photo dirumah-nurina-merah-468.gif

Tuesday, June 02, 2009

Susahnya punya anak Perempuan

Jum'at lalu saya menonton film Virgin 2. Alur film nya sendiri lambat sekali, tapi sinematography nya keren abisss.. kisah nya sendiri konon kabarnya "Based On True Story"

Sepanjang film itu, tak henti-hentinya saya istighfar dan memohon kepada Allah SWT, sang pemilik kehidupan, untuk menjaga dan melindungi anak-anak perempuan saya dari orang-orang yang berniat jahat. (Bagus juga nih film, bikin saya istighfar terus :D)

Tadi malam, tetangga saya yang anaknya sekolah bareng Nasta kirim pesan. Anaknya bercerita bahwa tadi payudara nya di pegang oleh teman-teman lelaki nya. Dan Nasta juga. Hah?????? Pelan-pelan saya dan suami bertanya kepada Nasta, apa yang terjadi. Nasta awalnya "hanya" bercerita, "tas ku di rebut A, sepatu ku dimasukkin ke dalam tas, liat deh Bu, kaki ku sampai sakit." Perlahan saya bertanya, apakah A benar pegang / nyubit tetek nya dia? Awalnya Nasta pun bercerita tanpa rasa sedih atau kesal, mungkin menurut dia hal seperti itu tidak terlalu bermasalah (tapi bermasalah sekali bagi saya!!!) "Iya, tetek ku di pegang, di cubit.. sakit Bu" "Di cubit bagaimana? Tetek nya atau perut nya?" "Tetek nya bu, begini nih .." (dia memperagakan sambil mencubit tetek saya)
"Tapi kan bukan salah ku Bu..." sudah mulai menangis ...
"Oh ga apa2 sayang, Ibu dan Ayah ga bilang kakak salah. Ibu mau kakak cerita ke Ibu. Ibu pernah bilang ke Nasta kan, tidak ada yang boleh pegang badan kakak apalagi tetek dan meki kakak, kecuali IBU!!!"
Nasta mulai terisak, mungkin dia jadi mengingat kejadian itu.
"Apa yang kakak rasakan? Kakak sedih ga? Kakak marah ga?," saya melanjutkan.
"Aku udah bilang berenti, tapi mereka terus-terusan ngeroyok aku dan N bu."
"Kakak bilang ga ke Oom Bagus (supir bisnya)?"
"Iya, aku bilang.. "

Astaghfirullah...

"Kak, ibu jadi sedih nih. Ibu mau kalo ada hal yang bikin kakak sedih, marah, sebel atau bahagia, kakak cerita ke Ibu ya."

Lalu saya menceritakan ke tetangga saya itu. Apa perlu saya adukan ke Ibu masing-masing anak itu?? Tetangga saya bilang, nanti saja, saya sudah lapor ke guru nya.

Tapi saya tidak bisa menunggu sampai besok, saya langsung sms ke orang tua anak laki-laki yang sudah mencubit tetek nya Nasta.

Astaghfirullah ...

Hal yang saya khawatirkan telah terjadi, hiks.. sedih sekali rasanya. Berat memang punya anak perempuan ...

Sepertinya saya harus mengajarkan Nasta dan Nara teknik Tae Kwon Do yang sederhana. Untuk menendang dan memukul teman-teman yang nakal itu.....

2 comments:

Samalona said...

Saya belum punya anak, tapi peduli pada pendidikan. Saya bisa merasakan kekuatiran Anda.
Menurut saya Anda telah menanamkan dasar-dasar pendidikan seks yang benar. Mungkin sekarang yang diperlukan anak Anda adalah self-esteemnya jangan sampai jatuh; bahwa dia tahu dia merasa aman bersama orang-tuanya, bahwa dia bersih dari rasa bersalah. Sekedar pendapat saya. Anda yang orangtuanya tentu lebih tahu dari saya. Hanya untuk dipikirkan, bahwa kalau orangtuanya berpikir betapa susahnya punya anak perempuan, apakah tidak ada kemungkinan anak perempuannya juga berpikir, "Kenapa saya harus lahir sebagai perempuan?"
Doa saya semoga urusan ini dapat dituntaskan. Juga semoga anak laki-laki itu jadi belajar menghargai wanita dan sesama manusia. Learning it the hard way.

Meli Wardani said...

Terima kasih atas pendapat anda.
Saya sama sekali tidak merasa menyesal punya anak-anak perempuan.

Hanya memang disadari atau tidak, mendidik anak-anak perempuan pastinya perlu penjagaan extra. apapun bentuknya.