Minggu lalu, anak-anak ku abis test (psikotest) menggunakan sidik jari, bahasa keren nya sih Finger Print Test.
Kegunaan finger print test, terutama bagi anak-anak, orang tua akan sesegera mungkin mengetahui minat dan bakat anak(anak) nya.
Dari hasil test ini diketahui, personal drive seorang manusia akan seperti apa, dalam menyerap informasi apakah ketelitian yg lebih dominan atau kecepatan begitu pula dalam bertindak responsive, apakah ketelitian atau kecepatan. Contoh kalo dalam hal menyerap informasi, ketelitian lebih tinggi dari kecepatan, berarti kita termasuk lebih mengutamakan respon yang cenderung lebih lambat akibat proses ketelitian terhadap sesuatu hal/informasi. Begitupun sebaliknya.
Basic needs juga akan ketauan, kita berada dalam bagian otak yg mana : Brain Stem (batang otak), Limbic System (system limbic) atau neo kortex. Ga ada yg benar dan salah, hanya mana dari ketiga factor ini yg paling dominan di kita. Misalkan, anak ku Nara, dia system limbic nya dominan. Jadi dia bekerja / melakukan sesuatu berdasarkan emosi / perasaan. Nah kalo mau nyuruh2 harus bikin dia senang dulu, baru deh kita suruh. Menarik kan?
Characters Traits : mana yg dominan, otak kiri atau otak kanan? Kalo otak kanan ; berkarakteristik pola pikir yg subyektif, holistic, imajinatif, kreatif dan non stuktural. Sedangkan otak kiri; berkarakteristik pola pikir yg obyektif, factual, logis, rasional dan structural.
Jadi mostly atau mungkin orang creative dominan otak kanan nya yah..
Learning Style & thinking style : ketauan juga bagaimana cara kita berpikir – teoritis atau praktikal. Lalu gaya belajar yg sesuai : visual (gambar), auditory (pendengaran), kinestetik (gerak tubuh). Untuk yg punya anak, kalo udah tau, insyaa allah lebih gampang mengarahkan anak-anaknya belajar.
Working style: networking, decision maker, operation, komunikasi, adaptasi. Keliatan mana yg persentasi nya paling tinggi. Misalkan, Nara di komunikasi paling tinggi (di antara yg lain), insyaa allah bidang pekerjaan yg sesuai buat dia antara lain, PR atau dosen atau yg berhubungan dengan “berbicara”. Kalo Nasta, adaptive dgn kata lain, dia punya kemampuan untuk mengamati, mengklasifikasikan adanya perubahan dan adaptasi secara revolutif maupun reformatif, pencitptaan trend baru ataupun kemampuan mengikuti perkembangan trend baru. Ga heran kalo Nasta ini, seneng banget gaya baju acak kadul, maksudnya menurut dia mungkin keren kali yah.. hahaha…
Ada lagi Potentials & Talents : dimana potensi dan bakat kita. Contoh: Nasta dominan di seni gerakan dan seni pengamatan visual … hhmm… kayanya dia bakal jadi fashion sport designer deh.. amiin…
Intinya, bagi yg punya anak, kalo udah ketauan anaknya punya minat, kembangkan minat anak nya.
Untuk finger print test ini bukan hanya untuk anak-anak, karena sidik jari dari lahir sampai mati kan tidak berubah tuh. Waktu aku konsultasi, ada 2 pria dewasa (satu orang cenderung sudah cukup berumur) yg ikutan test ini. Nah, aku jadi pengen ikutan juga.
Kali-kali aja teman2 yg merasa tidak punya bakat seni, ternyata karena lingkungan yg membuat kita tidak bisa mengeksplor minat dan bakat, jadi ketauan.. kalo ternyata unsur visual kita dominan, jadi pengen belajar ngelukis deh.
Dibawah ini ada rangkuman Dear Parents (Bunda Elly, maaf langsung copy paste yah). Smoga lebih bermanfaat yah.
"Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Minat & Bakat Anak"
You are so special
Ayah bunda yang berbahagia, tentu mengenal Hee Ah Lee. Seorang pianis muda asal Korea Selatan yang menjadi perhatian dunia dengan permainan pianonya di tengah keterbatasan fisik yang dia miliki. Hee Ah Lee lahir tahun 1985 dari seorang ibu yang luar biasa bernama Woo Kap Sun. Meski, sejak dalam kandungan, ia mengetahui bahwa anaknya akan lahir dengan kecacatan, namun ia tetap mencintai buah hatinya dengan sepenuh hati. Ternyata benar, saat lahir anaknya menderita down syndrome, dan kedua tangannya hanya memiliki empat jari. Dia juga terlahir dengan kaki hanya sebatas lutut.
Ayah dan bunda, bayangkanlah jika kita yang ditakdirkan oleh Allah memiliki anak seperti Hee Ah Lee ? Bisakah kita menjadi seperti Woo Kap Sun yang menerima kondisi putrinya dengan hati yang ikhlas dan tetap menyayangi dan memperhatikannya dengan sungguh-sungguh. Sehingga akhirnya ia tidak terfokus pada kekurangan putrinya, bahkan dengan kasih sayangnya ia berhasil membantu putrinya menemukan bakat istimewa yang ia sebut sebagai "special gift, anugerah spesial dari Tuhan".
Semoga mata hati kita terbuka dengan fenomena itu. Hee Ah Lee, seorang anak yang memiliki keterbatasan fisik saja, bisa menjadi bintang di bidang yang ia senangi. Tentu, hal ini tak luput dari pengasuhan ibundanya yang luar biasa. Lalu, bagaimana dengan kita ? Kita pun bisa melejitkan anak-anak kita menjadi bintang yang bersinar terang.
Pertama kali yang harus kita tanamkan dalam hati adalah keyakinan bahwa setiap anak kita adalah pibadi yang spesial. Tanamkan kuat dalam hati. Karena, jika kita tidak menganggap anak kita spesial, maka kita bisa terjangkit penyakit yang disebut parentogenik. Apa itu ? Yaitu penyakit suka membanding-bandingkan seorang anak dengan kakak atau adiknya, atau bahkan dengan anak orang lain. Sekali lagi, jika kita tidak menanamkan kuat dalam hati, kita sering lupa dan lalai bahwa anak kita unik. Karena sesungguhnya Allah telah menganugerahkan kepada setiap individu, keunikan dan keistimewaan yang berbeda-beda. Setiap kita adalah pribadi yang spesial, yang berasal dari sel sperma dan indung telur yang berbeda dengan sel sperma dan indung telur kakak atau adik kita. Tak ada dua pribadi yang sama semuanya, bahkan kembar identik sekali pun. Meski secara fisik mereka sama, tapi pasti mereka memiliki potensi dan bakat yang berbeda.. Masing-masing mereka unik dan spesial.
Ayah bunda, yuk kita nyanyikan lagu ini untuk buah hati kita...
You are special, you're the only one You're the only one like you The world is better just because You're here And you know that we love you Oh you are special, special Everyone is special Everyone is his or her own way You are special yes you really are You're the only one like you There is no body in this whole wide world Who can do the things you do Oh you are special, special Everyone is special Everyone is his or her own way Apa itu bakat & minat ? Mengapa sulit menemukannya pada anak kita ?
Karena setiap anak istimewa, maka mereka pun memiliki bakat dan minat yang istimewa pula. Apa bedanya bakat dengan minat ?
Bakat merupakan kemampuan bawaan berupa potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Sedangkat minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan.
Seorang anak bisa saja memiliki miniat dan bakat lebih dari satu. Misalnya, dulu saya memiliki minat di bidang menyulam, tari, drama dan… bola basket. Ada anak yang mengetahui dan menemukan minat dan bakatnya. Namun ada juga anak yang tidak menemukan minatnya dan merasa tidak memiliki bakat apa pun. Mengapa bisa terjadi seperti ini ?
Bakat merupakan potensi terpendam yang tersembunyi dalam diri seseorang. Agar bakat dapat muncul, ia perlu digali, ditemukan, dilatih dan dikembangkan. Seorang anak yang merasa tidak memiliki kemampuan apa pun, bisa disebabkan oleh pengasuhan orang tuanya. Seperti yang telah dijelaskan di atas dan pernah kita bahas di edisi-edisi sebelumnya, gaya pengasuhan kita seringkali tidak sengaja menyebabkan konsep diri anak menjadi jatuh.
Banyak orang tua yang menganggap anaknya biasa-biasa saja, nothing special. Bisa jadi, kita termasuk di dalamnya. Kita tidak memperhatikan minat mereka. Yang terjadi, kita justru sibuk mendaftarkan anak-anak kita dari satu les ke les lain, yang kita inginkan. Niat kita memang baik, ingin anak-anak kita memiliki kemampuan di berbagai hal. Tapi, pernahkah kita bertanya dalam hati, apakah anak kita memang menginginkannya ? Atau jangan-jangan hanya sekedar ‘dendam positif’ diri kita, karena obsesi kita di waktu dulu yang tidak tercapai. Sehingga, kita ingin anak kita yang meneruskannya.
Atau jika bukan karena ˜dendam positif", kita menjadi orang yang latah terhadap lingkungan sekitar. Misalnya,ketika teman-teman kita mendaftarkan anak-anaknya les menghitung cepat dengan metode yang praktis, kita pun ikut-ikutan me-leskan anak kita.
Dampak dari ˜pemaksaan" minat ini, berakibat buruk bagi anak. Anak merasa jiwanya terkekang, tidak merdeka, karena tak mampu mengembangkan minatnya sendiri. Biasanya, anak akan malas mengikutinya dan mencuri-curi waktu untuk bolos bila tidak ketahuan orang tuanya.
Kondisinya semakin parah, di rumah orang tua me-leskan anak dengan berbagai les. Di sekolah, anak-anak juga di'gebrak' dengan beban pelajaran yang banyak dan berat. Karena beban kurikiulum yang padat itu dan target-target yang harus dicapai, anak-anak menjadi kurang di'perhatikan' oleh gurunya.. Banyak anak-anak yang tidak tergali minat dan bakatnya. Dan seringkali, penjurusan anak-anak menjadi dipaksakan.
Bagaimana mengembangkan bakat & minat anak ?
Kita bisa menemukan bakat anak dari minat atau kesukaan mereka. Jadi pertama yang harus kita lakukan adalah melakukan pengamatan, apa saja yang mereka minati atau sukai.. Seringkali mereka menyukai banyak hal. Mungkin, kita menjadi bingung, karena mereka ingin ini ingin itu, tertarik ikut les ini dan les itu. Syukuri hal itu, terlebih dahulu. Jangan kita batasi. Berikan peluang kepada mereka, jika mereka bermaksud mengikuti les tertentu. Namun jangan terlalu banyak me-leskan mereka. Karena mereka jadi tidak fokus. Sesuatu yang tidak fokus, tentu hasilnya kurang baik dan tidak optimal.
Lalu, bagaimana kita bisa mengetahui bahwa yang mereka sukai merupakan minat mereka dan buka hanya sekedar ikut-ikutan teman ? Minat yang tinggi akan bertahan lama. Jika anak kita menyukai sesuatu dan dalam jangka waktu yang lama, maka kita bisa menilai anak kita memiliki minat di bidang tersebut. Dari minat akan berkembang menjadi bakat. Misalnya, anak kita sangat menyukai permainan catur, dan minatnya bertahan lama. Lalu setelah kita les-kan, ternyata ada peningkatan. Maka berarti ia berbakat menjadi pemain catur yang hebat. Jadi, jika minat anak kita setelah dikembangkan ada peningkatan, maka ia berbakat di bidang yang ia minati.
Setelah kita mengetahui minat dan bakat anak kita, maka selanjutnya kita memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan bakat mereka. Bagaimana caranya ?
Hendaknya kita mengerti tentang perkembangan anak, dari segi kecerdasan, emosi, sosial, fisik, spiritual.
Dengan demikian kita bisa memahami kondisi perkembangan anak kita dan kita mengetahui bagaiamana sebaiknya pengasuhan kita di setiap tahap usia anak.
Memahami cara otak bekerja.
Prinsip kerja otak : "Bila hati senang"otak akan menyerap lebih banyak
Jadi, jangan sekali-kali memaksa anak untuk ikut les tertentu, padahal anak kita tidak menyukainya. Karena, akan sia-sia jadinya.. Anak akan terpenjara jiwanya. Dan otaknya tidak menyerap informasi yang masuk dengan optimal.
Mengenali minat anak.
Mengetahui modalitas belajar.
Kenali gaya belajar anak kita, apa kah lebih banyak visual, auditorial atau kinestetik
Mengetahui apa itu "bermain"
Kita juga bisa melihat apakah anak suka dengan apa yang mereka mainkan, pada saat mereka bermain. Dari sini, kita juga bisa melihat minat dan bakat mereka.
Setelah kita mengetahui minat dan bakat anak kita, teruslah kembangkan dengan memberinya fasilitas dan kesempatan yang mendukungnya untuk meningkatkan bakatnya tersebut. Dan jadikan ia champion di bidang tersebut.
Pesan
Setiap anak adalah bintang. Allah telah menganugerahi mereka dengan berbagai potensi yang spesial. Potensi atau bakat ini baru akan muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Tugas kita-lah yang harus membantu mereka dalam menemukan setiap bakat istimewa yang terpendam dalam dirinya.
Akui keberadaan dan keunikan mereka
Beri kesempatan kepada mereka untuk meng-eksplorasi bakat dan minatnya
Dukung mereka untuk terus mengasah keistimewaannya
Jadikan mereka champion di bidangnya
Maka kelak bintang dalam jiwa mereka akan bersinar terang dan merdeka.
Selamat menikmati indahnya sinar bintang anak-anak kita
Selamat hari anak nasional, anak-anakku....
-Elly Risman-