Seharusnya Nasta sudah mulai masuk sekolah, tapi sengaja saya suruh dia tetap di rumah sambil memulihkan tenaga. Sudah hampir dua minggu Nasta terserang batuk yang cukup parah. Dan kali ini saya 'lemah'. Hari pertama dia demam dan mulai batuk, saya langsung bawa dia ke dokter anak. Dan di hari itu juga dia mulai menelan beragam macam obat yang dimasukkan kedalam 1 botol antibiotik. Hiksss... (padahal menurut artikel yang saya baca, batuk/asma tidak harus selalu diobati dengan antibiotik)
Hari keempat masih demam dan batuk yang bertambah parah, karena banyak slem di dada. Tambah lagi obat-obatan yang diracik dalam 1 botol antibiotik. Sempat juga Nasta dibawa ke UGD nya sebuah rumah sakit di jalan Margonda, karena saya dan suami memutuskan untuk mencoba inhalasi untuk Nasta. Karena jujur saja, kami tidak sanggup mendengar suara grok grok dan (mungkin) rasa sesak di dada yang Nasta rasakan. Kalo kami ada di posisi nasta, mungkin kami akan lemas tidak karuan.
Nasta demam lebih dari 5 hari, on off on off, saya sudah kepikiran bahwa demam nya dia ini karena batuk, dan kemungkinan ada kuman di slem nya dia. Tapi kami coba juga test darah dan hasilnya Alhamdulillah baik-baik saja. Proses inhalasi tidak berjalan mulus, karena Nasta ternyata tidak suka. "BAU" katanya sewaktu masker menutupi mulut dan hidungnya. Alhasil, kami hanya berhasil "mendekatkan" masker ke mulut dia. Sebenernya kurang efektif, karena banyak obat yang terbuang.
Dugaan sementara dari dokter, Nasta kemungkinan Asma. Karena ada turunan asma dari pihak ayah Lutfi, jadi kami seperti mengamini. Ditambah memang dari bayi Nasta sering batuk grok grok gitu. masih inget kejadian Nasta batuk grok grok di kasih Izoniazid ma' DSA nya, pdhal tuh obat utk penderita TB. Aarrggghhh
Saya dan suami akhirnya coba cari dsa spesialis asma anak. Sampailah kami pada seorang dokter di daerah kebayoran, dan kami dapat nomor besar, sehingga kami dijadwalkan bertemu sang dokter jam 12 malam!!. Phewww..
OK, kita coba saja. Kondisi Nasta sendiri pada saat kami bawa ke dokter itu sudah membaik, sesekali masih batuk berdahak. Tapi memang karena sudah masa akan sembuh (batuk masa sembuhnya ± 14 hari). Hasil obrolan kami dengan pak dokter ini, blio memang mengatakan tenggorokannya Nasta sensitive. Karena ada riwayat keluarga penderita asma, memang ada kemungkinan Nasta bisa menderita asma (noted : sekarang blom asma). Jadi sebisa mungkin pencetus nya musti dihindari. Tidak boleh ada buku di kamar / lemari kamar, pakaian di lemari tidak boleh lebih dari 2 minggu menetap, karena masa hidup sang TUNGAU. Tidak boleh ada binatang peliharaan (untungnya kami tidak punya), tidak boleh pasang karpet (karpet terakhir di ruang tamu sudah di angkat), bersihakan filter AC seminggu sekali (pfuiih...), boneka bulu di cuci seminggu sekali, dll,dsb.
Untuk memastikan kondisi Nasta, pak dokter ini menyarankan untuk photo thorax dan sinus. Ahh.. smoga Nasta baik-baik saja.
Renungan buat Ibu Meli
- Smoga ini kali terakhir Nasta minum antibiotik lama (biasanya kalo dapat antibiotik, saya jarang sekali kasih ke Nasta. Apalagi kalo tau sakit nya karena virus)
- Smoga lain kali jika Nasta mengalami hal serupa, saya bisa lebih intens mengawasi Nasta, sehingga kami tidak perlu bolak balik ke dokter. Karena penyakit seperti ini yang diperlukan hanya istirahat yang cukup, minum air putih yang banyak dan makan makanan bergizi.
- Smoga Nasta bisa lebih sehat dan jarang sakit. Amiiin.
Buat teman-teman yang memerlukan artikel tentang asma bisa di cari di sini
1 comment:
dimas pernah terpaksa diinhalasi. slemnya banyak banget. 3 hari berturut. pertama oke, kedua & ketiga yang megangin banyak banget karena pake acara meronta2. edan. mudah2an itu inhalasi pertama & terakhir yang harus dijalani dimas:-(
kok cepet banget mel, tanggal 11 nasta udah sekolah lagi? gak tanggal 16 kaya yang lain ya? btw, nasta sekolah dimana? depok ato cibubur?
Post a Comment