photo dirumah-nurina-merah-468.gif

Monday, December 15, 2014

Keajaiban Waktu

Training hari pertama tanggal 19 November, akan dimulai jam 08.00 saya ga mau telat. Suami menyarankan untuk ikut tetangga sebelah sampai Sudirman. Tapi lewat dari jam 5.30 belum ada tanda-tanda mereka akan berangkat. Saya memutuskan panggil ojeg dan naik bus. Nanti bus pertama yang ada di depan itu yang saya naiki. Begitu pikiran saya. 

Karena saya mau sampai di AMN Home jam 7.30 
Ga mungkin karena jalanan di Jakarta susah diperkirakan. Saya memilih minta pertolongan Allah, Maha Pemilik Waktu. Ya Allah, saya perlu sampai di AMN Home sebelum jam 8 yah, saya mau sekitar jam 7.30 sudah sampai. Jadi saya punya waktu untuk sarapan. 

Saya meminta, saya percaya dan saya menerima dan merasa bahwa saya sudah sampai disana jam 7.30 seperti yang saya minta.
Saya bayangkan sampai di depan Legenda Wisata akan ada APTB 10. Dan Alhamdulillah, apa yang saya bayangkan, terjadi! 

Tepat saya turun ojeg, bus APTB berhenti. Dengan penuh keyakinan saya naik. Bismillah, saya bisa sampai di Buncit jam 7.30 :) 
Jalanan padat itu biasa, tetap Allah deh yang mengatur waktu. Turun di halte Tegal Parang. Masih ada waktu untuk nunggu metro mini 75, tapi saya memilih naik ojeg. Alhamdulillah, lancaaar dan saya bisa sampe di AMN Home lewat sedikit dari jam 7.30 
Allah memang baik bangeet. Terima kasih 

Dan ternyata, ada teman saya Nurina yang tinggal di Cibubur Country ikutan kelas MBP. Duuh.. kalau tau begitu janjian tadi ya :) Hehehe... 
Ya memang jalan nya saya harus naik kendaraan umum. 

Keajaiban lagi, salah satu teman di MBP ini ada yang tinggal di Picasso. Horee.. saya pulang bareng mba Arni :) 

Hari kedua, suami berangkat lebih dulu. Dan mau tak mau saya kebagian anter anak sekolah. Beruntung mereka mau berangkat lebih pagi. Ga keburu janjian sama Nurina, karena dia berangkat jam 6 kurang. Sedangkan mba Arni belum tau berangkat jam berapa. Awalnya saya kira Uni Anis hanya akan nemenin antar ke sekolah anak-anak, ternyata uni Anis mau bawa mobil ke kantor. Waah.. ya sekalian aja saya minta dianterin dulu ke Buncit. Ga apa-apa deh saya yang nyetir. Membayangkan perjalanan lancar, dan lagi-lagi meminta sebelum jam 8 sudah sampai. 

Alhamdulillah, perjalanan lancar (menurut saya) dan bisa sampai di AMN Home sebelum jam 8. Terima kasih ya Allah 

Cerita diatas tentang perjalanan menuju MBP training yang penuh keajaiban. Tidak perlu dipertanyakan. Karena Allah memberi sesuai permintaan hambaNya. 

Allah Akbar :) I love you 

 

Become a Better Me

Mengenal AMN Home dari sahabat² Oriflame saya. Tidak ingat bagaimana persisnya mereka menceritakan tentang keindahan hidup yang mereka jalani setelah mengikuti 5 tools MBP. Saya pernah ikutan kelas Hypnotherapy. Dan kalau diingat², apa ya tujuan saya pada waktu itu? Selain untuk menghilangkan sifat jutek yang sepertinya sudah mendarah daging, pada saat itu. 

Lebih dari 9 tahun yang lalu, dengan tujuan seperti yang saya ungkapkan diatas. Saat itu saya belum paham tentang Law of Attraction, saya tidak tahu bagaimana cara membayangkan impian, tujuan saya ya hanya menghilangkan kejutekan saya itu. Tapi maaf, mengikuti sesi beberapa kali, saya tidak ingat dan tidak tahu apa yang saya rasakan. Ntah lah, bisa jadi karena selama session saya terlalu banyak berpikir, dan tidak percaya. Bisa jadi karena saya merasa sulit berubah, atau takut berubah? Ntah lah. 
Saat itu saya merasa, meditasi bukan gaya saya. Walaupun ternyata saya menyukainya, hanya saja belum mahir. Saya dulu khawatir, jika saya rajin bermeditasi, indra keenam akan muncul. :) Pikiran yang konyol. 
Padahal dengan rajin bermeditasi, atau dalam Islam ber tafakur, kita akan mudah mendengar kata hati. Mengasah intuisi. 

Kembali ke cerita AMN Home. Akhirnya saya mencoba mengikuti kelas gratis terlebih dulu, yakni LSC. Dan selanjutnya dijelaskan tentang manfaat MBP. Tertarik? Pastinya. Tapi pada saat itu (bulan Oktober) dengan biaya 1.8 juta, saya merasa berat. Saya bilang ke mba Indah dari AMN Home, bahwa saya sangat tertarik. Tapi belum bisa ikutan karena belum ada dana sebesar itu. Menjelang akhir Oktober, ditawari lagi. Tetap dengan jawaban yang sama, saya akan ikut kalau ada uang. 

Mba Indah dan sahabat² alumni mengingatkan saya untuk terus mengawal niat saya. Menepiskan keraguan dalam hati, positive thinking. Karena Allah akan memberikan yang hamba minta, dengan penuh keyakinan. Tidak boleh meragukan atau meng-cancell permintaan. Misalnya gini, "Saya akan ikut, kalau saya ...." 
Dengan memakai tambahan "kalau saya" itu yang biasa disebut meng-cancell. Tugas kita hanya meminta ke Allah, percaya, dan Allah yang akan memberikan jalan keluar. 

Tapi memang kenyataannya, saya akan ikut KALAU SAYA dapat arisan. Tapi baiklah.. saya tidak akan membicarakannya. Apalagi saya juga jadi belajar, terlalu berharap malah menjauhkan dari apa yang kita harapkan. Baca disini deh tulisan saya. 

Masalah saya sebenarnya bukan hanya urusan duit, tapi juga belum ngobrol dengan suami. Biasanya memang kalau ikutan training, saya tidak menjelaskan secara detail. Karena suami saya tau saya sering ikutan training. Tapi kalau training berbayar hingga jutaan begini, masa saya ga ngomong? Kalau kata mba Indah, "Meli harus tenang dulu, dan ceritakan manfaat MBP seperti yang sudah Meli ketahui. Untuk menjadi manusia yang lebih baik."

Keajaiban-keajaiban muncul seiring dengan semakin kuatnya saya mengawal perasaan untuk bisa mengikuti MBP ini. Keajaiban pertama tentu ijin dari suami. Lalu bbm mba Indah yang bilang, ada sponsor yang akan membiayai 50% dari biaya training, jadi saya hanya membayar 900ribu. Subhanallah, Alhamdulillah, Allah Akbar. Luar biasa sekali. Dan spontan saya meniatkan diri, untuk menjadi sponsor di AMN home kelak. Niat baik akan dikabulkan Allah, Aaamiin :) 

Sebenarnya saat itu saya punya uang 1 juta di rekening, tapi itu untuk keperluan lain yang sudah dialokasikan. Dan saya belum bisa transfer 900ribu di hari itu. Saya menjanjikan 2 hari lagi baru transfer ke mba Indah. Keajaiban berikutnya, saya dapat arisan sebesar 3 juta! Alhamdulillah..... Ah.. emang indah hidup saya. Terima kasih ya Allah. 
Ga perlu dua hari saya transfer terlebih dulu 900ribu ke rekening mba Auk Murat. 

Tenang urusan biaya, tenang urusan ijin suami.. masih ada hal yang belum bisa tenang. Siapa yang jaga anak-anak selama saya training? Sebelumnya sempat minta tolong Ibu tercinta, tapi pada saat itu Ibu lagi sakit. Dan saya ga tega minta Ibu nginep dan nemenin cucu-cucu di rumah. Lupakan minta tolong ibu deh, itu pikiran saya. Saya minta tolong ipar supaya mau menampung anak-anak selama saya training. Tapi beberapa hari kemudian, ipar saya bilang "ga bisa". Baiklah. Pilihan terakhir saya minta tolong Bibik. Beliau menyanggupi untuk "menemani" Nasta Nara dirumah sampai saya atau ayah nya pulang. Segala rencana sudah saya siapkan termasuk mengatur bis jemputan. 

Dan Alhamdulillah, keajaiban kembali datang 2 hari sebelum saya training. Ibu tercinta menelpon dan bertanya, "Kamu jadi training mba? ibu kesana besok yah." 
Ya Allah.................. saat itu saya lagi agak kurang sehat.. perut lagi agak kenceng gitu deh. Dan langsung hilang sakit nya :) 

Saya bilang ke Ibu, nanti saya jemput abis anter anak² sekolah. Dan ternyata Ibu malah di antar Bapak. Allah Akbar. Terima kasih ya Allah :) 

Dan dengan ada Ibu di rumah, saya berangkat pagi pulang malam tidak terlalu khawatir. Terimakasih Ibu. Terima kasih abang. Terima kasih Nasta Nara. 

Banyak keajaiban dalam proses become a better me 


 

Tuesday, December 02, 2014

Tujuh Orang Dua Handuk

Mau cerita pengalaman masa kecil saya, tentang handuk.
Bapak saya seorang pegawai negeri, ntah golongan berapa. Yang saya tahu, Bapak saya seorang pegawai yang rajin dan sederhana. Tidak punya uang berlebih. Oleh karena itu Ibu selalu berusaha mencari uang tambahan.

Saya anak keempat dari 5 bersaudara. Dan dulu, kami bertujuh hanya punya 2 handuk. Iyaaa... serius. Jadi kalau mandi, siapa yang paling pagi mandi, yang beruntung dapat handuk kering. Kalau mandi terakhir? Ya resiko ditanggung sendiri deh. Handuk sudah berubah warna dan menipis, baru ganti yang baru. Bahkan harus nunggu robek sana sini dulu. Seiring jalannya waktu, punya handuk sendiri itu suatu kemewahan. Alhamdulillah

Jadi ga pake handuk yang sudah basah, sampe bingung gimana mau ngeringin badan? :(
Masa kecil, masa hidup prihatin.

Mungkin karena pengalaman masa kecil itulah, sejak punya duit sendiri, saya jadi suka beli handuk :) Biar bisa ganti-ganti setiap saat saya mau ganti.

Dan Alhamdulillah sekarang ini memiliki anak dua, kedua anak saya tidak mengalami masa kecil seperti saya... bergantian pake handuk.