photo dirumah-nurina-merah-468.gif

Thursday, May 26, 2005

Perjalanan ku

Beberapa teman sudah tidak sabar menunggu cerita perjalanan saya dan Nasta. Dan seperti mereka, saya pun sebenernya tidak sabar untuk bercerita. Atau mungkin ingin merasakan ‘perasaan’ saya waktu membawa Nasta naik pesawat untuk pertama kali nya? Intinya, saya berusaha untuk tenang dan tidak terlihat panik. Tulisan dibagi jadi beberapa session yah… takut bosen kalo kepanjangan. Lets start the real adventure………

Beberapa hari sebelum berangkat saya sudah beli botol khusus baby traveller, yaitu botol yang dalamnya ada plastiknya. Jadi kita tidak perlu merebus atau mensterilkan botol. Tinggal ganti plastik didalamnya saja, praktis bukan? Maklum, karena Nasta belum bisa minum susu pake gelas. Mungkin didalam pikirannya, susu identik dengan botol. Pun beberapa hari sebelum berangkat saya coba menggunakan botol traveller itu, rencana tidak berlangsung dengan sukses. Karena Nasta menolak untuk minum susu. Baru setelah susu dipindahkan ke botol “busuk” nya, dia mau minum susu. Yah… percuma deh beli botol baru ini. Alhasil, saya memilih untuk membawa botol lamanya Nasta, daripada dia tidak minum susu nanti, itu pikiran saya. Karena Nasta belum terlalu suka susu UHT atau susu dingin. Lagi-lagi karena saya kurang gigih membiasakannya. Ya sutra lah..

Obrolan dengan Nasta mengenai keberangkatannya.
Penanya (bisa siapapun) : Nasta mau kemana sih?
Nasta : ayah, awat (pesawat red.)

Hihihi.. jadi, setiap di tanya Nasta mau kemana dia akan bilang “ketemu ayah, naik pesawat.” (ayah nya Nasta udah brangkat duluan)

Singkat cerita, sampailah kami di Bandara Soekarno – Hatta. Ditemenin adik (ipar) check in duluan, maklum, ibu nya Nasta ini sudah 8 tahun lebih tidak travelling ke luar negeri. Setelah check in, bayar fiscal, kami keluar lagi. Nasta makan siang dulu, saya pun begitu. Isi-isi perut lah.. 1 jam lebih sebelum jam keberangkatan saya memutuskan untuk masuk ke dalam airport. Cek-cek lokasi lah… sampai di dalam, karena Nasta minta gendong terus, saya ajak dia untuk “lari” dan dia pun menyambut ajakan saya dengan senang hati. “ayi bu.. ayi..” sampai di gate pemeriksaan fiscal, ternyata saya harus mengisi form untuk biaya bebas fiscal nya Nasta.. oala…. Jadi, balik lagi deh ke counter fiscal. Beres urusan isi form, kena lagi di immigration gate, form imigrasi nya ada yg kurang. Duh.. bikin panik aja nih.. tapi.. ter-kamuflase dengan mengajak Nasta lari-lari. Kesannya.. duh.. ini ibu dan anak kok bahagia banget sih? Hahahaha… beres urusan per-imigrasian.. Nasta saya lepas, bebas, berlari di antara lorong-lorong bandara yang sepi…
Karena masih lama dari jam boarding kami pun membuang waktu dengan duduk-duduk di koridor, sambil sesekali Nasta teriak, “awat… awat.. bu.. awat..” (awat = pesawat). Sesekali juga Nasta bilang, “awan…..” tapi dengan nada menggantung, karena setiap dia bilang “awan” saya harus melanjutkan dengan…. Bernyanyi.. à kulihat awan, seputih kapas, arak berarak di langit luas, sambil sesekali bibir mungil nasta mengikuti kata terakhirnya.

Sesampainya di dalam pesawat, Alhamdulillah kami mendapat kursi di baris pertama, jadi sedikit lega lah. Walaupun kursi nya super duper sempit. Mana saya harus mangku Nasta pula L tambah lagi begitu datang makanan. Wah.. saya tidak bisa bergerak!! Ohh.. Garuda ku… Nasta tertidur setelah dia berhasil mengubrak-abrik makanan.

Sampailah kami di Bandara Changi – Singapore. Yang 8 tahun lalu, saya hanya bisa jalan-jalan di dalam bandara nya tanpa keluar Singapore (transit bow). Suami tercinta sudah menunggu di depan, sambil nunggu tas, Nasta sudah lari ke ayah nya. Akhirnya… (maaf yah, jadi kampungan gini.. abis emang blm pernah ke Singapore sih.)

Di dalam taxi menuju apartemen sewaan, saya terus menerus mengagumi negara ini. Betapa tertib dan bersih nya negara ini. Pengaturan taxi di bandara pun amat sangat tertib. Iri nya.. seandainya negara ku tercinta bisa seperti ini… Dan yang bikin saya tambah takjub dan kagum… tidak terdengar suara klakson mobil!!! Betapa nikmat nya hidup. Sampai di apartemen lantai 24, kami menaruh barang, nasta ganti baju dan langsung menuju Singapore General Hospital. Kan emang kesitu tujuan utamanya.. :D bezoek mama yang baru operasi.

1 comment:

Meli Wardani said...

Wah... apa rasanya 13 jam perjalanan ken? Ini cuma 1.30 menit di pesawat aja udah ribet... tapi Fun bener deh... seru...