photo dirumah-nurina-merah-468.gif

Saturday, December 31, 2005

Tahun Baru 2006

Tahun Baru 2006

Apa resolusi saya di tahun 2006? Please.. jangan tanyakan itu kepada saya.. karena saya suka bingung sendiri..
Tiap akhir tahun.. saya jarang sekali menargetkan apapun untuk tahun berikutnya.. saya hanya menginginkan kehidupan lebih baik di tahun mendatang. Sama juga dengan tahun ini. Tidak berambisi?? Ahh… apalah saya ini?? Kadang keinginan yang terlalu menguasai hati dan pikiran malah bikin kacau segalanya. Jadi mungkin lebih baik jika saya membiarkan hidup saya mengalir seperti air. Tapi tetap berharap yang terbaiklah yang diberikan Allah SWT untuk saya dan keluarga. Amin.

Mungkin di akhir tahun ini saya malah harus banyak bersyukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat, berkah dan nikmat yang telah Dia berikan. Dibalik setiap kendala yang saya dan suami hadapi, Insyaa Allah selalu ada hikmah dibalik semua nya. Dan dengan ijin Allah, kami bisa menghadapinya. Amin. Nasheeta menjadi anak yang menyenangkan dan sehat, itu karunia terbesar Allah SWT. Bapak dan Ibu sehat, Mama dan Papa sehat.. semua keluarga terdekat sehat.. itu karunia terbesar Allah SWT. Hamil besar tanpa masalah berarti, dan dengan harapan (benar-benar harapan dan dipanjatkan tiap hari secara khusus) anak kedua kami sehat jasmani dan rohani. Ammmiiiiinnnn….
Menjelang akhir tahun 2005, kami sudah berhak memiliki sebuah rumah kecil dan nyaman.. Alhamdulillah, dengan harapan, smoga rumah itu diberkahi Allah SWT, dan kami semua dapat berlindung atas ijin Nya. Amin.

Para ahli meramalkan tahun 2006 ini tahun penuh kesulitan. Sempat ada rasa pesimis di hati saya. Tapi saya yakin, Allah punya rencana lain di setiap kehidupan ummat Nya. Dan lagi-lagi saya berharap yang terbaik dari Allah untuk kami sekeluarga. Amin.

Jadi dengan hati pasrah Lillahi ta'ala, mengharap yang terbaik dari Nya, ijinkan saya berucap:
Selamat Tahun Baru 2006, smoga Allah selalu memberikan yang terbaik buat ummatNya. Amin.

meli, luthfi & nasta + calon adik

Wednesday, December 14, 2005

Menjadi manusia yg tumbuh dewasa adalah suatu proses alami. Tetapi menjadi manusia dewasa yang bijak adalah proses belajar.

Benar ga sih opini saya tersebut?

Semua orang kan pasti akan jadi dewasa toh? Tapi yg saya jumpai dalam keseharian hidup ini, tidak semua orang dewasa itu mampu menjadi manusia bijak. Entahlah mengapa. Lalu bagaimana menentukan seseorang itu manusia bijaksana atau tidak?

Maaf saya sendiri masih bingung untuk mencari contoh manusia bijak dalam kehidupan nyata. Tapi saya janji, jika saya sudah menemukannya, saya akan cerita.

Thursday, December 08, 2005

Begini Rasanya....

Begini Rasanya....

Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan bekerja kepada saya. Mengingat banyak sekali orang-orang di sekitar yang kehilangan pekerjaan.

Alhamdulillah, memang banyak hikmah yang bisa saya ambil dari hasil mutasi kerja ini. Selain jenis pekerjaannya yg lebih "ramai" juga kawan-kawan yang .... ampun deh.. cerewet semua... Banyak yg heran melihat saya bisa "betah" duduk di G2. Pertama, karena saya terbiasa dengan ruang kaca, sendirian pula, jauh dari bising.. Lalu saya duduk satu ruangan dengan para perempuan cantik (tapi cerewet) yang kalo sudah ngomong, BERISIIIIIIIIKKKK.. BANGET!

Lalu "ilmu pengetahuan" yang tidak akan saya dapatkan jika saya masih duduk manis di ruang kaca.

Seperti beberapa hari terakhir ini.. client akan tutup buku pertengahan bulan, mau tak mau saya membantu para perempuan di ruangan ini untuk yang berurusan dengan keuangan. Ah... ribet ternyata.. dan herannya, kok banyak orang yg betah dengan kerjaan accounting yah? :D

Apapun jenis pekerjaannya, jika bisa membuat saya tambah pengetahuan, ternyata menyenangkan sekali. Dan Alhamdulillah, saya bisa. (hehehe.. itu sih pendapat pribadi loh).

Ini sekedar curahan hati dikala sibuk dengan tugas lain... daripada terus-menerus melihat angka-angka, kolom-kolom di program Microsoft Excel, ijinkan saya sejenak "mengurus" blog tercinta ini.