My baby influence me
Mungkin sudah pd baca tulisan gw ttg "rasa itu". Iya di tulisan itu gw menggambarkan kekhawatiran gw akan hal-hal yg seharusnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan, jika kita benar-benar meyakini bahwa Allah yang akan menjaga kita semua.
Singkat cerita, kemaren gw janjian ma' seseorang dimana bbrp bulan silam gw belajar untuk menghandle sifat jutek dan jg belajar meditasi. (note: doski jg bisa meramal :D) Saat itu gw hanya ingin ngobrol dan berharap blio bisa membantu. Maksudnya, dgn kelebihannya itu, gw berharap blio bisa "melihat" apakah kekhawatiran gw ini masih wajar, atau ada hal lain. Sebenernya ga terlalu berat kan masalahnya? Hihihihi.... hanya perlu "diyakinkan" saja.
Pada awalnya blio menanyakan pandangan gw ttg "keinginan-keinginan" ibu hamil itu apakah purely keinginan si ibu, atau percaya bahwa memang si bayi yg menginginkannya i.e. ngidam. Dan gw dgn pikiran logic nya mengatakan, bhw itu hanya keinginan sang ibu. Toh kl si ibu bisa mengatur "otak" nya, keinginan itu akan teredam dgn sendirinya. Mungkin gw bukan tipikal orang yg percaya dgn reinkarnasi kali yah..
Akhirnya blio menjelaskan, sebenarnya proses reinkarnasi itu ada, dan blio mencontohkan bahwa di Al-Qur'an pun ada penjelasannya. Tapi maaf, gw ga berani mengutip omongan blio ini, krn gw kurang yakin persis nya omongan blio. Daripada salah.
Oh iya, sambil ngobrol blio ini memainkan pendulum nya (seperti Professor Calculus) dan blio menyimpulkan bhw, semua kekhawatiran gw ini berasal dari si jabang bayi. Believe it or not. Tapi begitulah yang terjadi. Dan blio bilang, krn gw udah pernah belajar meditasi, so blio menyarankan untuk mengejar ketinggalan (istilahnya) dlm 2 minggu ini tiap hari, terus menerus utk "talk to my baby". Intinya, memberi tahu bahwa tidak perlu khawatir akan apa yg akan terjadi kelak. Good side, my baby has strong instict, bad side nya, at this time dikuasai oleh "kekhawatiran" yg berlebihan. Jika tidak di kasih tau dari sekarang, ditakutkan si baby akan tumbuh menjadi anak yg penuh rasa khawatir. :(
Gw heran aja, masa sih si bayi bisa mempengaruhi sang ibu? Bukannya ibu yg mempengaruhi bayi? But that's what had happened. Trus gw jg cerita ttg keinginan gw ke Bali bbrp bulan silam, yg pd awalnya si abang keukeuh seumekeh ga mau pergi. Sambil pegang pendulumnya, blio bilang, "ya itu keinginan si bayi memang." Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...... anak ibu mau jadi anak pantai yah??
Baiklah, gw akan coba utk "ngajak ngobrol" anak gw ini. Karena semua hal di dunia ini sudah di atur oleh Allah SWT. Nothing to worry about.
A mother of two beloved daughters, Nasta and Nara. A lovely wife for my lovely hubby.
Wednesday, January 25, 2006
Friday, January 20, 2006
Rasa Itu
Rasa Itu...
Ntah karena kondisi sedang hamil, atau memang pada dasar nya gw orang yg sensitive. Mudah tersentuh bahkan menangis untuk hal-hal kecil sekalipun. Jangan suruh liat TV yang penuh adegan penyiksaan, apalagi sekarang lagi maraknya orang tua yang menyiksa anak(anaknya). Plis, kalo pun gw punya kekuatan untuk membalas sakit hati atau sakit badan anak-anak tersebut, pasti akan gw kerjakan.
Rasa takut kehilangan.. kadang seringkali muncul. Cukup sering jika malam datang, dan gw memandang Nasta yang pulas tertidur, mengelus pipi nya.. sambil berpikir (tepatnya berhalusinasi kali yah).. apa yg terjadi jika gw meninggal dunia? Siapa yg akan mengurus dan merawat Nasta? Dan sudah bisa di tebak, air mata gw pasti langsung keluar. Atau.. bagaimana jika Nasta -- ntah bagaimana ceritanya -- terdampar di Jakarta yang kejam ini, tanpa perlindungan orang tua dan keluarga? Huwaaaaaaaaaaaaa.......... ya Allah.. aku titipkan anak ku ini pada Mu. Jagalah dia ya Allah, hanya kepadaMu lah hamba memohon.
Lain cerita, secara gw lagi hamil gede gini.. tiba-tiba terlintas pikiran.. bagaimana kalo gw tidak bisa menjalankan tugas sebagai ibu alias meninggal sesaat setelah melahirkan. Bayi gw ga dapet ASI Exclusive, siapa yg bisa jaga anak-anak gw? Apa abang akan cari istri yg bisa menyayangi anak-anak gw dgn setulus hati? Huwaaaaaaaaaaa.... nangis lagi...
(sstt... sambil nulis pun gw nangis.. ihiks...)
Beberapa hari yg lalu, abang mengeluh, sering nyeri di dada kiri. Gw berusaha tenang.. ya udah general check up aja deh kalo ada uang lebih. Itu saran gw. Tapi bbrp menit kemudian, gw langsung membayangkan.. seandainya abang meninggal.. meninggalkan gw dan anak-anak.. huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....... ga tahan bow... apalagi ngebayangin Nasta nangis di jasad ayah nya.. huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.......
Ya Allah, lindungi kami sekeluarga. Berikan kami kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi kehidupan ini. apapun yang Engkau berikan. Amin.
Duh.. smoga ini hanya karena gw lagi hamil, kalo tidak, bisa gila gw.
Emang sih, kalo kata orang-orang bijak, semua yang kita miliki di dunia ini adalah titipan Allah SWT. Jadi sewaktu-waktu mau di ambil ma' Allah, kita musti pasrah dan terima. Tapi tetep aja .... huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....
Ntah karena kondisi sedang hamil, atau memang pada dasar nya gw orang yg sensitive. Mudah tersentuh bahkan menangis untuk hal-hal kecil sekalipun. Jangan suruh liat TV yang penuh adegan penyiksaan, apalagi sekarang lagi maraknya orang tua yang menyiksa anak(anaknya). Plis, kalo pun gw punya kekuatan untuk membalas sakit hati atau sakit badan anak-anak tersebut, pasti akan gw kerjakan.
Rasa takut kehilangan.. kadang seringkali muncul. Cukup sering jika malam datang, dan gw memandang Nasta yang pulas tertidur, mengelus pipi nya.. sambil berpikir (tepatnya berhalusinasi kali yah).. apa yg terjadi jika gw meninggal dunia? Siapa yg akan mengurus dan merawat Nasta? Dan sudah bisa di tebak, air mata gw pasti langsung keluar. Atau.. bagaimana jika Nasta -- ntah bagaimana ceritanya -- terdampar di Jakarta yang kejam ini, tanpa perlindungan orang tua dan keluarga? Huwaaaaaaaaaaaaa.......... ya Allah.. aku titipkan anak ku ini pada Mu. Jagalah dia ya Allah, hanya kepadaMu lah hamba memohon.
Lain cerita, secara gw lagi hamil gede gini.. tiba-tiba terlintas pikiran.. bagaimana kalo gw tidak bisa menjalankan tugas sebagai ibu alias meninggal sesaat setelah melahirkan. Bayi gw ga dapet ASI Exclusive, siapa yg bisa jaga anak-anak gw? Apa abang akan cari istri yg bisa menyayangi anak-anak gw dgn setulus hati? Huwaaaaaaaaaaa.... nangis lagi...
(sstt... sambil nulis pun gw nangis.. ihiks...)
Beberapa hari yg lalu, abang mengeluh, sering nyeri di dada kiri. Gw berusaha tenang.. ya udah general check up aja deh kalo ada uang lebih. Itu saran gw. Tapi bbrp menit kemudian, gw langsung membayangkan.. seandainya abang meninggal.. meninggalkan gw dan anak-anak.. huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....... ga tahan bow... apalagi ngebayangin Nasta nangis di jasad ayah nya.. huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.......
Ya Allah, lindungi kami sekeluarga. Berikan kami kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi kehidupan ini. apapun yang Engkau berikan. Amin.
Duh.. smoga ini hanya karena gw lagi hamil, kalo tidak, bisa gila gw.
Emang sih, kalo kata orang-orang bijak, semua yang kita miliki di dunia ini adalah titipan Allah SWT. Jadi sewaktu-waktu mau di ambil ma' Allah, kita musti pasrah dan terima. Tapi tetep aja .... huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....
Monday, January 16, 2006
SMS
11 Jan, 0816 185 xxxx
Bang, jadi ambil green tea 500ml ga?
11 Jan, 0811115xxxx
Jadi Mel, anter ke cikajang aja yah.
11 Jan, 0816 185 xxxx
OK, thanks
13 Jan, 0816 185 3346
Bang, nomer berapa rumah nya? Nanti ketemu siapa?
13 Jan, 0811115xxxx
Jl. Cikajang No. 8, sama siapa aja Mel. Botol kosong ma' uang udah gw titipin.
13 Jan, 0816 185 xxxx
OK, tks
13 Jan, 0811115xxxx
Barang sdh diterima. Tapi kurir nya ngga nunggu. Jd uang dan botol msh di ckj.
13 Jan, 0816 185 xxxx
Bang, uang transfer aja ke BCA Meli yah. A/c 0701196111.
13 Jan, 0811115xxxx
OK
14 Jan, 081317666xxxx
Innalilahi wa ina illaihi rojiun. Achyar Abbas Ibrahim meninggal tadi pagi pkl 06.000 di rumahnya karena sakit jantung. Jenasah skrg ada di rmh ibu nya Jl. Cikajang no. 8
.................................................
.................................................
.................................................
.................................................
Innalillahi wa inna illaihi roji'un.
Smoga Allah SWT mengampuni segala kesalahan, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Amin.
Bang, jadi ambil green tea 500ml ga?
11 Jan, 0811115xxxx
Jadi Mel, anter ke cikajang aja yah.
11 Jan, 0816 185 xxxx
OK, thanks
13 Jan, 0816 185 3346
Bang, nomer berapa rumah nya? Nanti ketemu siapa?
13 Jan, 0811115xxxx
Jl. Cikajang No. 8, sama siapa aja Mel. Botol kosong ma' uang udah gw titipin.
13 Jan, 0816 185 xxxx
OK, tks
13 Jan, 0811115xxxx
Barang sdh diterima. Tapi kurir nya ngga nunggu. Jd uang dan botol msh di ckj.
13 Jan, 0816 185 xxxx
Bang, uang transfer aja ke BCA Meli yah. A/c 0701196111.
13 Jan, 0811115xxxx
OK
14 Jan, 081317666xxxx
Innalilahi wa ina illaihi rojiun. Achyar Abbas Ibrahim meninggal tadi pagi pkl 06.000 di rumahnya karena sakit jantung. Jenasah skrg ada di rmh ibu nya Jl. Cikajang no. 8
.................................................
.................................................
.................................................
.................................................
Innalillahi wa inna illaihi roji'un.
Smoga Allah SWT mengampuni segala kesalahan, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Amin.
Monday, January 09, 2006
Rumah Pertama
Rumah Pertama
Alhamdulillah, akhirnya rumah pertama kami jadi juga. Well, maksudnya sih udah serah terima kunci, tapi masih jauh dari ideal untuk ditempati.
Dari developer kami dapat jatah 90 hari untuk complaint kondisi rumah, untuk semua hal. Hhmm... kalo yang basic dan kasat mata sih bisa langsung keliatan, tapi kalo kebocoran pipa, dll,dsb bagaimana? Karena kami kan tidak langsung menempati rumah ini.
Hari pertama setelah serah terima kunci, saya dan abang sudah menemukan beberapa hal untuk diperbaiki. Tapi tunggu deh sampai minggu depan, waktu kami pun lebih santai. Dan Minggu kemaren kami kesana lagi pas saat hujan mengguyur Cibubur dan sekitarnya. hasilnya? Ini dia beberapa "keluhan" kami yang siap ditujukan ke developer.
- Plafon dan dinding dapur rembes karena hujan
- keramik kamar belakang ada yang cacat (bocel)
- Cat dekat stop kontak belum rapi
- Plafon dapur bergelombang
- Air mengalir dari salah satu keran di kamar mandi (ntah itu air hujan atau apa)
- List jendela ruang tamu tidak rapi (baik cat maupun kayu nya)
- Dinding ruang tamu (pojokan) ada yg retak
- Kayu jendela ruang tamu ada yg keropos
- Genteng depan rumah pecah
- Kaca semua jendela masih belepotan cat
- tembok-tembok dekat pintu (hampir semua pintu) terlihat tidak padat. Baca : seperti keropos.
Lalu hal-hal lain seperti :
- handle pintu, keran air dan lampu (bohlam) kapan mulai di pasang?
- tanah belakang masih berantakan
Jadi bingung kan? Apakah memang kondisi nya seperti ini atau seharusnya serah terima saat benar-benar rapih kan?
Sempet sih dikasih tau temen, jangan terima dulu kunci rumah nya, sampe kondisi rumah benar2 terlihat "rapi". Well, terlanjur juga kan?
Lagipula kami pun blm bisa "membangun" rumah mungil itu sebelum masa 90 hari dari developer terlewati. Lah kapan kami bisa mbangun kamar asisten dong?
Sebenernya dilema juga bagi kami sekeluarga.. pengen nya sih langsung menempati rumah pertama kami, apapun kondisi nya. Sempat juga terlintas, "kita tempati rumah paling tidak, isi kamar sudah cukup lengkap dan sudah mbangun kamar tidur asisten." Tapi lagi-lagi seorang teman memberi nasehat, "kalo nunggu komplit, lo ga akan pindah-pindah!!" Intinya, seadanya aja. Kalo emang blm bisa bangun kamar PRT, mreka kan bisa tidur di kamar yg buat Nasta. Sedangkan Nasta tetap sekamar dgn kami. Hhmm... betul juga sih. Abang sempet "goyah" juga.. goyah dalam arti, setuju dgn usul teman saya itu. Karena memang kalo harus nunggu mbangun kamar PRT, akan membutuhkan waktu yg lebih lama lagi.
Di satu sisi, sy mengerti sekali kekhawatiran abang untuk nekat pindah.. pertama, sy kan baru punya bayi.. kondisi rumah blm terlalu nyaman, jauh dari orang tua.. kekhawatiran yang wajar. Kalau saya punya pikiran yg lain lagi, niat nya pengen buru2 pindah bukan karena ada masalah atau apa, tapi lebih ke .. mumpung masih cuti melahirkan nih, jadi sy punya banyak waktu di rumah dan memperhatikan keadaan sekitar. Insyaa Allah lebih tau bagaimana tetangga-tetangga kami nanti nya. Intinya, Bismillah aja.
Tapi sekali lagi kami punya sedikit hambatan, abang berhenti dari kerjaannya. Dan pastinya akan mengganggu cash flow kami. Tadi pagi abang menyampaikan pesan dari mama, "disarankan pindah rumah nya nunggu kalo abang sudah ada penghasilan yang pasti."
Akhirnya saya memilih untuk lebih realistis dalam menghadapi hidup ini. Segala sesuatu itu kan sudah di atur Allah SWT. Dia lah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk ummat Nya. Jadi kalo emang sudah waktu nya sy pindah dlm waktu dekat, Insyaa Allah dimudahkan olehNya. Jika tidak pun, berarti memang kami harus lebih lama tinggal di Pondok Mertua Indah. Tapi dengan harapan, "Smoga tidak lama-lama." Karena sy pengen juga secepatnya menempati rumah pertama kami.
Well, mungkin byk yg heran yah kenapa sy menyebutkan rumah pertama, daripada rumah baru kami? Hehehe... ini disebabkan, sy punya keyakinan bahwa suatu hari nanti sy akan punya "rumah-rumah" lain. Amiiinnnn...
Alhamdulillah, akhirnya rumah pertama kami jadi juga. Well, maksudnya sih udah serah terima kunci, tapi masih jauh dari ideal untuk ditempati.
Dari developer kami dapat jatah 90 hari untuk complaint kondisi rumah, untuk semua hal. Hhmm... kalo yang basic dan kasat mata sih bisa langsung keliatan, tapi kalo kebocoran pipa, dll,dsb bagaimana? Karena kami kan tidak langsung menempati rumah ini.
Hari pertama setelah serah terima kunci, saya dan abang sudah menemukan beberapa hal untuk diperbaiki. Tapi tunggu deh sampai minggu depan, waktu kami pun lebih santai. Dan Minggu kemaren kami kesana lagi pas saat hujan mengguyur Cibubur dan sekitarnya. hasilnya? Ini dia beberapa "keluhan" kami yang siap ditujukan ke developer.
- Plafon dan dinding dapur rembes karena hujan
- keramik kamar belakang ada yang cacat (bocel)
- Cat dekat stop kontak belum rapi
- Plafon dapur bergelombang
- Air mengalir dari salah satu keran di kamar mandi (ntah itu air hujan atau apa)
- List jendela ruang tamu tidak rapi (baik cat maupun kayu nya)
- Dinding ruang tamu (pojokan) ada yg retak
- Kayu jendela ruang tamu ada yg keropos
- Genteng depan rumah pecah
- Kaca semua jendela masih belepotan cat
- tembok-tembok dekat pintu (hampir semua pintu) terlihat tidak padat. Baca : seperti keropos.
Lalu hal-hal lain seperti :
- handle pintu, keran air dan lampu (bohlam) kapan mulai di pasang?
- tanah belakang masih berantakan
Jadi bingung kan? Apakah memang kondisi nya seperti ini atau seharusnya serah terima saat benar-benar rapih kan?
Sempet sih dikasih tau temen, jangan terima dulu kunci rumah nya, sampe kondisi rumah benar2 terlihat "rapi". Well, terlanjur juga kan?
Lagipula kami pun blm bisa "membangun" rumah mungil itu sebelum masa 90 hari dari developer terlewati. Lah kapan kami bisa mbangun kamar asisten dong?
Sebenernya dilema juga bagi kami sekeluarga.. pengen nya sih langsung menempati rumah pertama kami, apapun kondisi nya. Sempat juga terlintas, "kita tempati rumah paling tidak, isi kamar sudah cukup lengkap dan sudah mbangun kamar tidur asisten." Tapi lagi-lagi seorang teman memberi nasehat, "kalo nunggu komplit, lo ga akan pindah-pindah!!" Intinya, seadanya aja. Kalo emang blm bisa bangun kamar PRT, mreka kan bisa tidur di kamar yg buat Nasta. Sedangkan Nasta tetap sekamar dgn kami. Hhmm... betul juga sih. Abang sempet "goyah" juga.. goyah dalam arti, setuju dgn usul teman saya itu. Karena memang kalo harus nunggu mbangun kamar PRT, akan membutuhkan waktu yg lebih lama lagi.
Di satu sisi, sy mengerti sekali kekhawatiran abang untuk nekat pindah.. pertama, sy kan baru punya bayi.. kondisi rumah blm terlalu nyaman, jauh dari orang tua.. kekhawatiran yang wajar. Kalau saya punya pikiran yg lain lagi, niat nya pengen buru2 pindah bukan karena ada masalah atau apa, tapi lebih ke .. mumpung masih cuti melahirkan nih, jadi sy punya banyak waktu di rumah dan memperhatikan keadaan sekitar. Insyaa Allah lebih tau bagaimana tetangga-tetangga kami nanti nya. Intinya, Bismillah aja.
Tapi sekali lagi kami punya sedikit hambatan, abang berhenti dari kerjaannya. Dan pastinya akan mengganggu cash flow kami. Tadi pagi abang menyampaikan pesan dari mama, "disarankan pindah rumah nya nunggu kalo abang sudah ada penghasilan yang pasti."
Akhirnya saya memilih untuk lebih realistis dalam menghadapi hidup ini. Segala sesuatu itu kan sudah di atur Allah SWT. Dia lah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk ummat Nya. Jadi kalo emang sudah waktu nya sy pindah dlm waktu dekat, Insyaa Allah dimudahkan olehNya. Jika tidak pun, berarti memang kami harus lebih lama tinggal di Pondok Mertua Indah. Tapi dengan harapan, "Smoga tidak lama-lama." Karena sy pengen juga secepatnya menempati rumah pertama kami.
Well, mungkin byk yg heran yah kenapa sy menyebutkan rumah pertama, daripada rumah baru kami? Hehehe... ini disebabkan, sy punya keyakinan bahwa suatu hari nanti sy akan punya "rumah-rumah" lain. Amiiinnnn...
Tuesday, January 03, 2006
Tikus oh tikus
Tikus oh Tikus....
Tulisan ini di buat bukan karena kasus bakso tikus yg menghebohkan itu.. tapi karena ada tikus di kamar ku.... huwaaaaaaaaaaaaaa.....
Begini ceritanya:
Tadi pagi sekitar pukul 3 dinihari, sy merasa ada sesuatu melewati badan saya... hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii..... dan sy lihat seeokor TIKUS!! Alamak... tikus melintas tempat tidur sy yg memang tidak pake rangka.
Liat suami, ga ada.. ooo.. lagi nonton bola.. langsung sy bilang suami, dengan tidak percaya dia malah bertanya, "yakin itu tikus? bukan kecoa?" Lah.. berat nya kan beda antara tikus dan kecoa. Si abang langsung gendong Nasta, dan sy pun sibuk menggeser2 lemari.. alhasil... benar kan... tikus itu mencoba keluar tapi terhalang... hiiiii... dan tikus itu berhasil ngumpet di belakang lemari pakaian.
Dan sy dan suami pun tidak bisa tidur lagi.. sambil membayangkan.. tikus nya dah keluar atau belum yah?
Eits.. secara kami berdua sama-sama takut tikus, jd tidak seorang pun dari kami berusaha untuk menggeser2 si lemari pakaian... tunggu aja deh sampe para asisten bangun.. hihihihihihihihihi.......
so sy cek email, suami sih bisa ikut tiduran di kasur kecil yg diletakkan di depan TV bersama Nasta. Tp sy ga mungkin dong? Apalagi jam 5 kurang, mama papa udah keluar kamar dan nongkrong di depan TV juga. :D
Jam 6 kurang, baru para assisten di suruh cek kamar. Dan menurut suster nya Nasta, tikus nya terjepit. Hiiiiiiiiiiiiiiii.... (lagi). Dia pun terkaget2... "sy diliatin tikus nya Bu." hehehehe.... Dan tetep ga ada yg berani juga. Akhirnya, memang harus menunggu supir kami dateng.. dan blio lah yang berani menggetok si tikus dan membuang bangkai nya.. hiiiiiiiiiiiiiiiiiiii (lagi).
Duh... tikus kok di kamar tidur sih??? Dan sempet melewati badan sy pulak. Ampun... hiiiiiiiiiii..... (lagi).
Jadi.. jangan salahkan sy setelah jam makan siang, mata langsung memerah dan tak kuasa menahan kantuk.
Dasar Tikus ga tau aturan!!!!!
Tulisan ini di buat bukan karena kasus bakso tikus yg menghebohkan itu.. tapi karena ada tikus di kamar ku.... huwaaaaaaaaaaaaaa.....
Begini ceritanya:
Tadi pagi sekitar pukul 3 dinihari, sy merasa ada sesuatu melewati badan saya... hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii..... dan sy lihat seeokor TIKUS!! Alamak... tikus melintas tempat tidur sy yg memang tidak pake rangka.
Liat suami, ga ada.. ooo.. lagi nonton bola.. langsung sy bilang suami, dengan tidak percaya dia malah bertanya, "yakin itu tikus? bukan kecoa?" Lah.. berat nya kan beda antara tikus dan kecoa. Si abang langsung gendong Nasta, dan sy pun sibuk menggeser2 lemari.. alhasil... benar kan... tikus itu mencoba keluar tapi terhalang... hiiiii... dan tikus itu berhasil ngumpet di belakang lemari pakaian.
Dan sy dan suami pun tidak bisa tidur lagi.. sambil membayangkan.. tikus nya dah keluar atau belum yah?
Eits.. secara kami berdua sama-sama takut tikus, jd tidak seorang pun dari kami berusaha untuk menggeser2 si lemari pakaian... tunggu aja deh sampe para asisten bangun.. hihihihihihihihihi.......
so sy cek email, suami sih bisa ikut tiduran di kasur kecil yg diletakkan di depan TV bersama Nasta. Tp sy ga mungkin dong? Apalagi jam 5 kurang, mama papa udah keluar kamar dan nongkrong di depan TV juga. :D
Jam 6 kurang, baru para assisten di suruh cek kamar. Dan menurut suster nya Nasta, tikus nya terjepit. Hiiiiiiiiiiiiiiii.... (lagi). Dia pun terkaget2... "sy diliatin tikus nya Bu." hehehehe.... Dan tetep ga ada yg berani juga. Akhirnya, memang harus menunggu supir kami dateng.. dan blio lah yang berani menggetok si tikus dan membuang bangkai nya.. hiiiiiiiiiiiiiiiiiiii (lagi).
Duh... tikus kok di kamar tidur sih??? Dan sempet melewati badan sy pulak. Ampun... hiiiiiiiiiii..... (lagi).
Jadi.. jangan salahkan sy setelah jam makan siang, mata langsung memerah dan tak kuasa menahan kantuk.
Dasar Tikus ga tau aturan!!!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)