Hari ini saya menangis terus ......................
Tangisan pertama saat bezoek adik Ibu yang biasa saya panggil Mama di RSPP. Mama sudah lama sakit, hampir 10 tahun terakhir. Kondisinya terus menurun. Mulai dari Parkinson yang semakin parah, Mama sering kehilangan keseimbangan. Sering jatuh jika tidak ditopang / dipegangin.
Awal minggu Ibu sudah memberitahu Mama sakit, dan memang saya niatkan untuk melihat Mama dirumahnya Minggu besok, setelah shalat Idul Adha. Tapi semalam saya dapat pesan di Blackberry dari adik Ibu yang ketiga, yang biasa saya panggil Te I. Isinya singkat, "Mama di opname"
Karena baca dalam kondisi setengah sadar, belum saya balas. Pagi dini hari baru saya balas, dan ternyata Mama sudah masuk RSPP sejak pukul 4 sore. "Kok tumben Ibu ga nelpon?" Dan ternyata te I pun belum kasih tau Ibu, dan baru mau dikasih tau pagi ini. Iya juga sih, kalau dikasih tau malam hari, kebayang deh... Ibu pasti ga akan bisa tidur. :(
Masuk ke kamar 760, dan melihat kondisi Mama yang sudah sangat kurus membuat saya tak sanggup menahan tangis. Tersengguk-sengguk saya memeluk Mama, tanpa bicara apapun. Terakhir saya ketemu Mama 1 atau 2 bulan lalu, pandangan Mama sudah lebih sering kosong. Sedih. Karena harapan saya ada yang selalu mendampingi Mama dan membacakan ayat-ayat suci. Tapi setahu saya, suster yang jaga Mama beda keyakinan. Jadi tentu tidak bisa membantu.
Sekitar 1 jam saya disana, saya bantu dengan membaca Al Faatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas berkali-kali. Juga mendengarkan surat Yaasin yang dikumandangkan dari Blackberry.
Ya Allah, ampuni dosa-dosa Mama - Bachrida binti Bachtaruddin. Angkat penyakit yang dideritanya, berikan kesabaran dalam menghadapi cobaan ini. Berikan yang terbaik dari Mu. Hanya kepada Engkau saya memohon, maka kabulkanlah. Aamiin allahu aamiin.
Sore hari saya pun menangis..... lagi..............
Kali ini dikarenakan saya menghadiri konser musik yang diadakan oleh London School Center of Autism Awareness dengan tajuk "Music for Ervitha"
Ervitha adalah seorang anak berkebutuhan khusus berusia sekitar 20 tahun yang tahun 2013 kena kanker payudara. Dan beberapa bulan lalu terpaksa harus melakukan operasi pengangkatan payudara.
Tujuan konser musik ini adalh untuk menggalang dana, membantu pengobatan Ervitha. Yang bikin saya menangis, pengisi acara hampir semua anak-anak berkebutuhan khusus. Yang terlihat secara fisik maupun yang tidak.
Dan mereka membuat saya semakin kagum atas penciptaan Allah subhanahu wa ta'ala. Serta bersyukur diberi nikmat memiliki dua putri cantik, sehat dan cerdas. Alhamdulillah. Nah itu yang bikin saya jadi nangis, karena anak-anak saya begitu sempurna dibandingkan mereka yang tampil dipanggung. Sempurna dari segi fisik, perilaku (sesuai usia) dan mental. Tapi karena pendeknya sumbu emosi saya maupun ayahnya, seringkali perilaku mereka yang tidak sesuai dengan kehendak kami membuat kami mudah memarahi. Astaghfirullah.
Padahal kalau saya membayangkan para Ibu dan Ayah yang anak-anaknya memiliki kebutuhan khusus, Subhanallah.... Allah memang memberi masalah, rejeki, cobaan, nikmat kepada setiap orang sesuai kemampuannya. Smoga orang tua mereka diberi rejeki yang berlimpah, kesehatan, dan kesabaran dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus ini. Aamiin allahuma aamiin.
Tangisan terakhir dimalam hari....
Saat mendengar kumandang takbir dari YouTube.
Allah Akbar Allah Akbar Allah Akbar
La illaa ha illallah hu Allah Akbar
Selamat Idul Adha 1435H
Smoga 5 tahun dari sekarang, saya dan suami bisa merayakan Idul Adha di tanah suci. Aamiin allahuma aamiin