diyakinkan" saja.
Pada awalnya blio menanyakan pandangan gw ttg "keinginan-keinginan" ibu hamil itu apakah purely keinginan si ibu, atau percaya bahwa memang si bayi yg menginginkannya i.e. ngidam. Dan gw dgn pikiran logic nya mengatakan, bhw itu hanya keinginan sang ibu. Toh kl si ibu bisa mengatur "otak" nya, keinginan itu akan teredam dgn sendirinya. Mungkin gw bukan tipikal orang yg percaya dgn reinkarnasi kali yah..
Akhirnya blio menjelaskan, sebenarnya proses reinkarnasi itu ada, dan blio mencontohkan bahwa di Al-Qur'an pun ada penjelasannya. Tapi maaf, gw ga berani mengutip omongan blio ini, krn gw kurang yakin persis nya omongan blio. Daripada salah.
Oh iya, sambil ngobrol blio ini memainkan pendulum nya (seperti Professor Calculus) dan blio menyimpulkan bhw, semua kekhawatiran gw ini berasal dari si jabang bayi. Believe it or not. Tapi begitulah yang terjadi. Dan blio bilang, krn gw udah pernah belajar meditasi, so blio menyarankan untuk mengejar ketinggalan (istilahnya) dlm 2 minggu ini tiap hari, terus menerus utk "talk to my baby". Intinya, memberi tahu bahwa tidak perlu khawatir akan apa yg akan terjadi kelak. Good side, my baby has strong instict, bad side nya, at this time dikuasai oleh "kekhawatiran" yg berlebihan. Jika tidak di kasih tau dari sekarang, ditakutkan si baby akan tumbuh menjadi anak yg penuh rasa khawatir. :(
Gw heran aja, masa sih si bayi bisa mempengaruhi sang ibu? Bukannya ibu yg mempengaruhi bayi? But that's what had happened. Trus gw jg cerita ttg keinginan gw ke Bali bbrp bulan silam, yg pd awalnya si abang keukeuh seumekeh ga mau pergi. Sambil pegang pendulumnya, blio bilang, "ya itu keinginan si bayi memang." Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...... anak ibu mau jadi anak pantai yah??
Baiklah, gw akan coba utk "ngajak ngobrol" anak gw ini. Karena semua hal di dunia ini sudah di atur oleh Allah SWT. Nothing to worry about.
Friday, January 20, 2006
Rasa Itu
Rasa Itu...
Ntah karena kondisi sedang hamil, atau memang pada dasar nya gw orang yg sensitive. Mudah tersentuh bahkan menangis untuk hal-hal kecil sekalipun. Jangan suruh liat TV yang penuh adegan penyiksaan, apalagi sekarang lagi maraknya orang tua yang menyiksa anak(anaknya). Plis, kalo pun gw punya kekuatan untuk membalas sakit hati atau sakit badan anak-anak tersebut, pasti akan gw kerjakan.
Rasa takut kehilangan.. kadang seringkali muncul. Cukup sering jika malam datang, dan gw memandang Nasta yang pulas tertidur, mengelus pipi nya.. sambil berpikir (tepatnya berhalusinasi kali yah).. apa yg terjadi jika gw meninggal dunia? Siapa yg akan mengurus dan merawat Nasta? Dan sudah bisa di tebak, air mata gw pasti langsung keluar. Atau.. bagaimana jika Nasta -- ntah bagaimana ceritanya -- terdampar di Jakarta yang kejam ini, tanpa perlindungan orang tua dan keluarga? Huwaaaaaaaaaaaaa.......... ya Allah.. aku titipkan anak ku ini pada Mu. Jagalah dia ya Allah, hanya kepadaMu lah hamba memohon.
Lain cerita, secara gw lagi hamil gede gini.. tiba-tiba terlintas pikiran.. bagaimana kalo gw tidak bisa menjalankan tugas sebagai ibu alias meninggal sesaat setelah melahirkan. Bayi gw ga dapet ASI Exclusive, siapa yg bisa jaga anak-anak gw? Apa abang akan cari istri yg bisa menyayangi anak-anak gw dgn setulus hati? Huwaaaaaaaaaaa.... nangis lagi...
(sstt... sambil nulis pun gw nangis.. ihiks...)
Beberapa hari yg lalu, abang mengeluh, sering nyeri di dada kiri. Gw berusaha tenang.. ya udah general check up aja deh kalo ada uang lebih. Itu saran gw. Tapi bbrp menit kemudian, gw langsung membayangkan.. seandainya abang meninggal.. meninggalkan gw dan anak-anak.. huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....... ga tahan bow... apalagi ngebayangin Nasta nangis di jasad ayah nya.. huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.......
Ya Allah, lindungi kami sekeluarga. Berikan kami kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi kehidupan ini. apapun yang Engkau berikan. Amin.
Duh.. smoga ini hanya karena gw lagi hamil, kalo tidak, bisa gila gw.
Emang sih, kalo kata orang-orang bijak, semua yang kita miliki di dunia ini adalah titipan Allah SWT. Jadi sewaktu-waktu mau di ambil ma' Allah, kita musti pasrah dan terima. Tapi tetep aja .... huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....
Ntah karena kondisi sedang hamil, atau memang pada dasar nya gw orang yg sensitive. Mudah tersentuh bahkan menangis untuk hal-hal kecil sekalipun. Jangan suruh liat TV yang penuh adegan penyiksaan, apalagi sekarang lagi maraknya orang tua yang menyiksa anak(anaknya). Plis, kalo pun gw punya kekuatan untuk membalas sakit hati atau sakit badan anak-anak tersebut, pasti akan gw kerjakan.
Rasa takut kehilangan.. kadang seringkali muncul. Cukup sering jika malam datang, dan gw memandang Nasta yang pulas tertidur, mengelus pipi nya.. sambil berpikir (tepatnya berhalusinasi kali yah).. apa yg terjadi jika gw meninggal dunia? Siapa yg akan mengurus dan merawat Nasta? Dan sudah bisa di tebak, air mata gw pasti langsung keluar. Atau.. bagaimana jika Nasta -- ntah bagaimana ceritanya -- terdampar di Jakarta yang kejam ini, tanpa perlindungan orang tua dan keluarga? Huwaaaaaaaaaaaaa.......... ya Allah.. aku titipkan anak ku ini pada Mu. Jagalah dia ya Allah, hanya kepadaMu lah hamba memohon.
Lain cerita, secara gw lagi hamil gede gini.. tiba-tiba terlintas pikiran.. bagaimana kalo gw tidak bisa menjalankan tugas sebagai ibu alias meninggal sesaat setelah melahirkan. Bayi gw ga dapet ASI Exclusive, siapa yg bisa jaga anak-anak gw? Apa abang akan cari istri yg bisa menyayangi anak-anak gw dgn setulus hati? Huwaaaaaaaaaaa.... nangis lagi...
(sstt... sambil nulis pun gw nangis.. ihiks...)
Beberapa hari yg lalu, abang mengeluh, sering nyeri di dada kiri. Gw berusaha tenang.. ya udah general check up aja deh kalo ada uang lebih. Itu saran gw. Tapi bbrp menit kemudian, gw langsung membayangkan.. seandainya abang meninggal.. meninggalkan gw dan anak-anak.. huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....... ga tahan bow... apalagi ngebayangin Nasta nangis di jasad ayah nya.. huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.......
Ya Allah, lindungi kami sekeluarga. Berikan kami kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi kehidupan ini. apapun yang Engkau berikan. Amin.
Duh.. smoga ini hanya karena gw lagi hamil, kalo tidak, bisa gila gw.
Emang sih, kalo kata orang-orang bijak, semua yang kita miliki di dunia ini adalah titipan Allah SWT. Jadi sewaktu-waktu mau di ambil ma' Allah, kita musti pasrah dan terima. Tapi tetep aja .... huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....
Monday, January 16, 2006
SMS
11 Jan, 0816 185 xxxx
Bang, jadi ambil green tea 500ml ga?
11 Jan, 0811115xxxx
Jadi Mel, anter ke cikajang aja yah.
11 Jan, 0816 185 xxxx
OK, thanks
13 Jan, 0816 185 3346
Bang, nomer berapa rumah nya? Nanti ketemu siapa?
13 Jan, 0811115xxxx
Jl. Cikajang No. 8, sama siapa aja Mel. Botol kosong ma' uang udah gw titipin.
13 Jan, 0816 185 xxxx
OK, tks
13 Jan, 0811115xxxx
Barang sdh diterima. Tapi kurir nya ngga nunggu. Jd uang dan botol msh di ckj.
13 Jan, 0816 185 xxxx
Bang, uang transfer aja ke BCA Meli yah. A/c 0701196111.
13 Jan, 0811115xxxx
OK
14 Jan, 081317666xxxx
Innalilahi wa ina illaihi rojiun. Achyar Abbas Ibrahim meninggal tadi pagi pkl 06.000 di rumahnya karena sakit jantung. Jenasah skrg ada di rmh ibu nya Jl. Cikajang no. 8
.................................................
.................................................
.................................................
.................................................
Innalillahi wa inna illaihi roji'un.
Smoga Allah SWT mengampuni segala kesalahan, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Amin.
Bang, jadi ambil green tea 500ml ga?
11 Jan, 0811115xxxx
Jadi Mel, anter ke cikajang aja yah.
11 Jan, 0816 185 xxxx
OK, thanks
13 Jan, 0816 185 3346
Bang, nomer berapa rumah nya? Nanti ketemu siapa?
13 Jan, 0811115xxxx
Jl. Cikajang No. 8, sama siapa aja Mel. Botol kosong ma' uang udah gw titipin.
13 Jan, 0816 185 xxxx
OK, tks
13 Jan, 0811115xxxx
Barang sdh diterima. Tapi kurir nya ngga nunggu. Jd uang dan botol msh di ckj.
13 Jan, 0816 185 xxxx
Bang, uang transfer aja ke BCA Meli yah. A/c 0701196111.
13 Jan, 0811115xxxx
OK
14 Jan, 081317666xxxx
Innalilahi wa ina illaihi rojiun. Achyar Abbas Ibrahim meninggal tadi pagi pkl 06.000 di rumahnya karena sakit jantung. Jenasah skrg ada di rmh ibu nya Jl. Cikajang no. 8
.................................................
.................................................
.................................................
.................................................
Innalillahi wa inna illaihi roji'un.
Smoga Allah SWT mengampuni segala kesalahan, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Amin.
Monday, January 09, 2006
Rumah Pertama
Rumah Pertama
Alhamdulillah, akhirnya rumah pertama kami jadi juga. Well, maksudnya sih udah serah terima kunci, tapi masih jauh dari ideal untuk ditempati.
Dari developer kami dapat jatah 90 hari untuk complaint kondisi rumah, untuk semua hal. Hhmm... kalo yang basic dan kasat mata sih bisa langsung keliatan, tapi kalo kebocoran pipa, dll,dsb bagaimana? Karena kami kan tidak langsung menempati rumah ini.
Hari pertama setelah serah terima kunci, saya dan abang sudah menemukan beberapa hal untuk diperbaiki. Tapi tunggu deh sampai minggu depan, waktu kami pun lebih santai. Dan Minggu kemaren kami kesana lagi pas saat hujan mengguyur Cibubur dan sekitarnya. hasilnya? Ini dia beberapa "keluhan" kami yang siap ditujukan ke developer.
- Plafon dan dinding dapur rembes karena hujan
- keramik kamar belakang ada yang cacat (bocel)
- Cat dekat stop kontak belum rapi
- Plafon dapur bergelombang
- Air mengalir dari salah satu keran di kamar mandi (ntah itu air hujan atau apa)
- List jendela ruang tamu tidak rapi (baik cat maupun kayu nya)
- Dinding ruang tamu (pojokan) ada yg retak
- Kayu jendela ruang tamu ada yg keropos
- Genteng depan rumah pecah
- Kaca semua jendela masih belepotan cat
- tembok-tembok dekat pintu (hampir semua pintu) terlihat tidak padat. Baca : seperti keropos.
Lalu hal-hal lain seperti :
- handle pintu, keran air dan lampu (bohlam) kapan mulai di pasang?
- tanah belakang masih berantakan
Jadi bingung kan? Apakah memang kondisi nya seperti ini atau seharusnya serah terima saat benar-benar rapih kan?
Sempet sih dikasih tau temen, jangan terima dulu kunci rumah nya, sampe kondisi rumah benar2 terlihat "rapi". Well, terlanjur juga kan?
Lagipula kami pun blm bisa "membangun" rumah mungil itu sebelum masa 90 hari dari developer terlewati. Lah kapan kami bisa mbangun kamar asisten dong?
Sebenernya dilema juga bagi kami sekeluarga.. pengen nya sih langsung menempati rumah pertama kami, apapun kondisi nya. Sempat juga terlintas, "kita tempati rumah paling tidak, isi kamar sudah cukup lengkap dan sudah mbangun kamar tidur asisten." Tapi lagi-lagi seorang teman memberi nasehat, "kalo nunggu komplit, lo ga akan pindah-pindah!!" Intinya, seadanya aja. Kalo emang blm bisa bangun kamar PRT, mreka kan bisa tidur di kamar yg buat Nasta. Sedangkan Nasta tetap sekamar dgn kami. Hhmm... betul juga sih. Abang sempet "goyah" juga.. goyah dalam arti, setuju dgn usul teman saya itu. Karena memang kalo harus nunggu mbangun kamar PRT, akan membutuhkan waktu yg lebih lama lagi.
Di satu sisi, sy mengerti sekali kekhawatiran abang untuk nekat pindah.. pertama, sy kan baru punya bayi.. kondisi rumah blm terlalu nyaman, jauh dari orang tua.. kekhawatiran yang wajar. Kalau saya punya pikiran yg lain lagi, niat nya pengen buru2 pindah bukan karena ada masalah atau apa, tapi lebih ke .. mumpung masih cuti melahirkan nih, jadi sy punya banyak waktu di rumah dan memperhatikan keadaan sekitar. Insyaa Allah lebih tau bagaimana tetangga-tetangga kami nanti nya. Intinya, Bismillah aja.
Tapi sekali lagi kami punya sedikit hambatan, abang berhenti dari kerjaannya. Dan pastinya akan mengganggu cash flow kami. Tadi pagi abang menyampaikan pesan dari mama, "disarankan pindah rumah nya nunggu kalo abang sudah ada penghasilan yang pasti."
Akhirnya saya memilih untuk lebih realistis dalam menghadapi hidup ini. Segala sesuatu itu kan sudah di atur Allah SWT. Dia lah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk ummat Nya. Jadi kalo emang sudah waktu nya sy pindah dlm waktu dekat, Insyaa Allah dimudahkan olehNya. Jika tidak pun, berarti memang kami harus lebih lama tinggal di Pondok Mertua Indah. Tapi dengan harapan, "Smoga tidak lama-lama." Karena sy pengen juga secepatnya menempati rumah pertama kami.
Well, mungkin byk yg heran yah kenapa sy menyebutkan rumah pertama, daripada rumah baru kami? Hehehe... ini disebabkan, sy punya keyakinan bahwa suatu hari nanti sy akan punya "rumah-rumah" lain. Amiiinnnn...
Alhamdulillah, akhirnya rumah pertama kami jadi juga. Well, maksudnya sih udah serah terima kunci, tapi masih jauh dari ideal untuk ditempati.
Dari developer kami dapat jatah 90 hari untuk complaint kondisi rumah, untuk semua hal. Hhmm... kalo yang basic dan kasat mata sih bisa langsung keliatan, tapi kalo kebocoran pipa, dll,dsb bagaimana? Karena kami kan tidak langsung menempati rumah ini.
Hari pertama setelah serah terima kunci, saya dan abang sudah menemukan beberapa hal untuk diperbaiki. Tapi tunggu deh sampai minggu depan, waktu kami pun lebih santai. Dan Minggu kemaren kami kesana lagi pas saat hujan mengguyur Cibubur dan sekitarnya. hasilnya? Ini dia beberapa "keluhan" kami yang siap ditujukan ke developer.
- Plafon dan dinding dapur rembes karena hujan
- keramik kamar belakang ada yang cacat (bocel)
- Cat dekat stop kontak belum rapi
- Plafon dapur bergelombang
- Air mengalir dari salah satu keran di kamar mandi (ntah itu air hujan atau apa)
- List jendela ruang tamu tidak rapi (baik cat maupun kayu nya)
- Dinding ruang tamu (pojokan) ada yg retak
- Kayu jendela ruang tamu ada yg keropos
- Genteng depan rumah pecah
- Kaca semua jendela masih belepotan cat
- tembok-tembok dekat pintu (hampir semua pintu) terlihat tidak padat. Baca : seperti keropos.
Lalu hal-hal lain seperti :
- handle pintu, keran air dan lampu (bohlam) kapan mulai di pasang?
- tanah belakang masih berantakan
Jadi bingung kan? Apakah memang kondisi nya seperti ini atau seharusnya serah terima saat benar-benar rapih kan?
Sempet sih dikasih tau temen, jangan terima dulu kunci rumah nya, sampe kondisi rumah benar2 terlihat "rapi". Well, terlanjur juga kan?
Lagipula kami pun blm bisa "membangun" rumah mungil itu sebelum masa 90 hari dari developer terlewati. Lah kapan kami bisa mbangun kamar asisten dong?
Sebenernya dilema juga bagi kami sekeluarga.. pengen nya sih langsung menempati rumah pertama kami, apapun kondisi nya. Sempat juga terlintas, "kita tempati rumah paling tidak, isi kamar sudah cukup lengkap dan sudah mbangun kamar tidur asisten." Tapi lagi-lagi seorang teman memberi nasehat, "kalo nunggu komplit, lo ga akan pindah-pindah!!" Intinya, seadanya aja. Kalo emang blm bisa bangun kamar PRT, mreka kan bisa tidur di kamar yg buat Nasta. Sedangkan Nasta tetap sekamar dgn kami. Hhmm... betul juga sih. Abang sempet "goyah" juga.. goyah dalam arti, setuju dgn usul teman saya itu. Karena memang kalo harus nunggu mbangun kamar PRT, akan membutuhkan waktu yg lebih lama lagi.
Di satu sisi, sy mengerti sekali kekhawatiran abang untuk nekat pindah.. pertama, sy kan baru punya bayi.. kondisi rumah blm terlalu nyaman, jauh dari orang tua.. kekhawatiran yang wajar. Kalau saya punya pikiran yg lain lagi, niat nya pengen buru2 pindah bukan karena ada masalah atau apa, tapi lebih ke .. mumpung masih cuti melahirkan nih, jadi sy punya banyak waktu di rumah dan memperhatikan keadaan sekitar. Insyaa Allah lebih tau bagaimana tetangga-tetangga kami nanti nya. Intinya, Bismillah aja.
Tapi sekali lagi kami punya sedikit hambatan, abang berhenti dari kerjaannya. Dan pastinya akan mengganggu cash flow kami. Tadi pagi abang menyampaikan pesan dari mama, "disarankan pindah rumah nya nunggu kalo abang sudah ada penghasilan yang pasti."
Akhirnya saya memilih untuk lebih realistis dalam menghadapi hidup ini. Segala sesuatu itu kan sudah di atur Allah SWT. Dia lah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk ummat Nya. Jadi kalo emang sudah waktu nya sy pindah dlm waktu dekat, Insyaa Allah dimudahkan olehNya. Jika tidak pun, berarti memang kami harus lebih lama tinggal di Pondok Mertua Indah. Tapi dengan harapan, "Smoga tidak lama-lama." Karena sy pengen juga secepatnya menempati rumah pertama kami.
Well, mungkin byk yg heran yah kenapa sy menyebutkan rumah pertama, daripada rumah baru kami? Hehehe... ini disebabkan, sy punya keyakinan bahwa suatu hari nanti sy akan punya "rumah-rumah" lain. Amiiinnnn...
Subscribe to:
Posts (Atom)