Nasta mau belajar gitar, itu sudah dia cetuskan beberapa bulan silam.
Ibu dan ayah sengaja menunggu, sampai sejauh mana keinginan Nasta itu terus dikumandangkan. Dan ternyata Nasta cukup serius dengan keinginannya. Sambil mencari-cari waktu yang pas untuk kegiatan les nya, mengingat dia sudah ambil les gambar di Sabtu pagi. Dan kalo banyak kegiatan di Sabtu, kapan kami jalan-jalan dong??? hehehhe...
Ditambah, lokasi les musik di luar komplek jadi pemikiran kami juga. Kalo ayah ibu lagi ga bisa anter, siapa yang akan anterin dong kalo kejauhan?
Alhamdullillah, belum lama ini ada sekolah musik di Little China (Ruko di Legenda Wisata). Beranggapan, yang penting keinginan Nasta tersalurkan, kalo memang dia serius dan perlu bimbingan lebih lanjut, baru kami cari sekolah musik ternama. (Dengan catatan kalo sekolah musik ini kami rasa kurang lho)
Sebelum libur lebaran, kami sama-sama ke sekolah musik Willy Sumantri itu. Daftarin Nasta les gitar. Insyaa allah baru mulai les nya Oktober.
Dan seriusnya Nasta dengan keinginannya ini, dia sudah bilang, "nanti kan lebaran aku dapat uang banyak ya Bu? Uang nya buat beli gitar aja" Wuih..... semoga keinginan seriusnya itu berdampak positif dengan latihannya kelak. Amiiin.
Kemaren kami menyempatkan diri jalan-jalan ke PIM untuk membeli sebuah gitar kecil untuk Nasta. Dan Nasta dengan bangga berjalan menuju kasir, membuka tas kecil hasil kumpulan uang lebarannya. Dari dompet Nasta keluarlah uang Rp. 250.000,- dan Ibu membayar kekurangannya Rp. 200.000
Smoga Nasta konsisten dengan keinginan dan usaha yang telah dia lakukan. Ibu dan Ayah tidak ada keinginan menjadikan Nasta seorang musisi. Cukup dia menguasai alat musik, dan menyukainya. Amiiin.
A mother of two beloved daughters, Nasta and Nara. A lovely wife for my lovely hubby.
Sunday, September 27, 2009
Saturday, September 12, 2009
Berita Dari Kawan
Di perjalanan dari Bekasi menuju Cibubur, saya dikagetkan oleh sms Maya, teman kuliah saya.
"Tmn2 yg baik, gw lg dirmh nuni bks.. Tmn2 gw ga tega deh ngeliat nuni sdh parah sakitnya. Sdh ga bs apa2, hny ditmpt tdr. Tmn2 klu bis kmplin dana bt nuni yu .. klu mau transfer ke rek gw aja. OK gw mohon bgt ..."
Antara kaget, sedih, dan bingung.
Nuni teman saya itu seorang yang periang dan menyenangkan pada jaman kuliah dulu. Bisa dibilang, nasibnya kurang beruntung dibanding kami teman-temannya.
Disaat lulus kuliah, sebagian besar sudah langsung bekerja. Seingat saya, cukup lama dia mendapatkan pekerjaan. Sampai akhirnya saya dengar dia bekerja di Hotel Horison - Ancol dulu.
Saat kami kawannya satu persatu menikah, dia belum. Terdengar dia kena PHK karena hotel tempatnya bekerja ganti management. Dan sejak itu dia tidak bekerja lagi.
Dengar kabar lagi, ibu nya meninggal. Beberapa tahun kemudian ayah nya meninggal. Dan sedihnya, tak satupun dari musibah yang dia hadapi mendapat perhatian serius dari saya. Ahh... kawan macam apa saya ini???
Dan sekarang dia terbaring sakit, tak berdaya, hanya ditemani seorang kakak nya yang belum menikah juga. Sempat terbetik pikiran, "ah.. gw ga sempet ke rumah nya besok. Jauh pula. Gw transfer aja deh."
Tapi tak lama kemudian, teman saya Maya menelpon saya sambil menangis, "gw ga tega Mel.. ga tega .... dia sendirian ngadepin semua ini. Dia kena tumor ovarium, udah di angkat. Tapi ga ngerti deh, ada jamur di bekas operasinya. Dan itu bikin dia sakit. Tadi Nuni sms gw, tapi gw ga ngerti, karena nomor dia ga ada di HP gw. Gw telpon, dia ngomong nya dah sesek mel. Sekarang aja pake oksigen. Kurusssss banget Mel."
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun
Ya Allah ya Rabb.. berikan kesabaran pada Nuni. Berikan yang terbaik pada Nuni.
Saya juga ngobrol ma teman saya yang lain, Sari. Dan dia berencana untuk menjenguk Nuni besok pagi. "Mumpung masih ada waktu Mel."
Astaghfirullah..
Iya Ri, Insyaa Allah masih ada waktu.
"Tmn2 yg baik, gw lg dirmh nuni bks.. Tmn2 gw ga tega deh ngeliat nuni sdh parah sakitnya. Sdh ga bs apa2, hny ditmpt tdr. Tmn2 klu bis kmplin dana bt nuni yu .. klu mau transfer ke rek gw aja. OK gw mohon bgt ..."
Antara kaget, sedih, dan bingung.
Nuni teman saya itu seorang yang periang dan menyenangkan pada jaman kuliah dulu. Bisa dibilang, nasibnya kurang beruntung dibanding kami teman-temannya.
Disaat lulus kuliah, sebagian besar sudah langsung bekerja. Seingat saya, cukup lama dia mendapatkan pekerjaan. Sampai akhirnya saya dengar dia bekerja di Hotel Horison - Ancol dulu.
Saat kami kawannya satu persatu menikah, dia belum. Terdengar dia kena PHK karena hotel tempatnya bekerja ganti management. Dan sejak itu dia tidak bekerja lagi.
Dengar kabar lagi, ibu nya meninggal. Beberapa tahun kemudian ayah nya meninggal. Dan sedihnya, tak satupun dari musibah yang dia hadapi mendapat perhatian serius dari saya. Ahh... kawan macam apa saya ini???
Dan sekarang dia terbaring sakit, tak berdaya, hanya ditemani seorang kakak nya yang belum menikah juga. Sempat terbetik pikiran, "ah.. gw ga sempet ke rumah nya besok. Jauh pula. Gw transfer aja deh."
Tapi tak lama kemudian, teman saya Maya menelpon saya sambil menangis, "gw ga tega Mel.. ga tega .... dia sendirian ngadepin semua ini. Dia kena tumor ovarium, udah di angkat. Tapi ga ngerti deh, ada jamur di bekas operasinya. Dan itu bikin dia sakit. Tadi Nuni sms gw, tapi gw ga ngerti, karena nomor dia ga ada di HP gw. Gw telpon, dia ngomong nya dah sesek mel. Sekarang aja pake oksigen. Kurusssss banget Mel."
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun
Ya Allah ya Rabb.. berikan kesabaran pada Nuni. Berikan yang terbaik pada Nuni.
Saya juga ngobrol ma teman saya yang lain, Sari. Dan dia berencana untuk menjenguk Nuni besok pagi. "Mumpung masih ada waktu Mel."
Astaghfirullah..
Iya Ri, Insyaa Allah masih ada waktu.
Subscribe to:
Posts (Atom)