photo dirumah-nurina-merah-468.gif

Tuesday, May 12, 2009

Kado dari Nasta & Nara

Kemaren sore, kebetulan saya tidak ke kantor karena sakit mata. Dan Nasta pun lagi sakit.
Lagi duduk menatapi hujan, agak-agak kedinginan karena angin dingin. Nasta memulai pembicaraan, "Ibu, ulang tahun ku ga jadi dirayain deh. Tapi aku minta dibeliin PS aja."

"Hah?? Sama aja kali Kak harganya. Game Boy aja yah," saya coba menawar.
"Kaya punya Kak Fika yah Bu? Boleh aja sih, tapi PS lebih keren bu"
"Eh, anggap aja komputer itu kado ulang tahun, malah Ibu udah kasih duluan kan."
"Komputer kan kado ulang tahun buat Ibu," sambung nya cepat.
"Hah? Kado? Itu mah bukan kado dong, Ibu beli sendiri komputer nya."
"Bukan dari ayah?" kata dia (setengah heran kali yah)
"Bukan, itu ibu yang beli." hihihihi... kok sewot ke anak sendiri yah?
"Blackberry yang dari ayah?" kata Nasta lagi
"Bukan juga! Ibu beli sendiri juga. Ibu ga dapat kado apa-apa waktu Ibu ulang tahun." (hiks.. sedih juga ternyata .. hehehe)

Lalu ....

"Ya udah, sini aku kasih kado," Nasta menghampiri saya dan... mencium tiga kali, Pipi kiri, pipi kanan dan jidat saya. Hiks... terharu ..

Lalu Nasta meminta adiknya melakukan hal yang sama, Nara pun menghampiri saya dan "Selamat Ulang Tahun Ibu" ... cium tiga kali juga ... pipi kiri, pipi kanan dan jidat.

Subhanallah, Alhamdulillah, Allah Akbar...

kalian lah kado terhebat yang Ibu punya .. Love you my lovely daughters.

Thursday, April 23, 2009

Sekretaris itu .................

Sudah lama sekali saya bertanya-tanya dalam hati, apa ya keahlian saya selain bekerja kantoran ini? Apa yang akan saya lakukan jika saya tenaga saya sudah diperlukan di kantor? Ada keinginan untuk tinggal di rumah dan mengurus anak-anak saja, tapi sepertinya waktu satu bulan saja bisa membuat saya menjadi MONSTER untuk anak-anak saya :D

Jadi saya harus terus bekerja :D Biar ga jadi monster, maksudnya Ibu yang suka ngomel-ngomel terus ke anak-anak gitu.
Sumpah, kalo lagi kesel ma suami, atau uang belanja kurang, bohong besar kalo anak tidak terimbas.

Kembali ke topik di atas, keahlian apa yang bisa saya upayakan yah? Masak, ga bisa. Jahit? Apalagi! Itu kan dasar banget yah? Jualan?? Kayanya saya nih Padang kafir deh, hihi itu sebutan buat kami sekeluarga, karena ngaku Padang tapi kok ga bisa dagang :D
Jujur aja, saya lagi dan masih mencari, apa kesukaan saya yang bisa saya kembangkan untuk menjadi bekal "pensiun" saya kelak. Atau mungkin bisa jadi usaha sampingan saya. Keep thinking Mel!

Thanks to Ibu dan Bapak, yang tahu banget anak gadis nya kurang minat di urusan rumah tangga, untuk membiarkan saya aktif di sekolah, kuliah dan bekerja kantoran. Ntah lah apakah sekarang saya harus menyalahkan mereka, karena tidak pernah menyuruh saya memasak, mencuci dan meneriska baju. Sumpah, ga pernah!!
Dulu, kalo temen-temen pada cerita, aktifitas harian mereka, dan mereka semua iri dengan saya. Karena urusan membantu pekerjaan rumah, saya hanya berperan sedikiiitt sekali, kalo ga mau di bilang tidak ada peran sama sekali. Sapu dan ngepel rumah, itu pun tidak tiap hari.

Alhamdulillah juga, saya dapat mertua yang tidak menuntut mantu nya bisa masak (padahal orang Padang juga lho). Dulu saya sudah antisipasi, untuk tidak punya calon suami orang Minang. Karena dalam keluarga Ibu saya (Bapak wong Yojo - Jogjakarta), perempuan harus bisa masak, TITIK. Apalagi almarhum Oma saya, ratu dapur. Seingat saya, blio bisa tuh seharian di dapur. Saya suka bangun siang, alhamdulillah Bapak dan Ibu saya jarang protes :D, mertua saya, Alhamdulillah, ga pernah protes juga tuh. Mungkin karena anak-anak gadisnya juga pada bangun siang kali yah? hahahaha...

Well, terlepas dari cerita saya. Ada yang ingin saya ceritakan, dan mungkin bisa menjadi hikmah bagi siapapun yang baca (GR banget yah).

Minggu lalu, HRD saya minta tolong untuk melihat kapasitas seorang calon sekretaris. "Ga pernah kerja Mel, lulusan ASMI, suaminya baru meninggal, anak 4. Dari big boss." Itu kalimat yang diucapkan pertama kali oleh mba HRD ini. Blio menambahkan, "kalo buat memo lemburan ini berapa lama?" katanya sambil memperlihatkan memo lembur. "Itu sih udah ada template-an nya mba, tapi kalo pun harus mulai baru, paling lama 10 menit," kata saya. Berapa menit kemudian saya menambahkan, "mba, tanyain juga dia biasa berurusan ma' travel atau hotel ga?, trus mba, coba bikin chart aja di powerpoint, kan udah ada tuh, tinggal di ketik doang." HRD saya berkata dengan cepat, "Boro-boro Mel, test yang tadi aja juga belum tentu dia bisa??" HAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH
Lalu ngapain di test? Ya udah ga usah aja. Itu pertanyaan saya, dan pastinya pikiran kalian semua.

Lalu HRD saya memberikan informasi tambahan. Dari boss besar, katanya. Ya tapi kan tetap aja liat kualitas juga. Dan wawancara dengan salah satu Account Director, dia sama sekali tidak lulus test. Ga bisa jawab pertanyaan sederhana dalam bahasa Inggris, tidak bisa (tepatnya tidak mau) mencoba test telpon (angkat dan terima telpon), dan tidak ada motivasi kerja. Jadi buat apa dong????????

Singkat cerita, kami diperintahkan untuk memberi kesempatan kepada perempuan "malang" ini. Boss besar secara langsung meminta saya untuk memberikan bantuan 30 menit - 1 jam tiap harinya. Saya tolak?? Ya ga bisa lah!! Dan demi mendengar cerita malang perempuan itu, sebagai perempuan tentunya saya pun ingin membantu.

Jadi mulai lah Senin kemaren perempuan ini mulai bekerja. Pertanyaan saya ke diri sendiri, "Harus mulai dari mana???"

Perempuan ini tidak pernah bekerja, tidak bisa komputer sama sekali, bahasa Inggris nya kurang (malah mungkin tidak bisa kali).

Gini.. gini ... jadi sekretaris direksi, mungkin lebih mudah. Karena hanya mengurus satu orang, mengatur jadwal meeting, travelling, filing, bikin surat?? Hari gini, jarang banget sekretaris yang bikin surat sendiri (eh, itu di perusahaan saya yah). Udah ada email kok, para boss itu langsung buat email sendiri dong. Eh, tapi sebelum ada yang protes, sekretaris direksi kantor saya sekarang ini juga di multi fungsi, malah jujur aja, kalo saya yang jadi sekretaris direksi jaman sekarang, mungkin belum tentu bisa. Karena SekDir di kantor saya, terlibat banyak urusan pitching, dari mulai ambil form tender sampai menyerahkan form tender. Di antara itu, pekerjaannya...... JUBLEK BLEK. (saking banyak nya).

Nah, sekretaris divisi client service ini, itu tugasnya lebih kompleks dari sekretaris direksi. Dia menangani lebih dari satu orang, saat ini ada 7 (tujuh) orang perempuan di bagian client service. Membantu 7 perempuan dengan banyak client, dibutuhkan keahlian, keluwesan, dan harus gesit. Berhubungan juga dengan bagian keuangan, karena sekretaris ini mengurus seluruh bon-bon (makan, lemburan, taxi) yang berhubungan dengan department ini.
Itu baru beberapa dari sekian banyak tugas sekretaris divisi Client Service lho. Belum lagi mengatur jadwal travelling, membantu mereka untuk meng- up date pekerjaan jika mereka semua berada di luar kantor, dan lain lain.

Seorang sekretaris tanpa pengalaman di bidang advertising aja, perlu waktu untuk beradaptasi dan mengejar ketinggalannya. Nah, kalo tanpa pengalaman APAPUN, kapan dia bisa mengejar ketinggalannya?? Sedangkan pekerjaan tidak bisa menunggu, dan tidak semua orang ada waktu untuk mengajarinya kan?

Monday, April 13, 2009

Happy Birthday Dear

Hari ini ulang tahun abang
Apa yang ada dalam pikiran abang, menginjak usia 42 tahun
Apakah sudah merasa bahagia?
Apakah sudah merasa cukup?


Maafkan aku, jika belum bisa menjadi istri yang baik hati, sabar dan ikhlas dalam melaksanakan tugas kerumahtanggaan.
Kadang ego masih terlalu tinggi, walaupun ntah apa yang aku ingin buktikan.
Susah sekali untuk tidak membalas "kekecewaan" ku dengan memperlakukan hal yang sama.
Rasanya masih ingin mengatakan, "aku pun bisa!!"

Masih banyak kekurangan ku sebagai istri

Maafkan aku

Smoga di usia 42 tahun ini, Abang senantiasa diberkahi Allah SWT, sehat wal'afiat, diberi sisa umur yang bermanfaat, dilembutkan hati dan perkataannya, rejeki yang barokah untuk menafkahi keluarga. Diberi kekuatan untuk menjaga kami para perempuan dalam kehidupan mu, diberi kesabaran mendidik anak-anak perempuan kita, semoga abang berhasil membawa kita semua lebih dekat dengan Allah SWT. Aamiin.

Tuesday, April 07, 2009

rahasia dan saya

Saya akui, salah satu kelemahan saya adalah tidak pintar membaca "tanda-tanda". Insyaa Allah saya adalah penjaga rahasia yang baik. Tapi kalo tidak diberitahukan bahwa "itu rahasia banget", ada kemungkinan saya akan keceplosan ngomong TANPA SENGAJA.

Hal ini cukup sering terjadi, ntahlah karena apa. Apakah saya terlalu naif, tidak pintar baca 'kode' atau lupa. :D

Tapi sering kejadian, yang dianggap rahasia oleh teman-teman dan mereka tidak memberitahukan ke saya, tapi setelah proses sekian lama seringkali TANPA DIKEHENDAKI saya akan tahu juga.

Mungkin saya dikarunia 'penciuman' yang cukup tajam untuk merangkai peristiwa demi peristiwa sehingga bisa mengambil kesimpulan. Hhm.. hanya saja kelebihan ini kurang saya asah, karena saya termasuk orang yang tidak perdulian.

Sudah saya katakan dari awal ke teman-teman pria saya, kalo lagi mau genit-genitan, mendingan saya di kasih tau dari awal. Karena ntah bagaimana Allah memberikan ide kepada istri-istri mereka untuk "bercerita" ke saya atau sekedar "bertanya". Padahal saya tidak paham apa yang dimaksud, dan akhirnya jadi tahu sendiri.

Monday, April 06, 2009

Karyawati selalu "Single"

Karyawati selalu dikategorikan tidak (pernah) menikah alias single.

Sebenarnya saya sudah lama tahu, dan cenderung pasrah. Ya sudah lah.. mau gimana lagi? Walaupun banyak juga perusahaan (terutama perusahaan minyak) yang tidak memberlakukan hal ini. Tapi sayang nya saya bukan bekerja di perusahaan minyak. Jadi status single selalu menyertai saya.

Sebenarnya (lagi), kondisi seperti ini (pastinya) merugikan karyawati yah. Apalagi tidak sedikit karyawati yang bersuamikan pekerja lepas - seperti saya. Belum lagi teman-teman yang status nya janda. Dan mereka harus menghidupi anak (anak) mereka.

Ah.. ini memang sekedar curahan hati saya saja, yang baru menyadari mahalnya biaya dokter gigi anak itu. Belum lagi kalo harus perawatan.

Friday, April 03, 2009

Sentilan

Suatu sore, duduk di samping saya seorang pengasuh anak yang sedang menggendong anak yang sudah bukan bayi lagi. Dia keberatan dengan anak asuh nya, dan sedikit menyesali kenapa anak itu tidak mau duduk tenang di kereta dorong nya.

Kesan pertama melihat anak yang di gendong itu, batin berkata, "pasti ada sesuatu dengan anak ini" dan ternyata dugaan saya benar. Bocah ganteng itu terkulai, tidak bisa menegakkan kepalanya, pandangan mata kosong. Subhanallah, apa yang telah terjadi anak ganteng?

Tak kuat menahan rasa ingin tahu, saya pun bertanya dengan pengasuhnya. Dapatlah cerita itu, terlahir normal, sampai di usia 3 tahun si anak terjatuh di kolam ikan, dan tenggelam cukup lama. Sehingga otak nya sempat kehilangan oksigen. Masyaa Allah!! Ditambahkan pula, semua itu terjadi karena kelalaian sang ayah, yang sedang menerima telpon dan tidak memperhatikan anak berusia 3 tahun itu mendekati kolam ikan. Dan tercebur.

Akibat dari kelalaian sang ayah, bocah ganteng itu harus mengalami nasib tergantung dengan orang seumur hidup nya. Sungguh, bocah itu ganteng sekali. Dan menurut pengasuh itu, ayah dan ibu nya sangat sayang dengan bocah itu, anak bungsu dari 3 bersaudara. Bocah ganteng itu setiap hari harus melakukan terapi, untuk membantu mengaktifkan syaraf-syaraf otak nya. Subhanallah.

Saya seperti diingatkan, bahwa Allah menitipkan anak-anak yang alhamdulillah secara fisik maupun mental normal. Diingatkan, bahwa tidak sewajarnya memarahi mereka hanya karena mereka malas gosok gigi sebelum tidur, memarahi mereka hanya karena mereka tidak mau tidur padahal ayah ibu nya sudah sangat mengantuk, memarahi mereka hanya karena meminta sesuatu dan ayah ibu nya tidak ingin membelikan (karena satu dan lain hal).

Ternyata kami memang harus lebih banyak sabar, menghadapi "kenakalan" anak-anak kami. Yang sebenarnya masih sangat wajar untuk ukuran anak-anak seusia mereka.

Ya Allah, terima kasih sudah Kau titipkan Puti Nasheeta dan Puti Nara Marteeza kepada kami, smoga kami bisa menjaga, mendidik mereka menjadi anak-anak yang sholeha, tangguh, mandiri, sabar, penyayang terhadap sesama. Aamiin.

Tanpa bermaksud apapun, saya salut terhadap teman dan saudara yang mempunyai anak autis atau penyakit apapun, smoga Allah memberikan kalian kesabaran dan keiklasan dalam mengasuh anak-anak kalian.

Tapi Ibu masih keliatan muda kok

Dalam perjalanan mengantar Nasta sekolah, alarm di ponsel Ibu bunyi. Alarm pengingat ulang tahun Bo Gede. Maka terjadilah pembicaraan ini ;

Ibu : Wah.. tante Gede ulang tahun hari ini

Nasta : Tante Gede ulang tahun Bu? Berapa umur nya?

Ibu : Berapa yah Ta.. hhmmm (ibu mikir bentar) .. 37 thn. Ya ampun.. tante Gede udah 37 tahun. Berarti bulan depan Ibu udah 36 tahun.

Nasta : Tiga Enam ya bu?
(Nasta kadang masih suka baca angka nya aja untuk bilangan puluhan)

Ibu : Iya Ta. Wah.. dah banyak nih umur ibu. Ibu dah mulai tua nih Ta

Nasta : Tapi Ibu masih keliatan muda kok.

Ibu : speechless mode on (sambil tersipu-sipu) ..

So sweet ...

Wednesday, April 01, 2009

Terjadi juga

Setelah sekian lama hanya membaca dari email-email orang tak di kenal, atau di koran-koran yang mana korbannya tidak juga saya kenal, sampailah takdirNya seorang sahabat dekat saya mengalami peristiwa naas tersebut.

Sahabat dekat saya menjadi korban perampokan di dalam taksi. Alhamdulillah tidak terjadi penganiayaan, penghinaan, atau apapun yang membuat trauma korban seumur hidup nya. Alhamdulillah. Memang hanya materi yang hilang, walaupun tetap akan menyisakan trauma tapi Insyaa Allah tidak membekas baik secara fisik maupun mental sahabat saya itu.

Peristiwa itu terjadi Jum'at malam, turun di Kuningan sahabat saya melanjutkan dengan taksi. Biasanya sahabat saya itu amat selektif memilih taksi, tapi karena mendung tebal, guntur menggelegar, satu pikiran di benak sahabat saya itu, "cepat sampai rumah" maka dia pun menghentikan sebuah taksi berbadan hijau. Tidak ada perasaan apapun pada awalnya, dia sempat menelpon suami dan adiknya di dalam taksi. Sampai di pecahan jembatan Kuningan, supir taksi mengarahkan taksi ke arah kiri jalan. Padahal teman saya hendak ke arah Menteng, yang seharusnya bisa ambil kanan. Sahabat saya langsung meminta supir taksi untuk segera ambil arah kanan. Awalnya supir taksi menurut, tapi tidak lama dia mengammbil jalur kiri lagi. Dengan reflek sahabat saya membuka pintu, tapi pintu tidak bisa di buka dari dalam. "Kena gw" itu batin dia. Dan dalam hitungan detik, masuklah dua orang ke dalam taksi sahabat saya itu.

Sahabat saya sempat menendang pria yang masuk dari pintu kiri, tapi pria dari pintu kanan berhasil memaksa dia untuk "tenang", sempat berontak, tapi mereka semakin kuat mencengkeram leher dan kaki sahabat saya itu. Cukup lama sahabat saya memberontak, tentunya disertai ancaman dari ketiga orang pria di dalam taksi itu. Sampai akhirnya sahabat saya itu tersadar, percuma dia melawan, akhirnya dia mencoba untuk tenang. Tas sahabat saya di ambil, di bongkar, diambillah apa yang mereka tuju. Handphone sahabat saya dimatikan, kartu ATM di ambil dan di paksa untuk memberikan nomor pin. Yang awalnya tidak diberikan oleh sahabat saya itu. Penjahat itu pun mengancam dan menghunus leher sahabat saya itu dengan kunci setir yang berujung tajam.

Demi keinginan untuk selamat dan bertemu anak dan suami, akhirnya sahabat saya memutuskan untuk "bekerja sama". Karena penjahatnya itu pun bilang, "lebih baik kerja sama, kami dapat uang, nona tidak akan kami apa-apakan. Daripada nona bersikeras tidak kasih, kami perkosa ramai-ramai, kami hajar nona, dan akhirnya nona toh memberikan juga." Akhirnya penjahat berhasil mendapatkan nomor pin, ambil sebatas maksimal kartu (kena 2 kartu yang di ambil). Dan sahabat saya ditinggalkan di daerah Sunter.

Cincin kawin dikembalikan, sim card dikembalikan, ipod balik (karena pas mereka lengah, sahabat saya berhasil ambil kembali ipod nya), barang belanjaan (abis belanja bulanan) dikembalikan, dan sahabat saya ALHAMDULILLAH selamat tiba di rumah.

Dasarnya sahabat saya ini suka ngobrol dengan siapapun, termasuk supir taksi, lucunya selama proses penyanderaan itu, mereka bisa "ngobrol". Sampai salah satu dari penjahat itu berkata, "enak saya bicara dengan nona ini, nyambung." Alamak...
Pun diberitahu oleh penjahat itu, bahwa target operasi mereka biasanya perempuan keturunan (cina). Tapi karena dari pagi mereka belum dapat korban, melayu pun tak apa. Sampai-sampai mereka bilang, "anggap aja ini apes nya nona, dan rejeki bagi kami." Gilingan!!!!

Sempet² nya juga sahabat saya itu bilang, "bang, hasil rampokan ini jangan buat judi dan main perempuan yah", plis deh jeng..

Hebatnya sahabat saya ini, dia bisa bereaksi cepat untuk bertindak tenang dan tidak gegabah. Sikap tenang memang diperlukan, dalam keadaan apapun.

Tips yang sudah sering dibaca, dan ternyata memang berguna akan saya tulis lagi :

~ tetap tenang, dan jangan panik. apalagi bertindak bodoh, karena itu akan merugikan diri sendiri.
~ usahakan tidak membawa kartu ATM lebih dari satu, dan dengan jumlah uang "seperlunya" saja.
~ tidak menggunakan asesoris berlebihan
~ jangan menggunakan "home", "suamiku", atau sejenisnya di ponsel kalian.
~ gunakan taksi dari perusahaan yang jelas
~ segera sms atau telpon suami / istri / sodara nomor badan taksi (apalagi jika menggunakan taksi ga jelas)

Smoga semua ini bisa jadi pelajaran buat kita semua, dan smoga sahabat saya bisa mengikhlaskan materi yang dia berikan ke penjahat itu.

Wednesday, December 31, 2008

Berharap Menjadi Manusia Baik

Salah satu alasan saya menyukai film seri CSI (baik New York, Miami maupun Vegas) adalah cara kerja para "detektif" itu. Digambarkan mereka adalah orang-orang yang cekatan dan sangat teliti. Mereka bsa melihat sebutir telor ikan di t-shirt korban atau sepotong kayu kecil yang hanya ada di daerah tertentu. Tentu saja itu semua dibantu oleh kecanggihan sebuah benda yang bernama komputer. Tapi siapapun yang suka menyaksikan film itu, pasti setuju untuk mengagumi kecanggihan team peneliti CSI tersebut.

Saya mengagumi orang-orang yang teliti. Merasa diri sendiri tidak mempunyai kemampuan untuk itu, jadi sedikit menyesal mengapa dari dulu tidak saya latih. Semua orang pasti ada kemampuan nya kan? Saya kagum dengan orang orang yang mempunyai daya ingat kuat, bisa mengetahui perubahan baik fisik maupun non fisik seseorang. Sayang nya saya bukan lah orang seperti itu. Contoh kecil, waktu orang-orang meributkan kumis mantan boss saya, "apakah dia berkumis atau tidak" dan saya pun tercenung .. kenapa saya tidak memperhatikan hal itu?? Padahal setiap saat saya melihat. Atau jika ada yang baru potong rambut, butuh waktu cukup lama buat saya untuk menyadarinya. Bahkan seringkali jika ada orang lain yang berkomentar, baru lah saya ikut memperhatikan.

Buku Tetralogi Andrea Hirata juga membuat saya kagum, hebatnya Andrea ini mengingat masa kecil nya dengan baik. Walaupun mungkin ada beberapa atau banyak hal yang dia tambahkan. Tapi saya tetap kagum.

Pun saya kagum dengan para penulis, yang bisa menulis tiap hal dengan rinci. Terkadang apa yang mereka tulis itu pernah saya baca atau minimal mengetahuinya, walaupun tidak terekam dengan baik di otak saya.

Ahh... sungguh saya menyesal tidak menggunakan seluruh kemampuan otak saya. Tidak memaksimalkan instink kemanusiaan saya. Tidak mengasah dengan baik sisi spiritualitas saya, supaya saya bisa menjadi manusia yang lebih baik.

Seorang teman pernah mengatakan bahwa saya adalah orang yang tidak perhatian terhadap sekeliling saya. Egois, tepatnya. Jika saya merasa suatu hal tidak ada hubungan dengan saya, maka saya tidak akan memperdulikannya. Dulu saya terlalu menjaga diri saya sendiri, tidak seorang pun boleh menyakiti saya, mengecewakan saya, maka terbentuklah tembok pembatas antara saya dan lingkungan saya. Dari hal-hal kecil hingga hal besar. Menjadikan saya manusia yang tidak perhatian, dan menganggap tidak penting hal hal kecil.

Ah.. kemana saya harus mengulang mengingat-ingat hal-hal kecil dalam kehidupan saya dan saudara-saudara, teman-teman, keluarga, lingkungan.

Saya ingin menjadi orang yang selalu memperhatikan orang lain. Apakah bisa saya memulai kembali? Mengentaskan keegoan saya? Untuk tidak selalu memikirkan diri sendiri..........

Mungkin ini salah satu dari niat baik saya, menjalani tahun 1430 H dan 2009, untuk menjadi manusia yang lebih baik. Dan selalu menjadi orang baik. Hhmm... ternyata menjadi orang baik memang harus rajin berlatih .. dan minum Milo tentu ..

Sunday, August 10, 2008

Teman-teman Baru

Alhamdulillah nasta nara senang tinggal di cibubur, malah sejak pindah sudah langsung punya banyak teman. Kebetulan banyak teman sebaya di satu jalan rumah kami itu. Samping rumah persis ada Fia dan Nadia, Fia seumuran Nara sedangkan Nadia sekitar 1.5 thn. Kalo nasta ada Vincent, kelas 1 SD. Dan masih banyak lagi yg lain. Akibat dari seminggu pertama main di luar terus tiap sore, Nasta Nara langsung sakit. Maklum, tidak terbiasa kena angin sore. Duh.. kasihan banget anak-anak saya yah? Dan namanya juga anak, kalo mendengar suara teman-temannya main di luar, mana bisa di larang untuk tidak main sih?
Tapi insyaa Allah mereka bisa jadi lebih kuat. Amiin.

Ada kejadian lucu, sepulang kerja seperti biasa saya menanyakan kegiatan mereka. Nasta pun bercerita seru, main sepeda dengan Vincent. ”Aku lebih senang main dengan boys Bu daripada girls. Bu, tadi sendal ku dan Vincent pacaran.” ”Hah?? Maksudnya apa kak?” tanyaku geli dan heran. ”Iya bu, sendal ku dan sendal nya vincent deketan, kaya ciuman gitu.” hihihihi... speechless deh ibu nya.

Lain kali nasta bilang ke Vincent, ”aku kan pacar kamu!” hah? Mampus ga tuh? Trus Vincent nya bilang, ”aku udah punya pacar di sekolah” alamak... do they know what pacar is? Hihihi… geli banget deh dengar obrolan mereka itu.

Sejak nasta sekolah, kesempatan bermain hanya beberapa jam saja. Karena Nasta selalu tidur di atas jam 4 sore. Sedangkan vincent sudah ”njemput” jam 5an. Nasta blom bangun. Kadang ga sempat main. Sampai akhirnya, vincent main ke tempat lain. Dan nasta?? Ya main ke tempat Fariz, teman sekelas nya yang rumah nya tidak jauh juga dari rumah kami.

Nara? Dia jatuh cinta dengan Nadia :D karena setiap saat dia panggil nama Nadia. Padahal yang seumuran dengan dia yah kakak nya Nadia yakni Fia.

Berita Bahagia

Setiap orang punya caranya sendiri untuk memproklamirkan berita bahagia. Baik berupa rencana perkawinan sampai penantian anak pertama or kedua or seterusnya. Apapun bentuknya, berita bahagia lah intinya.

Contoh: seorang teman menutup rapat rencana pernikahannya sampai undangan siap diedarkan. Hah?? maksud lo!! Ga ngomong-ngomong gitu punya rencana. Paling tidak kan bisa bantu doa or bantu cari-cari apa kek. Tapi ya sudah lah, dia pasti punya alasan tidak membicarakan berita bahagia ini secepat mungkin. Takut ga jadi kali yah? hihihi...
Jauh sekali dengan saya, selesai di lamar, hampir seluruh dunia akan tahu bulan pernikahan saya. Hahahah... padahal masih jauh sekali dari tanggal pernikahan. Sampai saya ingat, lebih dari 5 teman ”menyalip” diantara jadwal tunggu saya itu. Hhmm...

Contoh lagi : ada teman yang langsung menceritakan bahwa dia hamil setelah dia cek kehamilan. ”duh.. tapi gw blom cek ke dokter sih, insyaa allah jadi yah. Doain yah mba!”. Atau ada juga yang tidak memberitahu sampai usia kehamilan 3 bulan lebih dengan alasan, ”takut ada apa-apa. Ntar daripada kecewa mendingan nunggu 3 bulan lebih baru ngasih tau orang-orang” hhhmm... masuk akal. Atau ada juga yang menjelang kehamilan 7 bulan blom mau menceritakan kehamilannya pada siapapun (tidak termasuk keluarga lho) dengan alasan, biar surprise aja.

Kalau saya, tentu saja termasuk tipe teman pertama. Ntah lah, apa karena saya bukan orang pintar menyimpan rahasia atau terlalu exciting. Lagipula berita bahagia selayaknya disebarluaskan, syukur2 smakin banyak yang mendoakan insyaa Allah jadi smakin baik. Amiiin.

Pekerjaan yang (sebaiknya) dihindari

Pada saat Nasta dan Nara besar nanti, aku akan memberitahu mereka pekerjaan yang sebaiknya mereka hindari, yakni dibidang Human Resources! Sebisa mungkin jangan sampai mereka kerja jadi HRD atau sejenisnya.

Kenapa?? Belasan tahun aku kerja dan berkawan cukup dekat dengan bagian HRD, dan mengetahui banget bahwa pekerjaan mereka tidak lain tidak bukan hanyalah ”pelindung” management. Mengatasnamakan perusahaan, tapi seringkali menguntungkan perusahaan. Mengatasnamakan peraturan Depnaker, tapi tetap aja yang diikutin adalah peraturan yang menguntungkan perusahaan kan? Seperti sudah lebih dari 3 tahun lalu, peraturan depnaker yang mengijinkan karyawan wanita untuk cuti selama 2 hari selama mereka menstruasi, dihilangkan. Memang sih, banyak yang ambil keuntungan dari cuti mens ini. Kan 1 dari 20 orang yang mengalami masalah saat menstruasi, sisanya? Yah hanya ambil jatah cuti aja. :D mungkin itu alasan cuti mens dihilangkan. Well, tidak 100% dihilangkan sih, boleh ambil cuti mens dengan catatan : HARUS ADA SURAT DOKTER! Hehehe..

Biasanya pekerjaan HRD harus pintar menjaga rahasia perusahaan. Ya iya lah!! Disaat genting, krisis, dimana pimpinan perusahaan memutuskan untuk mengurangi ”beban kapal”, HRD lah yang pusing tujuh keliling. Mengikuti peraturan depnaker, mengatur jatah pesangon, dan harus menghadapi satu persatu terdakwa yang mau tak mau harus dikeluarkan itu. Blom lagi peraturan lain yang sudah selayaknya dipatuhi, tapi karena satu dan lain, banyak yang menyalahkan HRD karena tidak ”mengerti karyawan”. Contoh kasus, karena sering dan selalu terjadi di kantor ku. Karyawan datang telat, di tegur, di kasih sanksi. Tapi kalo karyawan lembur dan tidak dapat fasilitas lembur (hanya beberapa golongan yang dapat jatah uang lembur), tidak dapat apa-apa. Dilema kan? Belum lagi kalo karyawan tidak masuk kantor dan tidak ada surat dokter, mau tak mau kena potong cuti atau potong gaji. Tapi karyawan lembur di hari Sabtu dan Minggu, tidak dapat kompensasi apa-apa.

Kesannya HRD tidak manusiawi dan flexible kan? Padahal kunci utama kebijakan HRD kan di pimpinan perusahaan juga. Kalo memang pemimpin menyetujui flexibilitas, tentunya HRD akan manut. Susahnya lagi, kalo ada flexibilitas macam ini, karyawan supporting (finance, administrasi, general affair) tentu menuntut hal yang sama kan? Wong sama-sama cari duit buat kantor kok.

Hah.. susah nya.. untuk aku bukan di HRD. No wonder HRD kantor gw sering bermuka jutek.. hihihi... pusing dia.. dari bawah di dorong-dorong, dari atasan di tekan-tekan ... cape deh...

Monday, May 05, 2008

Memaknai Usia


''Belum hilang jejak telapak kaki orang-orang yang mengantarnya ke kubur, seorang hamba (yang telah habis usianya) akan ditanya mengenai empat hal, yaitu hal usianya ke mana dihabiskannya, hal tubuhnya untuk apa digunakannya, hal ilmunya seberapa yang diamalkannya, serta hal hartanya dari mana diperolehnya dan untuk apa dibelanjakannya.'' (HR Tirmidzi).
Karunia Allah yang paling berharga yang diberikan kepada manusia adalah usia. Kekayaan dan kekuatan manusia tidak berarti apa-apa jika usia sudah tiada. Menurut Ar Razi, jika hilangnya masa dipahami sebagai hilangnya modal, sedangkan modal manusia adalah usia yang dimilikinya, manusia pun selalu mengalami kerugian. Sebab, setiap saat, dari waktu ke waktu, usia yang menjadi modal utamanya terus berkurang.
Tidak diragukan lagi, jika usia itu digunakan manusia untuk bermaksiat, ia benar-benar mengalami kerugian. Bukan hanya tidak mendapatkan kompensasi apa pun dari modalnya yang hilang, namun lebih dari itu. Apa yang dilakukan dapat membahayakan dan mencelakakan dirinya. Begitu juga jika usianya dihabiskan untuk mengerjakan perkara-perkara yang mubah, ia tetap dikatakan merugi sebab usia sebagai modalnya habis tanpa meninggalkan dan menghasilkan apa pun bagi dirinya.
Untuk itu, usia haruslah dimanfaatkan sebaik-baiknya. Suatu hari, seorang murid bertanya kepada mursyidnya, ''Apa makna usia?'' Jawabannya adalah sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah SAW, ''Apabila hari ini amal pekerjaanmu masih sama dengan hari kemarin, berarti kamu merugi. Bila lebih jelek daripada kemarin, terkutuk namanya. Bila lebih bagus, barulah termasuk beruntung.Nah, apakah usiamu yang setiap saat berkurang telah digantikan oleh hal-hal yang lebih baik atau sebaliknya? Di situlah makna usiamu.''
Ada dua hal penting mengapa usia harus mendapat perhatian serius. Pertama, Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban atas usia yang Allah karuniakan. Kedua, usia adalah masa yang menentukan baik buruknya manusia. At Tirmidzi meriwayatkan bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, ''Siapa manusia terbaik?'' Beliau bersabda, ''Manusia yang usianya panjang dan dihabiskan untuk kebaikan.'' Ia bertanya lagi, ''Siapa manusia terburuk?'' Beliau bersabda, ''Manusia yang usianya panjang, namun dihabiskan untuk keburukan.'' Wallahu a'lam bish-shawab.
(Muhammad Bajuri )
Sumber : www.republika.co.id



Semoga kita semua menjadi manusia-manusia TERBAIK. Amiiiin

Saturday, April 26, 2008

PIL or WIL

Jangan pernah cerita masalah rumah tangga khususnya kepada teman lawan jenis, karena bisa menjadi pencetus hubungan emosional yang lebih mendalam.

Percaya atau tidak, hanya diri kita sendiri lah yang bisa mengetahui. Apakah kita akan terus bermain api atau bisa membatasi diri dalam setiap ucapan kita ke teman lawan jenis.

Dan jika tidak ingin mengganggu rumah tangga orang, terlebih rumah tangga diri sendiri, bijak lah dalam bersikap. Pikir panjang sebelum berucap.

Jika keadaan sudah smakin parah, hanya kerugian yang akan datang. Tidak akan ada yang pernah menang dalam permainan seperti ini.

For you : my best friend

Coklat ... GA ENAK

Itu kata Nasta

Kalo Ibu nya sih.. maniak coklat ... yang sayang nya, sejak ketahuan Nasta alergi makan makanan rasa coklat, ibu nya jadi mengurangi makan coklat juga.

Iya, Nasta alergi makan/minuman rasa coklat. Kasihan kan? Kalo dia makan/minum rasa coklat, hampir bisa dipastikan beberapa hari kemudian dia akan batuk. Dan jika sudah batuk, asma nya kambuh.. hiks.. kasihan kan?

Saat ini Nasta lagi batuk. Dan Kamis kemaren, mau tidak mau, suka tidak suka Nasta harus di inhalasi untuk mengurangi sesak napas nya. Ayah bertanya sedikit curiga, entah ke Ibu atau ke Nasta, "Kakak ga makan coklat kan?" Ibu dan Nasta hanya berpandang-pandangan, "Sepertinya ga deh."

Sebenarnya Nasta pernah nyoba susu Milo nya Ibu, sedikit aja kok. Tapi saya ga berani bilang, masa susu Milo sedikit aja langsung batuk sih????

Pagi nya, Nasta sudah baikan. Tidak terlalu heboh mengi nya. Dan dia langsung teringat, "Ibu, waktu kakak dari Kubah Emas kan makan biskuit coklat."
"Oh iya!!!! Ibu lupa! Hehehe.. malah kakak yang ingat.. "

Padahal, Nasta hanya makan tidak lebih dari 3 keping lho! Dan akhirnya Nasta benar-benar mengerti bahwa dia sama sekali tidak boleh makan makanan/minuman rasa coklat. Lalu dia ngomong, "Coklat itu GA ENAK!!!"

Ke sini yah ..

Terima kasih sudah mampir ...

Saya jarang posting di sini, silahkan mampir ke sini untuk cerita baru ..

Salam sayang

Saturday, November 10, 2007

Spagheti Schottel

Weekend ini saya masak Spagheti Schottel, resep masih di ambil dari blog Dapur Bunda. Thanks Nong. Bahan-bahannya ga jauh beda dengan makaroni schottel lah.. hanya beda jenis pasta nya aja. Udah ketauan dong dari namanya :D

Bahan :
1 bungkus spagheti
200 gr daging cincang (saya lebihkan jadi 300 gram, karena punyanya segini)
1 kaleng susu evaporated (tapi saya tambah 1 kotal 200ml ultra putih)
5 telor
1 bungkus keju cheddar
1 buah bawang bombay
4 siung bawang putih (resep asli hanya 2 siung)
1 batang daun bawang
1 sdt pala bubuk
2 sdt garam (resep asli hanya 1 sdt)
1 sdt gula pasir
merica sesukanya.. (resep asli hanya 1 sdt)

Cara masak :
Tumis bawa bawang bombay, bawang putih dan daun bawang sampai harum
masukkan daging cincang, masak hingga matang
Campur susu + telor + pala bubuk, kocok.
campurkan tumisan daging dan campuran susu telor
rebus spagheti, tiriskan
siapkan pyrex
tuangkan sedikit susu dan daging ke dalam pyrex itu
taro spagheti sesuka hati
tuang sisa daging dan susu sampai membanjiri spagheti
tabur keju parut (kayanya lebih enak kalo dilebihin deh)
panggang

hasilnya?? Alhamdulillah enakkkk.....

Maaf, gambar tidak tersedia.

Tuesday, November 06, 2007

Brownies, Bubur Menado & Ayam Woku Belanga

Ternyata saya bisa masak!! Mohon maaf jika saya sedikit sombong kali ini, tapi saya benar-benar memasak. Makanan yang saya masak pun tergolong tidak mudah, menurut orang-orang. Hahahahaha....

Ceritanya Sabtu kemaren kan hujan tuh, saya mencari cemilan sore. Alhamduillah banyak makanan sih, kue kering lebaran masih banyak di meja tamu, belom lagi stok di lemari... siapa yang mo ngabisin yah??? Tapi saya ga pengen makan kue kering itu, saya pengen pancake nih. Lalu saya bertanya ke tukang masak, bisa bikin pancake kan?? buatin dong. Tapi saya harus kecewa, karena mba tukang masak ini tidak pernah meracik adonan. Biasanya dia hanya membuat/memasak saja. Adonan yang buat ibu, mba. Hhmmm.... mama memang lagi ga di rumah sore itu. Duh.. padahal gampang banget lho, pikir saya. Tahu kok bahan yang diperlukan apa saja, tapi saya tidak tahu ukuran nya, tepung berapa, telor berapa, susu berapa.... sigh.... mau telpon mertua? Gengsi ah..

Trus saya ingat punya resep brownies dari jaman saya masih aktif ikut milis Dapur Bunda nya alm. Inong. Lalu saya lihat persediaan bahan mentah, hhmm... hanya ada telor 2 butir, kurang. Lalu minta tolong asisten rumah tangga beli telur di warung. Waduh!! coklat bubuk nya kok ga ada? Terpaksa asisten balik ke warung. Hmmm... OK, oh iya perlu mixer. Saya ambil mixer yang sudah lama sekali tidak saya pakai itu. OK, siap. Aduk telor 4 butir dengan 2 cup gula pasir hingga kaku...masukkan tepung terigu 2 cups, coklat bubuk 3/4 cup, minyak 1 cup, garam 1sdt, vanili 1 sdt. Kocok. Siapkan loyang. Aduh...loyang brownies saya mana yah??? Ga sempet nyari, alhasil pake loyang kue bekas bikin nastar... hhhmm.. jadinya kaya apa nanti? Ahh.. cuek lah. Tuangkan adonan ke dalam loyang, panggang. Hhhmmm... mudah kan?? Dan hasilnya pun, alhamdulillah layak makan. Bohong deh... ENAK BANGET TAU!!

Minggu pagi, setelah shalat shubuh saya tidak tidur lagi. Melainkan langsung ke dapur, karena saya sedang ingin membuat bubur menado dan ayam woku belanga. Bubur menado ambil resepnya dari internet, maaf saya lupa. Masaknya mudah (banget) ternyata. Beras 500gram, saya malas nimbang, jadi kira2 aja deh. Daun-daun yang diperlukan, kemaren saya pake daun kangkung, kemangi dan daun melinjo, jagung juga. Masak beras hingga setengah matang, masukkan jagung, dan sereh 1 batang (di geprek dulu), lalu masukkan segala jenis daun-daun itu. aduk aduk aduk.... jadi deh... dan rasanya, cukup mengobati keinginan mertua yang dah lama pengen makan bubur menado. Sambal nya... TOP juga... cabe keriting, cabe rawit merah di goreng, trus di ulek ma' terasi dan gula merah. Pedes manis nya pas. Eitss.. tapi urusan mengulek sambel saya serahkan ke asisten rumah tangga. Sayangnya tidak ada ikan asin kipas (kurang tau nama persisnya), jadi pake ikan jambal biasa. Ah... tetep enak kok... Boleh lah memuji sendiri...
Proyek kedua, memasak ayam woku belanga resep dari Dapur Bunda. Ah... Inong, sayang.. gw ga bisa langsung bertanya... tapi blog ini ternyata sangat bermanfaat. Gw bisa tiap saat mencari makanan yang gw inginkan. Ayam woku belanga ini bahan utamanya ayam negeri (ya pasti ayam lah.. gimana sih meli), kemiri, bawang merah, sereh, jahe 1 ruas, kunyit 1 ruas di blender. trus pake daun kemangi dan daun bawang untuk efek ijo-ijo nya itu lho... hhhmmm.... ngeliat gambar nya aja udah bikin ngiler. Harus pedes nih, pikir saya. Karena makanan menado kalo ga pedes, kurang mantappp....

Dan.... taraaaaaaaaaaa.... alhamdulillah ayam woku belanga made in Meli sudah siap dan layak dimakan. Hhmm.... ternyata memasak itu tidak sulit, dengan catatan kalo saya lagi pengen masak. Biasanya sih abis masak sekali ini, diperlukan waktu lagi untuk mulai masak lagi... hihihihih....

eits... tenang aja... saya sudah mengumpulkan banyak sekali resep-resep yang menurut saya mudah, dan saya suka. Oh iya, saya harus memberikan catatan khusus sepertinya, saya hanya akan masak makanan yang saya suka. Karena jika orang-orang tidak suka / kurang suka, saya bisa menghabiskannya. Benar kan???

next project, pengen bikin pastel tutup atau spageti schottel (resep lagi-lagi dari inong).

Monday, October 29, 2007

Keinginan

Ntah kenapa keinginan untuk pindah ke rumah sendiri lagi tinggi. Semalam, setelah shalat malam ntah saya bermimpi atau justru saya tidak tidur sebenarnya, saya sudah membayangkan akan merenovasi rumah. Jebol ini, bangun itu, kamar mandi anak-anak di tambah, dek jemuran, pengen punya mesin cuci yang mahal itu (tapi praktis - kata yang udah punya), pengen kitchen set yang simpel dan praktis, mengingat saya kurang jago masak, pengen kolam ikan Koi, pengen pake AC di seluruh ruangan, pengen nambah kamar pembantu, pengen ini, pengen itu......

Pfuih... smoga keinginan saya dapat segera terwujud. Amiiiinnn....

Ya Allah, Engkau lah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik buat kami sekeluarga. Amiiin..

ps: yang lagi dilema menghadapi masalah pembantu.

Thursday, September 13, 2007

Senin, 10 September 2007

Yaa ayyatuhan nafsul muthma’innah, irji’ii ila rabbiki raadhiyatam mardhiyyah. Fadkhulli fii ‘baadi wad khuli jannati
Wahai jiwa yang tenang kemballah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lag di ridhai-Nya, maka masuklah kedalam jama’ah hamba-hamba ku dan masuklah ke dalam surga –Ku\
(QS. Al-Fajr (89) ayat 27 – 30)



Innaa Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raaji’uun
Sesungguhnya kami adalah milk Allah dan kepada Nya kami kembali

Manusia hidup dan mati sudah ditentukan oleh Allah SWT. Jalan menuju kematian tiap manusia pun tidak pernah sama. Alhamdulillah almarhum papa (mertua) Djamadil Agus Alwi (74 tahun) boleh dibilang meninggal dengan tenang, cepat dan tidak terlalu menderita, menurut saya. Mungkin papa sendiri sebelumnya sudah menderita. Blio kesulitan bernafas dan terlihat sekali blio tidak bisa bernafas akibat asma akut yang dideritanya.

Senin malam saya dan Uni Anis sudah menuju rumah, di sekitar Lenteng Agung saya dengar Uni terima telpon dari rumah. "ada d lemari", kata uni sedikit kesal. Hhmm.. pasti papa pikir saya. Karena papa memang selalu mengandalkan uni jika ada apa-apa, terutama masalah obat-obatan. Saat itu mungkin dalam pikiran uni, papa mengada-ada lagi mengenai sesak nafas nya itu. Sepuluh menit kemudian, di telpon lagi dari rumah, uni masih menjawab seadanya "iya iya ini udah di margonda. Sabar dikit dong." Hhhm.. kalo memang uni bicara dengan papa, saya sempat ngebatin – uni sedikit kasar - :D tapi karena saya sendiri tahu bagaimana papa, jadi agak maklum. Papa itu sudah sedikit (atau banyak yah?) pikun. Dan keras kepala. Hmm… ketauan kan darimana sifat keras nya si abang turunan siapa? Saat itu di mobil, kami masih beranggapan bahwa papa hanya "sesak nafas" biasa, makanya blio ribut cari ventolin. Saya pun ngomong ke Uni, "sirup markisa uni yang buka bukan?" "Bukan", jawab uni. "Soalnya, baik abang maupun meli ga ada yg pernah minum sirup itu, tapi sekarang sudah mau habis." Tersangka utama tentu lah si papa. Yang memang suka minum dingin, tidak bisa dilarang, kalo pun di larang papa bilang "hanya minum sedikit". Jadi saat di mobil kami mengasumsi papa kambuh sesak nafas nya karena minum dingin. Sampai di komplek handphone uni berdering lagi "ya udah di komplek". Kata uni singkat. Huu.. kalo masih jauh gimana?, uni sedikit menggerundel.

Sampai di depan rumah papa sudah bergegas jalan menuju mobil dituntun oleh Bu Diah. Terlihat papa sudah panik, karena kesulitan bernafas. "Susah .. susah nafas..", kata papa terengah-engah. "Iya kita langsung ke rumah sakit, sabar", kata uni cepat. Saya pun ngikut lagi masuk ke dalam. "Papa duduk depan aja", kata papa. "Ehh.. jangan", sahut saya cepat, papa di belakang, meli yg di depan. Di dalam mobil papa duduk pegang jok depan, "susah susah nafas nya..", kata papa. "iya sabar, istighfar", kata uni lagi. Sambil bantu mengucapkan, astahfirullah al adziim. Terus di ulang-ulang. Saya bantu pegang tangan papa, seakan-akan ingin memberikan kekuatan kepada papa. Saya bingung harus ngapain lagi, melihat papa kesulitan bernafas. Saya hanya bisa berkata, sabar pa, istighfar. Sempat terucap oleh papa –sulit sulit sekali bernafas "pa, sabar pa". Uni mungkin tidak melihat ekspresi papa karena uni nyetir mobil. Tapi saya yang melihat muka papa, smakin tidak tega. Sabar pa, rumah sakit nya sudah dekat. Melihat papa yg seperti mau pingsan, saya langsung lompat ke belakang dan menangkap tubuh papa.

Di jalan tidak hentinya saya mengajak papa bicara dan dalam hati menyesali tidak ada pemisah jalan di depan RS Bunda Margonda. Kalaupun ada puteran sekitar 200 meter dari Bunda, itu pun tidak dapat digunakan karena dtutup. Buat apa ada puteran kalo ga bisa buat muter?? Jadi kami harus memutar diputaran UI. Ditambah kondisi jalan yang kurang ramah (jam nya orang pulang kantor). Ahh…

Papa sudah terdiam, saya melihat gigi papa sudah mengatup. Reflek saya coba masukkan jempol saya ke mulut papa, "pa, gigit jempol meli pa. gigit yang kenceng pa. gigit pa", sempat saya merasakan jempol saya digigit papa, sesaat. "pa, sabar pa, rumah sakit nya udah lewat, kita harus muter dulu. Pa. bangun pa. pa, besok papa antar nasta sekolah atau TPA yah pa. pa, inget nasta dan nara pa. pa, bangun pa." Saya coba memegang denyut nadi di pergelangan tangan papa, hanya rasa dingin dan justru degup jantung saya terdengar lebih kencang lagi. Saya terus ajak ngobrol papa, berusaha menghilangkan pikiran bahwa papa sudah tak bernyawa, berharap hanya pingsan. Tapi sempat juga saya melihat jam, seandainya benar papa sudah tak bernyawa saya bisa tahu perkiraan waktu nya. 8.29.

Sesampainya di RS Bunda, dengan bantuan orang-orang yang ada di sekitar UGD, papa diturunkan dari mobil. Saya mencoba mendorong papa, sudah berat. Tapi saya masih berharap. Seorang perawat di parkiran masih mengenali muka saya, saat Nara di rawat. Dengan cepat perawat UGD mengambil alih papa dan memasangkan selang oksigen, dokter jaga datang dalam hitungan detik. "Sudah tak ada denyut," katanya. Ayahnya kenapa? Kata dokter kepada kami. Sesak nafas, serangan asma. "punya sakit jantung?" "iya, pernah serangan jantung 4 – 5 bulan yang lalu." Dokter hanya diam lalu berkata ke perawatnya, kita coba EKG. Saya melihat air muka dokter, dan sepertinya saya sudah tahu apa yang terjadi. "papa ngompol dok," kata saya. Dokter hanya mengangguk. Dan kesimpulan dokter, papa sudah meninggal pada saat dibawa ke rumah sakit. Ya Allah, apakah benar dugaan saya tadi? Papa sekarat waktu di mobil tadi. Dan tidak ada yg bisa saya bantu untuk papa, meringankan sakit nya itu? Dan yg lebih sedih nya lagi, saya tidak membantu papa 'melepas kepergiannya' padahal saya berada tepat disamping papa. Karena saat itu saya masih berharap papa hanya pingsan dan akan segera sembuh.

Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik buat ummatNya. Allah tidak menginginkan papa tersiksa lebih lama. Dia menyegarakan sakit papa. Walaupun kepergian papa yang sangat cepat ini menyisakan penyesalan dihati kami, anak-anaknya. Kami masih kurang sabar dalam menghadapi tingkah laku papa, padahal kami menyadari kekurangan papa.

Pada saat papa pingsan di mobil, uni sudah telpon ke rumah. Menyuruh Ira dan mama segera ke rumah sakit. Terserah mau naik apa, harus segera. Abang masih dalam perjalanan saat itu, uni juga sudah telpon abang untuk segera langsung ke rumah sakit. Berkal-kali abang mencoba cari tahu, apa yang terjadi dengan papa. Saya hanya bisa bilang, sedang di observasi oleh dokter. Saya tidak mau bilang ke abang, kalo papa nya sudah meninggal. Supaya abang tidak terburu-buru ke rumah sakit. Mengingat abang itu orang nya panikan. Ira sms saya, memberitahu sudah menuju rumah sakit. Papa gimana? Itu pun tidak saya balas. Sesampainya ira d rumah sakit, dengan muka penuh pertanyaan ira menghampiri saya. Mama berjalan dibelakang. "Saya hanya bilang ke ira, pegangin mama Ir, papa udah ga ada" tak terbendung tangis ira dan mama yang mendengar kabar ini.

Saya mencoba tabah. Tapi setiap kali teringat "ya Allah, bentar lagi puasa. Ga disangka kejadian juga ke saya, merasakan puasa tanpa orang terkasih." Saya suka sedih, jika menjelang bulan Ramadhan melihat mobil jenasah lewat, saya selalu bertanya, mereka pasti sedih sekali yah? Bentar lagi mo puasa, di tinggal orang terkasih. Dan hal ini menimpa saya.

Alhamdulillah mama aktif di mesjid, jadi saat mama bilang, urusan rumah sudah di urus pihak mesjid. Alhamdulillah. Saya menemani papa saat sakratul maut menjemput, saya menemani papa saat pulang ke rumah untuk disemayamkan. Saya memang baru kurang dari 6 tahun mengenal blio, tapi papa adalah papa yang baik, opa yang sayang sekali dengan kedua cucu nya. Papa sangat concern jika anak-anak sakit, dia akan masuk ke kamar jika mendengar cucu nya batuk atau menangis. Dan pastinya ribut bertanya, sudah di kasih obat? Dan pertanyaan itu selalu diulang-ulang, dkarenakan kepikunan papa itu.

Sesampainya di rumah, Alhamdulllah semua sudah beres. Nasta blom tidur, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 malam. Dia melihat semua kesibukan orang-orang, dia melihat opa nya di taro di dipan. Tapi tidak sepatah katapun dia mengajukan pertanyaan. Aneh sebenarnya, karena Nasta selalu bertanya jika ada hal-hal yang diluar kewajaran. Nasta tidur pukul 11.30, saya pun mengantuk sekali. Tapi mata sulit sekali dipejamkan. Coba baca Yaasiin, tapi ntah kenapa air mata ini sulit sekali dihentikan. Akhirnya saya 'mungkin' tertidur sekitar pukul 3 pagi. Dan sudah bangun lagi pukul 5.15, karena jamaah shubuh mesjid Adz-Dzikri datang untuk mendoakan papa.

Alhamdulillah semua proses dari mulai memandikan, mengafani, menyembayangkan dan menguburkan berjalan lancar. Papa dikubur di atas kuburan Oma, ibunya. Mama bilang, papa meninggal tanggal 10 September, Oma meninggal tanggal 11 September 1978. Sepertinya papa memang mempersiapkan diri untuk bertemu ibu nya, Karena sore nya papa sempat cat rambut.

Alhamdulillah, banyak yang bilang papa meninggalnya bagus. Karena mendekati puasa. Saat terakhir melihat wajah papa, sambil terisak saya berkata dalam hati, papa sudah enak sekarang, tidak akan merasakan sesak nafas lagi.

Ahh… hari-hari tidak akan sama tanpa kehadiran papa d rumah. Tidak ada lagi yang bikin mama marah-marah / kesel, karena tingkah papa yang kadang memang bikin geleng-geleng kepala. Tdak ada lagi papa yang suka melucu / bercanda dengan pembantu rumah tangga. Tidak ada lagi yang buka kulkas tengah malam, mencari kudapan. Ahh… sedih sekali…

Papa, I am gonna miss u.