Pada saat Nasta dan Nara besar nanti, aku akan memberitahu mereka pekerjaan yang sebaiknya mereka hindari, yakni dibidang Human Resources! Sebisa mungkin jangan sampai mereka kerja jadi HRD atau sejenisnya.
Kenapa?? Belasan tahun aku kerja dan berkawan cukup dekat dengan bagian HRD, dan mengetahui banget bahwa pekerjaan mereka tidak lain tidak bukan hanyalah ”pelindung” management. Mengatasnamakan perusahaan, tapi seringkali menguntungkan perusahaan. Mengatasnamakan peraturan Depnaker, tapi tetap aja yang diikutin adalah peraturan yang menguntungkan perusahaan kan? Seperti sudah lebih dari 3 tahun lalu, peraturan depnaker yang mengijinkan karyawan wanita untuk cuti selama 2 hari selama mereka menstruasi, dihilangkan. Memang sih, banyak yang ambil keuntungan dari cuti mens ini. Kan 1 dari 20 orang yang mengalami masalah saat menstruasi, sisanya? Yah hanya ambil jatah cuti aja. :D mungkin itu alasan cuti mens dihilangkan. Well, tidak 100% dihilangkan sih, boleh ambil cuti mens dengan catatan : HARUS ADA SURAT DOKTER! Hehehe..
Biasanya pekerjaan HRD harus pintar menjaga rahasia perusahaan. Ya iya lah!! Disaat genting, krisis, dimana pimpinan perusahaan memutuskan untuk mengurangi ”beban kapal”, HRD lah yang pusing tujuh keliling. Mengikuti peraturan depnaker, mengatur jatah pesangon, dan harus menghadapi satu persatu terdakwa yang mau tak mau harus dikeluarkan itu. Blom lagi peraturan lain yang sudah selayaknya dipatuhi, tapi karena satu dan lain, banyak yang menyalahkan HRD karena tidak ”mengerti karyawan”. Contoh kasus, karena sering dan selalu terjadi di kantor ku. Karyawan datang telat, di tegur, di kasih sanksi. Tapi kalo karyawan lembur dan tidak dapat fasilitas lembur (hanya beberapa golongan yang dapat jatah uang lembur), tidak dapat apa-apa. Dilema kan? Belum lagi kalo karyawan tidak masuk kantor dan tidak ada surat dokter, mau tak mau kena potong cuti atau potong gaji. Tapi karyawan lembur di hari Sabtu dan Minggu, tidak dapat kompensasi apa-apa.
Kesannya HRD tidak manusiawi dan flexible kan? Padahal kunci utama kebijakan HRD kan di pimpinan perusahaan juga. Kalo memang pemimpin menyetujui flexibilitas, tentunya HRD akan manut. Susahnya lagi, kalo ada flexibilitas macam ini, karyawan supporting (finance, administrasi, general affair) tentu menuntut hal yang sama kan? Wong sama-sama cari duit buat kantor kok.
Hah.. susah nya.. untuk aku bukan di HRD. No wonder HRD kantor gw sering bermuka jutek.. hihihi... pusing dia.. dari bawah di dorong-dorong, dari atasan di tekan-tekan ... cape deh...
No comments:
Post a Comment