photo dirumah-nurina-merah-468.gif

Thursday, November 23, 2006

No subject

Suatu hari saya blogwalking ke rumah mba' Lita. Subhanallah, smoga saya bisa mendidik anak-anak saya menyerupai mba' Lita ini. Anak-anak nya lelaki semua, tiga orang. Dan Subhanallah, kalo dari cerita yang mba' Lita tuturkan, anak-anak blio, santun dan cerdas smua. Di tambah, rajin beribadah. Memang ga salah penilaian orang-orang, anak bajingan - lihat lah orang tua nya. Anak santun - lihat lah orang tua nya.
Mungkin selain karena takut ma' Tuhan (ciee...), alasan saya waktu remaja tidak berbuat "tercela" adalah wejangan ibu saya. Blio wanti-wanti bilang, "Jangan pernah bikin malu ibu dan bapak." Hehehe.. jadi apapun tindakan dan perilaku saya, baik yang akan maupun sudah dilakukan, saya harus berpikir - apakah akan bikin malu orang tua? Alhamdulillah, sampai saya menikah, saya merasa tidak pernah bikin malu orang tua. Kalo bikin susah? Wallahualam. Pasti pernah lah... hehehehe... pulang malem, dugem, pergi diving, dan lain lain. Yah... namanya juga anak.

Masalah rumah tangga orang lain, sedikit banyak pastinya membuat kita belajar juga kan? Terlalu sayang dan sibuk meladeni anak-anak, tanpa menghiraukan suami, that's a big MISTAKE. Suami selingkuh, sebaiknya para istri introspeksi diri juga. Apa yang salah dengan diri kita. Kalo kita merasa sudah bertingkah laku dan melakukan tugas -keistrian- kita dengan baik, tapi suami masih selingkuh... SUAMI NYA EMANG KEGATELAN. Istri cantik, baik hati, penuh perhatian tapi suami masih selingkuh? Itu naluri lelaki. Gila! Enak banget jadi lelaki yah?

Atau cerita lain, seorang ibu yang sampai usia tua nya, masih harus "bertanggung jawab" terhadap anak-anaknya. Sampai (kesannya) rela dimanfaatkan oleh anak-anaknya. Itu salah siapa yah? Kebiasaan meladeni anak-anak sampai akhirnya mreka dewasa pun kebiasaan diladeni? Ah... saya ga mau seperti itu.

Gambaran ideal kehidupan saya di masa tua adalah, setelah berhasil mendidik anak-anak supaya mereka mandiri. Saya akan menikmati masa tua saya bersama suami. Berdua saja. Liburan ke tempat-tempat yang belum atau sudah -dan meninggalkan kenangan- pernah kami kunjungi. Tidak tergantung kepada anak, pun sebaliknya. Tapi jangan salah, hubungan kami tetap terjalin dengan mesra. Anak-anak menikah dan punya kehidupan sendiri. Saya akan datang jika mreka membutuhkan. Atau hanya sekedar menengok cucu. Tanpa mencampuri pola hidup yang akan mreka jalani. Mungkin mreka akan meng-adapt apa yang telah kami ajarkan, smoga mreka lebih baik dari kami kelak. Amien.

(kok saya jadi bingung sendiri, sebenarnya apa sih yang mau saya ceritakan?)

Friday, November 17, 2006

Personal Test

Permainan ini harus dijawab spontan

Bayangkan kamu sedang berada di suatu taman bermain. Disana kamu sedang mengantri permainan jet coaster. (1) Berapa lama waktu yang kamu perlukan untuk giliran mu bermain jet coaster tersebut? Kamu sudah duduk di kursi jet coaster, berjalan pelan menuju puncak nya. Sampai di puncak, (2) Apa expresi / reaksi kamu? Lalu bayangkan jika jet coaster tersebut melewati genangan air (seperti Niagara), kamu kecipratan air nya, (3) Ungkapan atau reaksi apa yang kamu lakukan? Setelah itu kamu naik carosel, kuda yang kamu tunggangi tidak berjalan seperti kuda-kuda yang lain. Kuda kamu tidak mau naik turun, (4) Apa yang kamu lakukan?

Jawaban Meli:
1. 30 menit
2. tertawa ngakak
3. MONYET!!!!
4. ganti kuda

Hehehe... pengen tau makna dibalik jawaban saya ini? Hahahaha... jadi malu (blushing icon).

Pertanyaan pertama, itu waktu yang saya perlukan untuk foreplay :D (lama yah bow!)
Pertanyaan kedua, saat orgasme reaksi saya adalah tertawa ngakak, hahahahahah...
Pertanyaan ketiga, saat pasangan "keluar" duluan, saya teriak "MONYET" hehehe....
Pertanyaan keempat, saat pasangan mengalami disfungsi, huahahahahaha... ga tega sih... tau kan apa tindakan saya.... hehehehe.....

Ayo, coba test, jawaban di tulis di comment saya yah.

Sumber: Buku Kokology.

Wednesday, November 15, 2006

Karaoke

Dah lama banget sy ga pergi karaoke. Kapan yah terakhir karaoke?? oooo.... ulang tahun saya tahun lalu, itu pun hanya saya hadiri pas di ujung acara. Karena saya harus mengantarkan orang tua ke Bekasi setelah dinner di Citos, parahnya jalanan menuju Bekasi saat itu, PARAH BANGET. Masih segar dalam ingatan rasanya, dari Citos jam 9 malam, sampai Bekasi jam 11.15 Pfuih...

Nah, Jum'at kemaren dalam rangka farewell 2 orang teman yang resign, dan 2 orang teman yang berulang tahun, kami hampir satu kantor (banyak deh pokoknya), pergi karaoke di Inul Vista Pasar Festifal. Saat itu saya berpikir, pengen sedikit "bersenang-senang". Jangan kira saya bisa nyanyi, suara saya sangat jauh dari bagus (cukup sadar kan :D)
Tapi mengikuti orang nyanyi, ikut berjoget heboh dan aktif memainkan keyboard untuk memilih lagu-lagu yang akan dinyanyikan, itu sudah cukup membuat saya HAVING FUN.

Melihat teman-teman pada happy, seperti melupakan sejenak kejenuhan kerjaan kantor. Melihat "asli" nya kelakuan teman-teman yang seolah-olah seperti anak kecil. Berteriak, melompat, bernyanyi.... ah.. senang nya...

Jadi kangen dengan teman-teman lama yang dulu sering karaoke bareng. Miss u very much.

note: foto menyusul, kalo udah dapet dari Garry.

Friday, November 03, 2006

PRT aka Maid aka Bedinde

Sudah bisa ditebak, sekarang ini, most of people in Jakarta are looking for MAID. Kebutuhan ini smakin mendesak, karena MOSTLY banyak pekerja wanita yang sudah harus masuk kantor lagi, berkutat dengan urusan kerjaan kantor.

Saya sendiri, terpaksa harus menitipkan anak-anak ke orang tua saya di Bekasi pada awal kerja Senin kemaren. Padahal Kakak Ata sudah harus masuk sekolah di hari yang sama. Tidak ada pilihan, karena mertua saya (note: saya tinggal di mertua) tidak bisa saya titipkan anak tanpa pengasuh. Alhamdulillah, pengasuh Nara datang hari Rabu kemaren. Tapi bukan berarti saya bisa bernafas lega. Karena mba' nya Nasta tidak kembali. :(

PRT aka Maid aka Bedinde atau kalo di Singapore namanya PLRT (Penata Laksana Rumah Tangga), thanks Han, saya jadi tau istilah ini. Masalah klasik dalam kehidupan manusia saat ini. Orang-orang yang terbiasa punya PRT, pasti akan kerepotan setengah mampus saat mba-mba ini pulang kampung. Tapi orang-orang yang terbiasa bekerja sendiri, akan menyikapinya dengan santai. Saya pribadi, bukan lah pembantu mania. Dari dulu orang tua saya terbiasa tidak punya pembantu. Walaupun bukan berarti saya jadi rajin skali atau jadi pintar masak. Hehehe, ga juga sih. Biasa aja kok. Percaya ga percaya, sampai saat ini, bapak saya masih aktif mencuci pakaian, membuang sampah ke tempat pembuangan, memasak jika perlu, menguras bak mandi, dan lain-lain. Ibu saya juga alhamdulillah, masih aktif memasak, meneriska baju (pasangan yang klop kan, bapak mencuci dan ibu meneriska :D), bebenah rumah, dan lain-lain. Jadi saya berusaha menyikapi bahwa PRT itu hanya MEMBANTU kerjaan rumah kita. Bukan MENGAMBIL ALIH kerjaan rumah. Tapi ntah lah, kenapa yang saya dapatkan, pembantu jadi (terpaksa dan dipaksa) AMBIL ALIH kerjaan rumah yah?? Ngomel-ngomel kalo masakan mreka tidak sesuai lidah, gerutu kalo cara menyapu dan mengepel mreka tidak sesuai dengan yang kita mau, bekerja lebih dari 12 jam tiap hari.

Pfuih...

Berharap punya PRT yang jujur, setia dan dapat diandalkan.. hari gini? Jujur itu emang NOMOR SATU. IT'S A MUST. Setia?? Wallahualam. Dapat diandalkan? Itu kayanya harus disesuaikan dengan ekspektasi kita sebagai majikan ke mereka deh. Eh, kalo saya, ada satu hal lagi deh.. PRT itu musti "bersih". Iya dong, mreka kan keluar masuk kamar kita, main ma' anak-anak, dll,dsb, kalo mreka ga bersih, apa kata dunia persilatan? (apa sih Mel??)

Untuk saya, saat ini yang terpenting adalah ada orang yang bisa menjaga/mengasuh anak-anak saya dengan baik. Anak-anak saya makan tepat waktu, mandi tepat waktu, menemani mreka bermain di kala saya atau suami di luar rumah.

Oooh.. pembantu... butuh ga butuh.... tapi sekarang lagi butuh... :D

Jadi, kalo ada yang punya PRT extra, silahkan hubungi saya. Terima kasih.