Setiap orang punya caranya sendiri untuk memproklamirkan berita bahagia. Baik berupa rencana perkawinan sampai penantian anak pertama or kedua or seterusnya. Apapun bentuknya, berita bahagia lah intinya.
Contoh: seorang teman menutup rapat rencana pernikahannya sampai undangan siap diedarkan. Hah?? maksud lo!! Ga ngomong-ngomong gitu punya rencana. Paling tidak kan bisa bantu doa or bantu cari-cari apa kek. Tapi ya sudah lah, dia pasti punya alasan tidak membicarakan berita bahagia ini secepat mungkin. Takut ga jadi kali yah? hihihi...
Jauh sekali dengan saya, selesai di lamar, hampir seluruh dunia akan tahu bulan pernikahan saya. Hahahah... padahal masih jauh sekali dari tanggal pernikahan. Sampai saya ingat, lebih dari 5 teman ”menyalip” diantara jadwal tunggu saya itu. Hhmm...
Contoh lagi : ada teman yang langsung menceritakan bahwa dia hamil setelah dia cek kehamilan. ”duh.. tapi gw blom cek ke dokter sih, insyaa allah jadi yah. Doain yah mba!”. Atau ada juga yang tidak memberitahu sampai usia kehamilan 3 bulan lebih dengan alasan, ”takut ada apa-apa. Ntar daripada kecewa mendingan nunggu 3 bulan lebih baru ngasih tau orang-orang” hhhmm... masuk akal. Atau ada juga yang menjelang kehamilan 7 bulan blom mau menceritakan kehamilannya pada siapapun (tidak termasuk keluarga lho) dengan alasan, biar surprise aja.
Kalau saya, tentu saja termasuk tipe teman pertama. Ntah lah, apa karena saya bukan orang pintar menyimpan rahasia atau terlalu exciting. Lagipula berita bahagia selayaknya disebarluaskan, syukur2 smakin banyak yang mendoakan insyaa Allah jadi smakin baik. Amiiin.
1 comment:
hahaha.. lucu blogmu mbak Mel, aku tau cerita yang paling atas itu mesti teman berenang kita ya? hehehe.. sok tau ya.. Cuma mampir aja & meninggalkan jejaak. daaagh
Post a Comment