photo dirumah-nurina-merah-468.gif

Monday, April 25, 2005

Nasta ku Pilek

Oleh-oleh dari Bekasi setelah menginap 3 hari 2 malam adalah Nasta pilek. Banyak faktor memang, yang pertama memang saat itu Rafli lagi pilek juga. Udara panas yang menyengat. angin kering yang kencang menambah kemungkinan untuk terkena virus flu. Alhasil, Nasta ku Pilek juga.

Diawali dengan hidung meler pada Minggu siang. Dilanjutkan dengan sedikit bampet di malam hari. Dan smakin parah. Jam 10 malam Nasta terbangun sambil menangis kencang.. karena kesulitan bernafas. Tidak mempan di bujuk sang ayah, saya mencoba gendong dia. Kasian sekali. Ternyata selain hidung nya bampet, Nasta juga mau pipis. Tidak sempat angkat Nasta, saya biarkan dia pipis di kasur. Setelah ganti celana dan menutupi bekas pipis dengan sehelai kain, saya pindahkan dia ke bagian lain yang tidak terkena pipis. Tapi lagi-lagi Nasta menangis, karena dia tidak bernafas, ditambah keinginanya untuk terus menghisap ibu jari kirinya. Walaupun saya mencoba untuk menjelaskan dengan bahasa seadanya, jika dia menghisap ibu jarinya, dia smakin tidak bisa bernafas. Tapi.. manalah anak sekecil itu mengerti. Yang dia tau, keinginannya untuk menghisap ibu jari tidak tercapai. Menangislah dia.
Suasana tambah seru, karena tiba-tiba lampu padam. Untungnya di kamar kami sudah tersedia emergency lamp. Karena semua orang akhirnya terbangun, dan mendengar tangisan Nasta mereka semua khawatir dan sedikit panik. Bagaimana dengan saya? Berusaha untuk tenang, dan memang sebenernya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kemana yah obat tetes hidung yang terbuat dari larutan NaCL itu? Bagaimana bisa saat diperlukan seperti ini dia menghilang? Kakak saya berinisiatif untuk mencari di apotek terdekat. Entah bagaimana jadinya, malah kami berangkat semua, terdiri dari suami, kakak, adik, saya, suster dan Nasta. Di mobil .. belum juga meninggalkan komplek, Nasta sudah tertidur dalam gendongan suster.

Di klinik 24 jam di jalan raya margonda, tidak ada obat tetes hidung yang saya cari. Kami coba ke.. klinik di Buncit... iya .. Buncit... tapi tetap tidak ada. Apotik di Mampang, tidak ada juga. Akhirnya sampailah kami di Apotik Jaya Panglima Polim, Alhamdulillah menemukan obat tetes hidung itu. Sebenarnya dalam perjalanan pun saya sudah mencari alternatif lain, jika tidak menemukan obat yang saya cari, saya akan menggunakan cara yang benar-benar alami. Taruh air panas di baskom dan ditetesi dengan minyak kayu putih atau pure oil menthe dari Bel Air.

Akhirnya sampai di rumah, lampu sudah menyala, Nasta tetap tertidur walaupun sesekali terbangun dan mengompol lagi untuk kedua kalinya. Ah.. biar lah..
Semoga Nasta kuat menghadapi sakit pilek nya ini, Insyaa Allah.

Dan sepertinya saya tidak perlu khawatir terlalu lama, karena tadi pagi, Nasta sudah minta jalan-jalan dengan sepeda barunya.

Cepet sembuh ya Sayang ...

No comments: