photo dirumah-nurina-merah-468.gif

Friday, May 04, 2007

Pernikahan

Suatu hari saya pernah membaca tulisan seorang teman mengenai Pernikahan. Dan saya salut dan langsung pengen kenalan dengan Mama nya teman saya ini. Tapi blom kejadian sih. Apa yang di tulis oleh teman saya itu, benar-benar mengena di hati.

Dan belum lama saya seperti diingatkan oleh tulisan tersebut, dan saya jadi ingin bercerita. Sepupu suami saya hendak menikah. Alhamdulillah. Dan tentu saja sang ibu menyambut gembira rencana pernikahan sang anak perempuan semata wayang nya ini. Calon nya kerja di ini lho, dekat dengan bapak presiden kita, bla bla bla ... tanggal belum ditentukan, tempat resepsi sudah ditentukan yaitu sebuah gedung megah yang biasa menjadi tempat resepsi pernikahan orang-orang berduit. Dengan alasan, hadiah dari Pakde calon mantu. Acara lamaran berjalan lancar, selesai acara segera ditunjuk team panitia untuk menyukseskan acara ini. Calon pengantin wanita nya? Duduk manis tanpa komentar apapun. Para sepupu yang sudah merasa pernah menikah, melontarkan saran-saran, masukan dan opini. Para sesepuh ikutan memberi suara. Ternyata, tempat memang sudah di pesan (oleh pakde calon pengantin pria), tapi belum ada yang survey mengenai rekanan catering, photographer, pelaminan, dll,dsb. Sang ibu berkata, pakai catering ini aja, makanannya enak dan harganya terjangkau. Para sepupu berkata, catering ini rekanan gedung ini ga? Biasanya kalo bukan rekanan akan kena surcharge 20%. Di bantu oleh buku panduan dari gedung, ternyata catering yang diinginkan tidak termasuk dalam daftar rekanan gedung. En zo fort... (saya ga terlalu menyimak, karena sibuk ngurusin Nasta).

Beberapa hari kemudian, ada desas desus.. catering di gedung ini minimal 50ribu per orang dengan minimum undangan 1800 orang. Suami saya berteriak, "Gila!! Gw mah mikir-mikir deh!!" Tapi ternyata, harga per porsi nya bukan segitu, melainkan minimal Rp. 150.000 per orang! Dannn.... suami saya tambah menjerit. GILA!!! Lalu pihak keluarga langsung minta dicarikan gedung lain, karena tidak sanggup dengan harga catering dan jumlah quota orang yang diwajibkan oleh gedung ini. Ya iya lah... mubazir banget kalo sampe kejadian.. (itu menurut saya lho). Dan yang tersedia untuk tanggal pernikahan yang diinginkan tinggal gedung ini, gedung yang dulunya pernah menjadi idola para calon pengantin. Disebelah Gedung MPR - DPR.

Lucu dan aneh nya, seperti nya calon pengantin wanita tidak merasa "terlibat" lebih jauh dengan acara pernikahan dia, karena gedung bukan dia yang mencari, tapi suami saya yang sepupu nya dia. Yang ribut mengenai KUA juga para sepupu nya, KUA udah di urus belom? Ijin numpang nikah, dll,dsb,dst. Dan saat itu calon pengantin pria hanya berkata, "Lho, itu bukannya sehari dua hari selesai yah?" Alamakkkk..... lo kira yang jadi penghulu bapak lo ndiri apa?? Biar nyaho aja kalo ternyata penghulu kagak ada yang bisa sesuai rencana jam pernikahan!. Eitsss... sabar... dia kan belum pernah menikah, jadi tidak tahu prosedur nya. Hhmm... baik lah.

Rapat keluarga lagi. Eits.. mana calon pengantin wanita nya?? Ini sebenarnya kita mau ngerapatin kawinan siapa sih? Yang punya hajat aja kagak ada!! Geram sekali rasanya. Ga menghargai banget sih para tante-tante dan sepupu-sepupu yang udah ngorbanin waktu weekend nya hanya untuk bantuin tante (sang ibu CPW) tercinta biar dia tidak merasa kerja sendiri. Note: most of all niat bantu tante, bukan bantuin sepupu saya itu!!! Saya dan salah seorang sepupu ngobrol, "kayanya gw waktu mo nikah itu semua ngurus sendiri deh. Cari gedung, cari catering, ngedatangin catering untuk test food, cari pelaminan, jadi pada saat rapat keluarga hal-hal tersebut sudah rapih. Tinggal menyerahkan ke panitia, supaya kita ga repot lagi di hari H nya." Pfuih..... Ini mah.... Astaghfirullah ...
Lalu dengan muka iseng saya berkata ke sepupu yang lain, "tanyain sekalian dong, malam pertama perlu bantuan kita-kita juga ga?" hihihihihihihihihi.....

Sigh.... cerita sepupu saya ini menjadikan perjalanan pergi dan pulang kantor menjadi penuh warna, karena di mobil saya dan ipar-ipar saya jadi sibuk mengomentari soal tingkah laku dia. "kaya di paksa aja sih nikahnya," itu salah satu dari sekian banyak komentar kami, para sepupu nya.

Aaahhhh.... ribet bener sih?? Kenapa sih yang musti diributkan itu justru acara sebelum pernikahan nya??? Kan masih banyak hal-hal lain yang nantinya akan dihadapi oleh calon pengantin kelak. Jadi benar kata mama teman saya ini ditulisannya. "Tante, kenalan dong. saya kagum deh ma' tante."

Sabtu lalu saya menghadiri syukuran pernikahan teman. Siang hari. Ternyata sebelum brangkat saya cek lagi di undangan, "Hah?? Bang, acaranya dari jam 10 - 12 lho!" HHm... berarti selesai akad nikah langsung syukuran, tanpa jeda seperti layaknya pasangan lain (seperti saya juga). Dan saya langsung berkomentar, wah.. enak banget yah? Acara di mesjid, selesai akad langsung ramai-ramai, simple, dan pastinya irit tuh. Hhmm... berbanding terbalik dengan sepupu saya itu, yang gosipnya, baju pengantin nya seharga 15 juta rupiah saja. Wakssssss!!!!!

Saya tidak sepandai teman saya dalam merangkai kata, tapi 100% setuju dengan tulisannya. Dan mengharapkan hal yang sama, jika suatu hari nanti ada kesempatan menikahkan anak-anak saya, atau keponakan-keponakan saya, smoga saya tidak menjadi tante atau ibu yang ikutan heboh dalam mempersiapkan pesta anak dan kemenakan saya. Tapi Insyaa Allah, bisa mempersiapkan batin mereka untuk menghadapi hidup baru mereka kelak.

Thursday, May 03, 2007

Naga Bonar "jadi" 2

Telat banget ga sih saya baru nonton film ini semalam. Itu pun nyaris gagal, karena suami saya sempet "mutung". Karena ternyata film tersebut sudah mulai pukul 19.00, sedangkan kami tiba pukul 19.10, "udah 10 menit mba, mau?" kata mba' petugas karcis. Dengan cepat suami saya berkata, "gimana sih? katanya mulai jam 8? ah.. ga mau gw kalo udah telat." dan langsung ngeloyor pergi keluar bioskop. Nyebelinnnnn banget sih suami saya itu!! Sebelumnya saya memang memberitahu dia bahwa studio 4 di bioskop ini mulai jam 8 malam. Sambil jalan dia juga nyerocos (duh.. bahasanya ..), "emang ga di cek lagi apa?" ARRGGGGGHHHHHHH ..... sebelum bertanduk, saya jalan melenggang mendahului dia. Nyebelin banget sih??

Mendekati eskalator untuk turun, suami saya itu bertanya, "Sekarang jam berapa? Telat dikit ga apa kali yah?" Dan dia langsung berbalik arah menuju bioskop lagi. Sekali lagi, AAARGGGGGGHHHHHHHHHHHHHH...... "Telat 15 menit yah Pak," kata petugas karcis nya. Yah... sudah lah...

Untung nya film ini memang T-O-P-B-G-T, smua kekesalan di luar bioskop tadi terhapus sudah. Dan memang benar seperti orang-orang, resensi di koran-koran, bahwa film ini memang luar biasa. Aktor kawakan Deddy Mizwar, memang tidak perlu diragukan lagi kwalitas acting nya. Banyak sekali dialog yg mengkritik, baik pemerintahan, maupun mengkritik diri sendiri. Seperti dialog antara Naga Bonar dan Umar (tukang bajaj), bapaknya Umar ini seorang pejuang, tapi tidak pernah bercerita ke anak nya tentang masa-masa perjuangannya, dengan alasan perbuatan baik tidak perlu diomongin, cukup Allah saja yang mengetahui. Dan saya pun terbawa emosi haru di saat Naga Bonar mengunjungi Tugu Proklamasi, Taman Makam Pahlawan dan Patung Jend. Sudirman. Soundtrack lagu-lagu nasional nya sungguh menyentuh.

Ahhh... cerita yang menakjubkan... kalo yang belum pernah nonton dan penasaran film Naga Bonar versi tahun 80-an, bisa lihat di sini.

Kira-kira ada yang jual VCD Asli Naga Bonar ga yah? Mau dong.

Sinopsis Naga Bonar jadi 2

Apa kata Duniaa

Nyalon

Rambut Nasta itu lurus banget, dan memang dari kecil sudah model Dora gitu. Jadi pasti ada poni nya. Sebenernya saya suka Nasta berambut panjang, karena rambutnya yang hitam dan lurus. Tapi mengingat Nasta tidak suka di kuncir & di jepit, jadi saya harus merelakan Nasta berambut pendek. Kalo Nara itu rambut nya lebih tipis dan ikal. Jadi sampai sekarang (15 bulan), tidak tampak perubahan significant, makanya Nara belum pernah ke salon untuk sekedar potong poni atau pun rambut lainnya. Terbalik dengan kakak nya, yang tiap 2 - 3 bulan sekali harus ke salon (salon kakak yang di Kemang lho). Karena saya, ibu nya, tidak bisa potong poni Nasta. (kepikiran untuk ambil kursus menggunting rambut nih, biar ga tekor ke salon).

Suatu hari, saya, Nasta dan ipar-ipar saya ke salon di Jl. Joko Sutono. Ditawarin potong rambut, dia menampik dengan alasan, "nanti aja di salon kakak." Kali lain, beramai-ramai kami ke salon itu lagi, dia baru mulai "tergoda". Coba cuci rambut dulu, anteng aja tuh. Padahal kalo di salon kakak, dia ga mau cuci rambut, jadi cuma dibasahin pake semprotan air gitu. Saat itu Nasta duduk tenang sambil membaca majalah nya (iya, baca majalah). Giliran di gunting, mulai deh agak2 ga tenang. Memang butuh kesabaran untuk menggunting rambut anak-anak yah. Dan akhirnya.. viola ... rambut nasta berbeda dari biasa. Kali ini agak sedikit di layer.. (biar ga terlalu seperti Dora). Smakin hari, kok.. jadi kaya Baim Wong yah?? Hahahaha... makanya saya sempat memanggil dia Nasta Wong.

Sebulan... dua bulan ... aaarrrggghhh... poni nya sudah melewati alis mata. Dengan sedikit nekat, karena ga mau rugi ke salon hanya untuk potong poni, saya coba potong poni nya Nasta. Hasilnya??? Hmm.... musti banyak berlatih .. dan minum Milo tiap hari!! Saya ga berani potong terlalu pendek, karena miring-miring dong potongan saya. 2 minggu berlalu, akhirnya terpaksa saya ajak ke salon lagi.

Ibu : Kak, potong rambut lagi yah.
Ata : Iya Bu
Ibu : Mau dimana? Salon kakak?
Ata : Ga bu, salon ibu aja.
Ibu : !@#$%

Singkat cerita, Sabtu lalu saya ke Salon, sebenarnya saya pun pengen potong dikit juga nih rambut. Tapi lihat nanti deh. Sesampainya di salon, saya pesan tukang cukur yg dulu pernah potong rambut Nasta. "Tapi lagi nge-blow orang Bu. Nunggu bentar yah." OK lah.. Sambil melihat, duh... tukang cukur yg biasa menghandle ipar-ipar saya lagi nganggur nih, sayang juga kalo keduluan orang. Bisa ga yah ikutan potong?? (Karena takut ga ada yg ngawasin Nasta nanti).

Ga lama, "Bu, di cuci dulu yuk.." Saya dan Nasta melangkah ke tempat cuci rambut. Dan hoop, mengangkat Nasta ke tempat duduknya. Mba nya bengong, "Lho?? Yang mau potong ibu atau anaknya sih??" Hehehehehe... ternyata yang mau potong rambut itu anak kecil. Dan.. Nasta menikmati sekali acara cuci rambut tersebut, dia memejamkan matanya. Mba cuci rambut bilang, "wah.. besok-besok ikutan creambath dan luluran ma' mama nya yah." Hhmm... bisa jadi.

Eh.. tapi kalo beneran anak(anak) saya nanti pada suka ke salon gimana yah?? (Nurun gitu dari ibu nya).

Dan... Nasta sudah meng-claim, bahwa Salon dia adalah salon ini. "Salon baru kakak".

Pfuiih...

Tuesday, May 01, 2007

Bahagianya Orang Ikhlas

Note: artikel bagus banget.. buat yang sedang belajar jadi orang Ikhlas (seperti saya yang akan terus belajar ikhlas)


Berpikirlah terus, bagaimana caranya agar amal kita diterima Allah. Tidak usah mengharap balas jasa, pujian, atau keuntungan sesaat.

"Ketahuilah, hari ini adalah hari Allah. Tidak boleh ada kesombongan dan sikap melampaui batas. Ikhlaskan niat kalian untuk berjihad dan carilah ridha Allah dengan amal kalian". Inilah yang disampaikan Khalid bin Walid di hadapan komandan pasukannya menjelang Perang Yarmuk.

Tak lama kemudian, datanglah utusan Khalifah membawa sepucuk surat untuk Khalid bin Walid. "Pedang Allah" ini segera membacanya. Di dalamnya tercantum beberapa hal, termasuk berita wafatnya Khalifah Abu Bakar dan dan beralihnya kendali kekhalifahan ke tangan Umar bin Khathab. Yang terpenting, Khalifah Umar mencopot jabatan panglima perang yang disandang Khalid bin Walid, dan mengangkat Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai penggantinya.

Bagaimana sikap Khalid? Ia menerima pemberhentian tersebut dengan sikap ksatria. Tidak sedikit pun kekecewaan dan emosi terpancar dari wajahnya. "Aku tidak berperang untuk Umar. Aku berperang untuk Tuhannya Umar," demikian ungkapnya.

Ia segera mendatangi Abu Ubaidah bin Jarrah untuk menyerahkan kendali kepemimpinan. Setelah itu ia berperang habis-habisan di bawah komando mantan anak buahnya tersebut. Padahal, masa itu adalah masa keemasan Khalid bin Walid.

Saudaraku, betapa bahagianya Khalid bin Walid. Lihatlah, betapa mudahnya ia menyerahkan jabatan kepada anak buahnya, lalu berperang habis-habisan sebagai seorang prajurit. Orientasi perjuangannya adalah Allah, bukan jabatan, ketenaran dan kepuasan nafsunya.

Kita harus mulai mengevaluasi diri. Boleh jadi kita sibuk beramal, namun tidak sibuk menata niat. Sehingga amal-amal yang kita lakukan tidak ada nilainya di hadapan Allah. Seorang ibu mengandung selama sembilan bulan, ia tidak mendapatkan apa-apa selain rasa sakit, bila kehamilannya itu disikapi dengan keluhan. Demikian pula seorang bapak yang siang malam bekerja, ia tidak mendapatkan apa-apa selain rasa lelah, bila tidak karena Allah. Karena itu, jangan hanya sibuk beramal, tapi sibukkan pula dengan meluruskan niat.

Bagaimana agar kita bisa ikhlas? Tekniknya sederhana. Pusatkan pikiran dan amal hanya untuk Allah. Berpikirlah, bagaimana agar amal kita diterima Allah. Titik. Tidak usah mengharap balas jasa, pujian, atau keuntungan sesaat. Lakukan yang terbaik, sampaikan dengan cara terbaik, berikan yang terbaik, dan dengan hati terbaik.

Saudaraku, orang ikhlas itu pasti bahagia dalam hidupnya. Sebab, Allah SWT akan menganugerahkan enam ciri (keutamaan) dalam hidupnya.

[1] Jarang kecewa terhadap dunia. Orang ikhlas tidak mengharapkan apapun dan dari siapapun. kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan, tapi dari mempersembahkan. Sebaliknya, orang yang tidak ikhlas akan banyak kecewa dalam hidup, karena banyak berharap dari makhluk.

[2] Tidak pusing dengan penghargaan. Baginya orang ikhlas dipuji atau dicaci sama saja, asalkan apa yang ia lakukan benar caranya dan lurus niatnya.

[3] Tidak membeda-bedakan amal besar dan amal kecil. Orang ikhlas tidak sibuk melihat besar kecilnya amal. Ia hanya sibuk dengan apa yang disukai Allah. Tidak ada yang kecil di hadapan Allah. Yang kecil hanyalah amal yang tidak ikhlas.

[4] Nikmat berbuat amal. Kebahagiaannya bukan dari mendapatkan pujian, namun dari optimalnya amal. Karena itu, orang ikhlas akan tangguh dan istikamah dalam ibadah.

[5] Tidak menonjolkan "bendera". Orang ikhlas tidak berjuang untuk satu kelompok tertentu. Ia berjuang hanya untuk Islam. Kelompok/bendera hanyalah sarana/alat untuk mencapai tujuan.

[6] Tidak ditipu setan. Allah SWT mengabadikan ucapan Iblis dalam Alquran. "_pasti aku akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas" (QS Al Hijr [15]: 39-40). Wallaahu a'lam.

( KH Abdullah Gymnastiar )

If I have 2 billion cash, I will .........................

Hehehehehe.... I believe in miracle, I do! Jadi sambil menunggu mukjizat itu terjadi yang entah itu kapan akan terjadi boleh kan saya berkhayal dulu. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian ini, rasanya sah-sah saja kegiatan berkhayal ini.

Dan topik khayalan saya minggu ini adalah : apa yang akan saya lakukan jika saya mendapatkan kesempatan punya uang 2 milyar rupiah. Catat : 2 (DUA) MILYAR. Ntah ada apa dengan angka 2 Milyar ini, padahal kalo berkhayal, bisa aja kan angkanya saya mark up jadi 10 Milyar. Upss... ketauan deh suka mark up angka (icon blushing). Eits... biasanya untuk keperluan kantor kok.... iya iya ... percaya mel... Kembali ke dalam dunia khayalan saya :D

Seandainya saya punya uang 2 Milyar, yang pertama-tama saya lakukan adalah memangkas 2.5% untuk zakat. (Eh, kalo dapat rezeki dadakan gini zakatnya 2.5% atau lebih yah?? Nantilah diomongin lagi). Lalu saya akan membayar semua hutang-hutang (materi lho) saya. Dari mulai kartu kredit (saya & suami), hutang KPR, bangun rumah sedikit supaya lebih layak huni, beli keperluan rumah (yang penting-penting aja dulu i.e. AC dan kulkas), trus kasih ke mama & ibu, bantuin bayar hutang (kartu kredit) kakak² dan adik² saya, bantuin bayar hutang ke beberapa teman yang saya tahu dengan pasti amat sangat membutuhkan, ngasih ke tante-tante, ngajak jalan2 orang tua (ke Bali aja, tapi harus berkesan buat mereka), nabung buat Nasta & Nara masing2 300 juta, buat pendidikan mereka kelak, beli mobil ga usah yang mahal-mahal deh (VW Tourage aja kali yah? hehehe), beli digital camera (Nikon D 200), laptop impian (ga usah yang canggih banget kok), traktir temen-teman kantor deh, Sushi Tei anyone? Hhhm... apalagi yah? Ada yang kurang ga yah?? Beli rumah di Casamora (Cilandak Tengah situ tuh...) cukup ga yah??? ah... gampang... BERKHAYAL LAGI AJA... HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA


"Ya Allah, ini memang sekedar khayalan, tapi jika Engkau mengizinkan dan mengabulkan, Alhamdulillah. Smoga memang jadi manfaat besar buat saya dan keluarga, serta orang-orang yang nanti akan menikmati harapan saya ini. Amiiiinnnn"